Gereja Jerman Perkenalkan Pendeta Robot Pertamanya Pada Dunia, Begini Wujudnya
Sumber: New Atlas

Internasional / 2 June 2017

Kalangan Sendiri

Gereja Jerman Perkenalkan Pendeta Robot Pertamanya Pada Dunia, Begini Wujudnya

Lori Official Writer
6964

Kehadiran teknologi saat ini memang sudah banyak mempengaruhi budaya gereja, mulai dari hadirnya alkitab di ponsel, berkhotbah bisa secara live dan sebagainya. Dan tahukah kamu kalau ke depan mungkin saja posisi pendeta digantikan dengan robot. Siapa tahu? Nah, belakangan ini sebuah gereja protestan di Jerman memperkenalkan sebuah robot yang bernama BlessU-2.

Kabarnya, robot ini dibuat oleh Stephan Krebs yang merupakan seorang pendeta sekaligus teknisi. Robot ini pertama kali diperkenalkan saat peringatan 500 tahun Reformasi Luther di Wittenberg, sebuah kota kecil dimana Luther memulai gerakan reformasinya pada tahun 1517. Secara fisik, robot ini dikonsep menyerupai Teletubbies. Selayaknya robot, dibagian dadanya terdapat layar sentuh. Lengan dan kakinya juga bisa digerakkan sendiri. BlessU-2 juga bisa menyampaikan berkat dalam lima bahasa yaitu Jerman, Inggris, Prancis, Spanyol dan Polandia.

Pendeta robot ini juga diakui bisa menyampaikan kata-kata berkat kepada orang-orang dengan mengucapkan kutipan-kutipan Alkitab dan mengatakan “Tuhan memberkati dan melindungimu”. Tak hanya mengucapkannya, sang robot juga bisa mencatat kata-kata berkat itu di atas sebuah kertas.

Bisa dipikirkan apakah robot ini memang dibuat untuk menggantikan posisi seorang pendeta? Stephan Krebs menjelaskan bahwa ide pembuatan robot ini adalah untuk memicu pertanyaan dan membangun diskusi di kalangan gereja. Bukan untuk mengganti posisi pendeta, tetapi robot ini dihadirkan sebagai alat uji apakah perspektif teologis bisa ditawarkan kepada sebuah mesin.

Stephan mengaku bahwa akan banyak orang yang merasa terkesima dan tertarik dengan robot ini. Tetapi di sisi lain, pihak gereja pasti akan mulai berdebat soal bagaimana mungkin sebuah robot bisa ambil bagian di dalam pelayanan. “Di dalam gereja sendiri, beberapa pihak menduga kami ingin mengganti pendeta manusia dengan robot. Kami tidak berencana untuk merobotisasi pelayanan gereja, tetapi kami sebenarnya ingin melihat apakah perspektif teologis bisa ditawarkan kepada sebuah mesin,” terangnya.

Karena itu, Stephan menegaskan bahwa robot ini tetap hanyalah mesin yang terbatas. Sebab dia hanya bisa menyampaikan isi Alkitab yang sudah direkam ke dalam sistemnya. Dia tidak bisa memberikan pendampingan atau konseling rohani, apalagi melakukan pemberkatan pernikahan. Robot tidak mungkin bisa menggantikan posisi pendeta di gereja, tapi kemungkinan bisa digunakan sebagai alat untuk menarik banyak orang datang ke gereja.

Sumber : Suara.com/Jawapos.com
Halaman :
1

Ikuti Kami