Dalam Pemakamannya, Inilah 6 Lagu Yang Dipilih Billy Graham Untuk Mengiringi Kepulangannya
Sumber: Berbagai sumber

Entertainment / 8 March 2018

Kalangan Sendiri

Dalam Pemakamannya, Inilah 6 Lagu Yang Dipilih Billy Graham Untuk Mengiringi Kepulangannya

Inta Official Writer
5355

Billy Graham dimakamkan pada hari Jumat, 2 Maret 2017 lalu. Ia meninggal pada usianya yang ke 99 tahun, setelah ia menjadi seorang pelayan Tuhan yang telah memberitakan kabar baik ke seluruh penjuru dunia selama 60 tahun.

Pemakamannya dihadiri oleh sekitar 2000 orang, termasuk Presiden dan Wakil Presiden Amerika, Donald Trump dan Mike Pence. Untuk mengiringi pemakamannya, Graham telah merencanakan dan memilih 6 lagu untuk dinyanyikan bersama dengan para hadirin di pemakaman.

Rencana dan pilihan mengenai musik yang akan mengiringi pemakamannya ini sepertinya terinspirasi dari seorang teman lama sekaligus seorang direktur musik, Cliff Barrows. Cliff Barrows sendiri telah berpulang ke rumah Bapa pada tahun 2016 lalu.

Cliff Barrows mengatakan kepada Tom Bledsoe mengenai keinginannya. Pertama, buatlah orang-orang menyanyi, dan ia  ingin agar mereka menyanyikan lagu-lagu mengenai Yesus. "Saya ingin ada banyak musik yang diputar," katanya kepada Tom Bledsoe selaku rekan Graham dan Barrows di Graham Evangelistic Association, "Saya ingin orang-orang bernyanyi."

Berikut adalah enam lagu yang mengiringi pemakaman Billy Graham.

1. “Until Then” (Stuart Hamblen, 1958), yang dinyanyikan oleh penyanyi Linda McCrary-Fisher.

Hamblen merupakan anak seorang penghotbah sekaligus penyanyi cowboy pertama. Namanya pernah melejit sebagai seorang pemain film dari usianya yang ke 30 hingga 40 tahun. Kemudian, ada masanya dimana Hamblen mencalonkan diri sebagai Presiden Amerika Serikat.

Menjelang akhir 40an, ia dikenal sebagai pembohong dan tukang main curang. Namun, sejak pertemuannya dengan Billy Graham, ia diselamatkan dan menggunakan bakat musiknya untuk kemuliaan Tuhan.

2. “All Hail the Power of Jesus’ Name” (Edward Perronet, 1779), oleh paduan suara jemaat yang dipimpin oleh Bledsoe.

Lagu ini ditulis pada tahun 1780, ketika Perronet menulis liriknya, ia mempercayakan melodinya kepada seorang pemusik bernama William Shrubsole, yang menulis lagu "Miles Lane." Ia sangat menyukai hasil lagunya tersebut, sehingga ketika meninggal, Perronet meninggalkan sebagian uangnya untuk Shrubsole setelah kematiannya.

3. “Above All” (Lenny LeBlanc and Paul Baloche, 1999), dinyanyikan oleh seorang pemusik dan penyanyi Michael W. Smith.

Michael W. Smith nampak terhanyut dengan lagu saat membawakan lagu ini. Lagu yang ditulis oleh Paul Baloche dan lenny LeBlanc ini ditujukan untuk Hosanna Musik. 

4. “Because He Lives” (Bill and Gloria Gaither, 1970), dinyanyikan oleh the Gaither Vocal Band.

Ditulis oleh Gloria dan Wiliam Gaither, lagu ini bukanlah yang pertama bagi mereka. Mereka telah berhasil beberapa lagu pada zamannya. Dalam karyanya yang satu ini, Gloria bertugas sebagai pencipta lirik, sementara Wiliam lah orang yang ada dibalik musik yang mengalun dengan indah.

5. “To God Be the Glory” (Fanny Crosby/William Howard Doane, 1875), oleh paduan suara jemaat yang dipimpin oleh Bledsoe.

Fanny adalah seorang guru yang buta yang telah banyak menulis dengan banyak nama samaran. Ia menikah dengan seorang musisi yang juga buta dan telah menulis dan menciptakan lebih dari 8000 lagu.

6. “Amazing Grace,” yang dipimpin oleh Paus Major William Boetticher.

Sebagai lagu penutup, Graham memilih lagu yang ditulis oleh John Newton ini. Sebelum akhirnya menjadi lagi Amazing Grace yang terkenal, lirik milik Newton ini telah banyak di komposisikan dengan lebih dari 20 komposer.

Dilansir dari Christianity Today, berikut adalah pendapat dari John Witvliet, soerang direktur sebuah sekolah Kristen dan sekaligus seorang profesor mengenai pilihan lagu Graham.

Setiap lagu ini memiliki arti dalam setiap pelayanan Graham, yaitu kemuliaan bagi Yesus yang telah mati untuk menebus dosa manusia dan bangkit maut, duduk di sebelah kanan Allah. Fokus Graham disini juga mengenai kehidupan Yesus di surga, yang merupakan ciri seorang penginjil, yang menekankan iman secara individu dan kasih.

Rangkaian lagu ini juga adalah lagu-lagu yang tidak mengekspresikan tua atau muda. Rangkaian lagu ini juga adalah lagu-lagu yang dapat di jangkau oleh semua kalangan, tua dan muda. Seperti yang kita tahu, lagu "above all" baru ditulis pada usia Graham yang menginjak angka 80 tahun. Kebanyakan orang akan memilih lagu-lagu pemakaman yang tidak diketahui oleh orang lain.

Sumber : berbagai sumber
Halaman :
1

Ikuti Kami