Biasanya ketika kita membenci seseorang atau sesuatu maka
semua hal yang menyangkut obyek tersebut sedapat mungkin akan dijauhi, namun tidak demikian halnya dengan seorang pemilik restoran di kota Pittburgh. Robert
Sayre, justru membuat sebuat restoran yang diberi nama "Conflict
Kitchen" dengan menyajikan menu-menu dari Negara-negara yang sedang berkonflik dengan Amerika.
Janice, salah seorang pengunjung memuji ide brilliant tersebut karena menurutnya dapat meningkatkan kesadaran politik, selain memberikan kesempatan untuk dapat mencoba citarasa makanan negara-negara yang sedang berkonflik tanpa harus berada di Negara tersebut. Restoran tersebut selain menyajikan makanan-makanan juga memberikan informasi mengenai kebudayaan dan ciri-ciri khas yang berlaku di Negara-ngara yang sedang berkonflik dengan Amerika.
Restoran di kota Pittsburgh ini didirikan pada tahun 2010 berdasarkan ide Jon Rubin dan Dawn Weleski, profesor seni dari Universitas Carnegie Melon. Mau tahu menu makanan dari Negara mana saja yang disajikan di sana? Saat ini, menu makanan yang disajikan adalah masakan-masakan dari Afganistan, Venezuela, Kuba, dan Iran, dan katanya setiap enam bulan sekali menu makanan ini akan diganti.
Pendirian
Restoran tersebut bertujuan untuk dapat mendekatkan kehidupan masyarakat
Amerika dengan kehidupan di negara-negara yang sedang berkonflik dengan Amerika. Dengan demikian diharapkan tidak
ada kebencian terhadap warga negara yang sedang berkonflik tersebut, sehingga konflik tidak semakin meluas dan tajam.
Sungguh indah apa yang telah dilakukan oleh Robert Sayre di atas. Ada tujuan yang sangat mulia dibalik tujuan bisnis semata yang biasanya dipikirkan oleh para pemilik usaha. Rupanya masih ada orang-orang yang berpikiran positif dalam menghadapi konflik dan permusuhan Amerika dengan Negara-negara lain di dunia ini.
Entah apakah pemilik restoran "Conflict Kitchen" tersebut memahami dan mengimani ayat dalam Matius 5:44 atau tidak, namun dari semua yang telah dirintisnya tidak ada salahnya kita dapat menjadikannya suatu pelajaran yang dapat membawa kita untuk “ngeh” sehingga menjadi pelaku Firman-Nya. [PH]
Tulisan ini adalah kontribusi dari visitor Jawaban.com, Anda juga dapat berbagi dan menjadi berkat dengan berbagi kisah inspiratif, kesaksian, renungan, pendapat Anda tentang isu sosial atau berita yang terjadi di lingkungan dan gereja Anda dengan menguploadnya langsung melalui fitur Berani Bercerita di Jawaban.com, info lebih jelas KLIK DISINI