Kita patut
prihatin bahwa di jaman sekarang ini tingkat perceraian atau perpisahan dalam kehidupan
pernikahan semakin tinggi. Bahkan sebagian diantaranya adalah pasangan Kristen yang
jelas-jelas menyadari kalau perceraian sama sekali tidak diperbolehkan. Tapi tahukah
kamu kalau persoalan pernikahan ini tidak terlepas ketidaktahuan soal bagaimana
merawat hubungan dengan baik. Bagaimana cara bersikap dan memperlakukan pasangan dengan tepat.
Nah, buat semua
pasangan yang sudah menikah ada baiknya kalau mulai belajar soal membangun hubungan
pernikahan yang kuat dan langgeng lewat kisah 4 pasangan yang dituliskan dalam kitab Kejadian ini:
1. Adam
“Manusia itu memberi nama Hawa kepada isterinya, sebab dialah yang menjadi ibu semua yang hidup.” (Kejadian 3: 20)
Biasanya memberikan
nama kepada seseorang adalah hak orang tua kepada anak. Tapi bagi Adam, si
manusia pertama itu, dia sendirilah yang memberikan nama kepada istrinya, Hawa.
Dia memilih nama terindah yang mewujudkan takdirnya yaitu ibu dari segala
makhluk. Kita tahu meskipun pada akhirnya Hawa mengacaukan segalanya dan bahkan
mereka harus diusir dari Taman Eden setelah kejatuhan ke dalam dosa, Adam tetap
tidak mengubah nama itu. Adam sama sekali tidak menghitung-hitung kesalahan yang
diperbuat istrinya itu, tapi dia tetap mengharapkan segala yang baik terjadi sesuai dengan takdir dan rencana Tuhan.
Ya, kita semua
pasti pernah melakukan kesalahan dalam pernikahan, baik itu pasangan kita yang mengecewakan
atau sebaliknya. Karena itu, sangat dibutuhkan sikap mengampuni dan melupakan. Jangan
pernah memendamnya dan mengutuki pasangan sesuai dengan perbuatannya. Sebaliknya,
ucapkanlah segala hal-hal baik tentang dia sesuai dengan ketetapan Tuhan kepada setiap orang.
2. Nuh
“Masuklah Nuh ke dalam bahtera itu bersama-sama dengan
anak-anaknya dan isterinya dan isteri anak-anaknya karena air bah itu.” (Kejadian 7:7)
Hidup kita memang
akan dipenuhi dengan segudang sibukan. Tiada hari tanpa bekerja, menekuni hobi,
pergi ke gereja, pelayanan dan sebagainya. Saat kita mulai terhanyut dalam kesibukan
itu, maka perlahan-lahan kita akan lupa bahwa kita sudah menikah dan memiliki
tanggung jawab untuk membahagiakan pasangan dan anak-anak. Tuntutan dunia yang semakin
tinggi, memang tidak akan membuat kita berhenti. Kita malah mungkin akan semakin
ditarik menjadi pribadi terdepan dan mementingkan ambisi dan keegoisan diri. Tapi,
ingatlah bahwa Nuh sendiri, di tengah kesibukannya dalam melayani Tuhan dia tetap
mengingat bahwa keluarga itu penting. Ambil waktu untuk sekadar menikmati hari-hari bersama pasangan atau keluargamu.
3. Abraham
“Tetapi pada waktu malam Allah datang kepada Abimelekh
dalam suatu mimpi serta berfirman kepadanya: "Engkau harus mati oleh
karena perempuan yang telah kauambil itu; sebab ia sudah bersuami."” (Kejadian 20: 3)
Kisah Abraham
dan Abimelekh memberitahu kita bahwa Tuhan juga berjuang atas sebuah pernikahan.
Abraham memang harusnya sudah belajar lewat kesalahan pertamanya yang dengan ceroboh
memberikan isterinya kepada pria lain (Kejadian 12: 10-20). Tapi Tuhan memang tidak
membiarkan Abimelekh mengacaukan rencana-Nya atas Abraham dan Sara. Tuhan berjuang
atas pernikahan pasangan ini bahkan jika Abimelekh harus dibunuh. Sama seperti perjuangan
terhadap pasangan ini, Tuhan juga akan memperjuangkan pernikahan kalian dengan belajar untuk tetap setia satu sama lain.
4. Lea
“Mengandung pulalah ia, lalu melahirkan seorang anak
laki-laki, maka ia berkata: "Sekali ini aku akan bersyukur kepada
TUHAN." Itulah sebabnya ia menamai anak itu Yehuda. Sesudah itu ia tidak melahirkan lagi.” (Kejadian 29: 35)
Lea adalah istri
Yakub yang terpaksa dinikahi untuk bisa menikahi adiknya nan cantik Rahel. Kita
tahu bahwa sepanjang perjalanan pernikahan Lea dan Yakub, dia sama sekali tidak
pernah dicintai sebagai seorang wanita. Bahkan walaupun dia sudah melakukan segala cara supaya tampak menarik, Yakub tetap saja tidak tertarik kepadanya.
Meksi
begitu, dia tetap menghormati sang suami dan memperlakukannya dengan hormat. Dia
baik dan pekerja keras. Tapi Tuhan mengasihi Lea, sehingga dia dianugerahi banyak
keturunan. Lewat anak-anak yang dia berikan untuk Yakublah dia menyadari bahwa kelebihannya
terletak pada anugerah Tuhan atas buah kandungannya. Baginya, tak masalah jika suaminya
tak mencintainya. Yang penting Tuhan telah memberikatinya dengan cara yang benar-benar
berbeda.
Dari kisah-kisah
pasangan di atas, kita tahu bahwa tidak ada pasangan yang bisa memenuhi semua kebutuhan
kita. Satu-satunya yang bisa memenuhinya hanyalah Tuhan. Karena cinta-Nya untuk
kita, Dia telah melayakkan kita sekalipun kita sama sekali tidak pantas menerimanya.