Beberapa hari yang lalu
saya sering menerima whatsapp (WA) dan Direct Message (DM) Instagram saya
dengan kata-kata demikian “Kak, tolong doakan saya, saya sedang diserang Iblis melalui pikiran dan hatiku akhir-akhir ini. Tolong topang saya.”
Hal ini sontak mengingatkan saya mengenai kejadian-kejadian yang sedang saya alami juga.
Mungkin kamu juga
sedang mengalami hal yang sama. Kejadian dimana hal kecil menjadi besar dan
membuatmu nggak fokus terhadap satu hal dan mulai mengeluh, mengutuk diri
sendiri, kehilangan damai sejahtera hingga jauh dari Tuhan. Saya pun mengalami hal itu.
Kadang banyak hal yang membuat kita kehilangan hadirat Allah.
“Iya terutama yang
bahaya sekarang bukanlah hal negatif tetapi zona nyaman, kesibukan, kesenangan
dan keterlarutan. Itu yang bahaya sekarang,” respon salah seorang teman pendoa saya bernama Denish.
“Saya terlalu kesal
dengan iblis kak, dia selalu merasuki hidupku dan membawaku kepada sebuah ingatan masa lalu dan aku mulai marah.”
Ada juga yang berkata
“Iya nih say, iblis terlalu kurang ajar. Aku juga sempat kesal dan hampir
melempar anak buahku dengan sesuatu waktu itu. Iblis merenggut damai sejahteraku.”
Iblis selalu masuk
kedalam kehidupan kita melalui banyak cara. Dalam kesendiran, di kantor,
dirumah, dijalan atau dimana saja. Dan kita sering sekali menyalahkan iblis dan
memaki iblis hingga menjadikan iblis adalah akar dari semua serangan yang kamu sedang alami akhir-akhir ini.
Nggak satupun yang
bisa menolak bahwa iblis memang jahat, iblis memang ketelaluan tetapi pernah kah kamu pikirkan dari sisi dirimu sendiri?
Ingat Adam dan Hawa?
Saat Adam dan Hawa jatuh kedalam dosa ketika di Taman Eden, apa yang terjadi?
Adam dan Hawa melakukan
hal yang sama persis seperti yang kamu lakukan. Adam melempar kesalahan kepada
Hawa dan Hawa melemparkan kesalahan dan menuduh si Iblis (ular) “...Ular itu yang memperdayakan aku,” (Kejadian 3:13)
Lihat apa respon
Allah? Allah nggak membenarkan siapapun bahkan Allah menjatuhkan hukuman kepada ketiganya yaitu Adam dan Hawa juga Ular (iblis).
Dalam konteks Adam
dan Hawa, kita sedang mewarisi dosa keturunan dari mereka. Namun apakah dosa itu harus kita rawat sampai selamanya?
Kita tentu harus
melepaskannya dengan cara menyadari bahwa ini juga kesalahan kita, dan kita harus meminta ampun kepada Tuhan dan nggak melakukan hal yang sama.
Iblis selalu
meraung-raung, mengintip hendak menerkam kita, karena demikianlah dia ada
didunia ini untuk menghancurkan semua anak-anak Allah sehingga terhilang dan melupakan Allah.
1
Petrus 5:8 :”Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan
berkeliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.”
Nah, kita semua sudah mengetahui hal itu. Sekali lagi!
Tentu nggak ada alasan bagi kita untuk selalu menyalahkan iblis karena itulah
pekerjaannya. Kita perlu menggembok dan menutup bungkus diri kita dengan
hadirat Allah dan firmanNya seperti berdoa dan membaca Firman,serta mengenakan
perlengkapan senjata Allah supaya nggak sedikit celahpun kita berikan untuk iblis masuki, seperti tertulis di ayat berikut ini:
Efesus
6:11-12: “ Kenakanlah seluruh perlengkapan
senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu
muslihat Iblis ; karena perjuangan kita bukanlah
melawan darah dan daging, tetapi melawan
pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan
penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.”
Apa itu perlengkapan senjata Allah?
Efesus 6:14-17: “Jadi berdirilah
tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan, kakimu
berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera; dalam segala
keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat
memadamkan semua panah api dari si jahat, dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah.”