Dalam
membangun sebuah bahtera rumah tangga, pasangan suami istri pastilah nggak
terlepas dari tantangan tertentu. Tapi saat mereka memilih untuk menaati Tuhan dan saling mengasihi, mereka bisa bekerja sama untuk mengatasi hal itu.
Salah satu cara
paling sederhana untuk bisa mengatasi persoalan sekecil apapun dalam pernikahan
adalah dengan menasihati dan mendengarkan pasangan kita. Sebab dengan hal
itulah, keduanya bisa saling membangun dan tumbuh dalam kerinduan untuk terus mengejar
kehendak Tuhan dalam hidup mereka. Salah satu pasangan yang ditulis dalam
Alkitab sudah menerapkan hal ini dalam kehidupan pernikahannya, dan mereka adalah Akwila dan Priskila (untuk mengetahui kisahnya baca Kisah Para Rasul 18).
Akwila dan
Priskila adalah pasangan yang disebutkan beberapa kali dalam Alkitab dan yang
paling dikenal sebagai pasangan yang bersama-sama melayani Tuhan. Mereka adalah penjual tenda dan bekerja sama dengan rasul Paulus selama beberapa waktu.
Apakah yang
perlu dipelajari pasangan menikah dari Akwila dan Priskila? Berikut tiga pelajaran penting yang mereka bagikan bagi sebuah pernikahan yang kuat.
1. Saling mengakui sebagai pasangan yang memiliki kedudukan yang sama
Sebagai pasangan
yang takut akan Tuhan, Akwila dan Priskila belajar untuk memiliki cara
pandangnya Tuhan. Beberapa pria pasti akan cenderung mengalah pada istri
mereka. Beberapa istri, di sisi lain, mencoba bersaing dengan suami mereka. Tapi Akwila dan Priskila sama sekali tidak melakukannya.
Beberapa orang
mungkin beranggapan bahwa Priskila dipandang lebih terkenal daripada suaminya Akwila.
Beberapa orang berspekulasi bahwa hal ini terjadi karena Priskila secara berani
mengambil posisi secara menonjol. Tapi buktinya, Akwila tidak merasa keberatan dengan
hal itu. Dia tak pernah merasa ragu dengan bakat atau kemampuan istrinya, demikian sebaliknya, dia tidak merasa seperti itu dengan suaminya.
2. Saling bekerja sama sebagai satu tim
Dalam Perjanjian
Baru, kita bisa tahu bagaimana Priskila selalu disebutkan bersamaan dengan Akwila.
Entah itu bicara soal karir atau pelayanan mereka, keduanya selalu disebut secara
bersamaan. Jelas saja hal ini disebutkan bukan karena tanpa alasan, tapi karena
mereka memang adalah sebuah tim yang saling bekerja sama. Tanpa Priskila,
Akwila bukanlah apa-apa, sebaliknya tanpa Akwila pun Priskila tak akan mampu melakukan pelayanannya.
Bertolak belakangan
dari pasangan ini, saat ini kita bisa melihat bagaimana banyak sekali pasangan menikah
yang tidak ingin melibatkan istri/suami mereka dalam tugas atau pekerjaan mereka.
Tapi Priskila dan Akwila memberikan teladan yang baik bagaimana pasangan menikah harusnya bisa bekerja sama.
3. Suami/istri harusnya melayani Tuhan bersama-sama
Pasangan suai
istri yang sudah menikah perlu menyadari bahwa Tuhan mempersatukan mereka untuk
sebuah tujuan yang mulai yaitu melayani-Nya. Suami tak boleh menganggap dirinya
lebih tinggi dari istri, begitu pula sebaliknya. Tapi dengan karunia masing-masing
Tuhan ingin suami/istri bisa saling mendukung dalam segala hal yang sudah
dirancangkan Tuhan atas hidup mereka.
Salah satu penyebab
kehancuran sebuah pernikahan adalah ketika suami istri membangun pernikahan tidak
dengan fondasi yang kuat dalam Tuhan. Akibatnya, mereka hanya berjalan dalam cara
pandangannya sendiri dan mulai hilang arah.