Biasanya, seseorang akan memulai
mengeluarkan kata-kata umpatan atau kotor saat mendapati dirinya berada dalam
kondisi yang penuh amarah. Sekarang
ini, kita bisa melihat ada banyak orang mengumpat, bahkan tidak hanya
dalam kondisi marah, namun seolah-olah kata umpatan ini sudah menjadi bahasa keseharian.
Sebagai orang percaya kita
diharuskan untuk bertutur kata lemah lembut dan yang membangun, sehingga nama Tuhan dipermuliakan dalam
setiap kata yang kita keluarkan. Itulah sebabnya mengapa kebiasaan mengumpat atau berbicara kata kotor harus kita hilangkan.
Untuk menghilangkan kebiasaan ini, kita bisa mencoba 5 cara dibawah ini.
1. Tetapkan dalam hati kalau kebiasaan mengumpat itu buruk
Bolehkah orang percaya mengatakan
kata kotor? Sebagai anak terang, Efesus 5:4 menyatakan kalau kita tidak patut
untuk mengucapkan kata-kata kotor, yang kosong maupun sembrono, karena tidak pantas. Tuhan mau kita mengucap syukur dalam segala hal.
Mengumpat merupakan bentuk
ekspresi kita saat marah, menekankan akan suatu hal maupun digunakan sebagai
lelucon. Selain tidak mencerminkan diri sebagai anak terang, mengumpat justru menempatkan kita menjadi pribadi yang menyinggung maupun mengintimidasi orang lain.
2. Cari tahu alasan kita mengumpat
Mungkin kebiasaan mengumpat timbul karena kita
berada di sekitar teman-teman yang sering berkata demikian juga. Salah satu
ciri pribadi yang telah mengenal Kristus dengan baik adalah bertutur kata
dengan lemah lembut karena mereka mengasihi sesamanya. Jika ada orang lain mengatakan
dirinya mengasihi kita namun sering mengatakan kata yang kurang pantas kepada kita, yakinkah kalau dirinya benar-benar mengasihi kita?
Kebiasaan mengumpat juga bisa timbul saat kita
merasa marah saat berada dalam kondisi tertentu. Misalnya pada saat macet atau
ada kendaraan lain yang ugal-ugalan. Daripada mengucapkan ucapan kasar, ada
baiknya kita diam dan menutup mulut kita. Sesaat setelahnya, undang Roh Kudus masuk ke dalam hati agar perasaan kita menjadi lebih baik.
3. Selalu berpikir positif
Biasanya, pikiran negatif akan membawa kita pada mood buruk. Dimana hal ini dapat memicu
seseorang untuk mengumpat. Bermula dari pikiran negatif, kemudian keluhan, bisa
berujung pada perkataan yang kasar. Karenanya, kita harus bisa menyikapinya dengan berpikir positif.
Salah satu cara kita agar bisa berpikir positif adalah bersyukur atas kesempatan yang telah Tuhan berikan pada hari ini. Bukankah Ia telah memberikan satu hari lagi untuk kita merasakan indahnya dunia ini?
Baca juga: Saat Kehilangan Orang Terkasih, Inilah 3 Pelajaran Yang Bisa Dipetik
4. Mengganti kata kasar tersebut dengan kata lain
Mengubah kebiasaan seseorang tidaklah semudah
membalikkan telapak tangan. Seorang pendeta di gereja pernah menangani anggota
jemaat yang memiliki kebiasaan mengumpat pada pasangannya. Kemudian, pendeta
tersebut meminta anggota jemaat tersebut mengganti setiap kata kasar dengan nama sayuran.
Seminggu kemudian, pasangan itu kembali datang
dengan tertawa dan mengatakan, “Bu, saya panggil istri saya dengan sebutan
bayam. Saya terbahak. Kini, rasanya lebih mudah untuk menahan diri dengan tidak
mengumpat daripada harus mencari nama sayuran yang tepat untuk istri saya.”
Daripada kata kotor yang digunakan, kenapa tidak menggantinya dengan kata yang
terdengar manis dan enak didengar saja?
Tuhan mau kita mengasihi sesama, mengumpat
berpotensi membuat orang lain terluka. Kita tahu kalau tubuh kita ini merupakan
bait Allah. Kebiasaan mengumpat atau berbicara kotor hanya akan membuat bait
Allah yang ada dalam diri kita ini juga terluka.