"Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan Tuhan, Allahmu, kepadamu." (Keluaran 20:12)
Saya ingat beberapa tahun
yang lalu ketika saya ada di toko pakaian dan saya sangat jatuh cinta
dengan gaun biru laut. Waktu itu, saya mungkin berumur 8 tahun. Dan ingat
banget mama bilang nggak bisa beli gaun tersebut karena terlalu kecil. Saya
mulai menangis keras untuk negbuktiin kalau saya lagi marah karena gaunnya
nggak dibeliin. Biasanya saya adalah anak yang patuh, sehingga pas saya
menangis dan meminta dibeliin gaun, mama langsung membelinya supaya aku berhenti menangis.
Dan saya cuma memakai gaun itu beberapa kali saja.
Dan seperti prediksi ibu, satu atau dua bulan kemudian,
baju itu udah nggak muat sama saya. Pas saya ngelihat gaun tersebut gantung di
lemari, saya tahu persis kalau saya sudah melakukan kesalahan. Seharusnya saya
nggak membeli baju itu, dan saya harusnya mendengarkan apa kata ibu. Tapi entahlah, waktu itu saya sangat menginginkannya!
Sebenarnya sebagai anak gadis, waktu itu aku sangat sadar dalam hatiku bahwa aku melakukan kesalahan pas aku menantang otoritasku.
Saya nggak menghormati ibu waktu itu dan akhirnya saya menyesali tindakan saya yang memalukan.
Dan setelah beberapa puluh tahun kemudian, saya kini
sudah menjadi ibu dan memiliki anak perempuan berusia 8 tahun. Saya melihat
sendiri bahwa Lucky anakku sangat patuh, sama sepertiku dulu.
Memang, sebagai anak, kita perlu melakukan hal itu seumur
hidup kita. karena ini adalah firman Allah,seperti yang tertulis dalam Keluaran 20:12.
Dengan kata lain, ketika anak-anak mencemarkan orangtua mereka, maka mereka akan kehilangan berkat Allah yang dijanjikan.
Amsal 30:17 berkata "Mata yang mengolok-olok ayah
dan enggan mendengarkan ibu akan dipatuk gagah lembah dan dimakan anak rajawali."
Kedengarannya sangat serius bukan?
Mengapa kita harus menerima dan melakukan perintah Allah
yang kelima dengan serius, apakah karena kita memikirkan soal anak-anak kita atau keturunan kita, dan kita menjadi lanjut usia?
Dalam kesepuluh perintah Allah, empat perintah pertama
membahas hubungan vertikal kita dengan Allah. Perintah ke lima dan ke sepuluh adalah perintah yang berhubungan horizonal dengan orang lain atau manusia.
Bisa nggak kamu melihat gimana perintah Allah untuk menghormati orangtua ini benar-benar menjadi dasar bagi semua hubungan sosial?
Jika seorang anak nggak menghormati otoritas orangtua,
gimana mungkin dia akan menghormati otoritas masa depan seperti guru, pendeta, petugas polisi atau majikan atasan?
Menghormati orangtua adalah landasan moral, yang sangat penting sekali bagi kehidupan masa depan kita dan juga orangtua.
Karena ketika kita menghormati orangtua, itu berarti kita menghormati firman Allah dan firman itu adalah Allah Sendiri.
Sayangnya hari-hari ini, ada banyak anak yang tak menyadari itu dan berkomunikasi dengan cara yang tak terhormat.
"Mama bukan bos saya. Kamu selalu urusin urusan saya."
Sangat disayangkan. Ini bukan lagi rancangan Tuhan dalam keluarga. Ketika otoritas orangtua dirusak, maka rumah juga akan berantakan.
"Hai anak-anak, taatilah orangtuamu di dalam Tuhan,
karena haruslah demikian." (Efesus 6:1). Ini nggak hanya untuk generasi atau anak-anak kita, tapi ini untuk kita juga.
Menghormati orangtua kita adalah kunci untuk mendapatkan
kebaikan, kebijaksanaan, dan umur panjang dari Tuhan. So, ajarkanlah anak-anak
kamu untuk menghormati kamu sehingga mereka akan diberkati sekarang dan selamanya.
Dan kamu juga sebagai anak, tentulah harus melakukan hal
yang sama. Kamu siap?