Meneladani Kisah Pernikahan 4 Pasangan dalam Kitab Kejadian

Marriage / 10 August 2016

Kalangan Sendiri

Meneladani Kisah Pernikahan 4 Pasangan dalam Kitab Kejadian

Lori Official Writer
9054

Banyak pernikahan yang berujung pada kehancuran. Banyak pula di antaranya yang sudah lama membina rumah tangga namun berakhir dengan sebuah perceraian. Anda bisa menemukan segala macam tips pernikahan yang begitu canggih dan modern di hari-hari ini. Tetapi bagaimana jika kita kembali terlebih dahulu ke posisi yang lebih awal? Apakah Alkitab bisa memberikan kunci sukses sebuah hubungan? Ya, tentunya. Karena Anda bisa menemukan banyak sekali pelajaran dari perjalanan hidup sejumlah tokoh.

Mari membahas tentang kisah pernikahan empat pasangan yang tertulis dalam kitab Kejadian ini.

1. Adam dan Hawa

Adam dan Hawa adalah pasangan pertama yang diciptakan Tuhan dan menjadi nenek moyang kita. Dari mereka kita berkembang biak dan bertambah banyak. Sejak Tuhan menciptakan perempuan itu bagi Adam, Tuhan sudah menjanjikan dan memberikan harapan bahwa Hawa akan menjadi ibu dari segala yang hidup (Kejadian 3: 20).

Setelah kejatuhan mereka dalam dosa, Adam tidak sekalipun memanggil istrinya sebagai ‘wanita pengacau’ atau memberikan nama yang bermakna buruk. Adam tetap memperlakukan Hawa sesuai dengan takdir dan rencana Tuhan. Tak ada dari kita yang terluput dari kesalahan saat menjalani pernikahan. Beberapa dari kita mungkin melakukan kesalahan yang jauh lebih besar dari pasangan. Namun dengan memaafkan masa lalu dan memilih melupakan adalah pilihan yang tepat. Pandanglah pasangan dengan cara Tuhan merancangnya. Ucapkanlah tentang segala hal yang baik, yang manis, dan penuh kehidupan yang memuliakan Tuhan kepada pasangan. Inilah dasar dari sebuah pernikahan yang sukses.

2. Nuh dan Istrinya

Hidup ini dipenuhi dengan beragam kesibukan pekerjaan, pelayanan gereja atau komunitas. Kesibukan inilah yang sering memisahkan keintiman pasangan. Dan jika tidak berhati-hati, kehidupan pernikahan akan terganggu. Untuk itu ada baiknya berjalan bergandengan bersama pasangan sepanjang perjalanan kehidupan.

Hal inilah yang diteladani oleh Nuh ketika Tuhan menyuruhnya membangun bahtera. Misi ini kemudian dikerjakan Nuh bersama dengan istri dan anak-anaknya (Kejadian 7: 7). Kita hidup di tengah-tengah masa yang penuh dengan godaan dan degradasi moral, seperti di jaman Nuh. Jangan biarkan orang yang Anda cintai tertinggal di belakang. Bawalah mereka serta dalam perjalanan Anda.

3. Abraham dan Sara

Saat Abraham diperhadapkan dengan Raja Abimelekh, dia terpaksa berbohong soal istrinya Sara yang elok rupawan. Abraham mungkin sudah sempat menyerahkan istrinya kepada pria lain (Kejadian 12: 10-20), tetapi Tuhan tidak akan membiarkan hal itu terjadi dalam sebuah pernikahan. Tuhanlah yang berjuang untuk menyelamatkan pernikahan Abraham dan Sara.

Sebagaimana Tuhan bisa melakukan hal yang tak terduga kepada Abimelekh yang hendak mempersunting Sara, Dia juga akan berjuang di tengah-tengah kemelut pernikahan Anda. Lewat kisah Abraham ini, Tuhan mengajarkan agar kita tetap berdiri teguh dalam kesetiaan sebagai pasangan sekalipun dalam pilihan sulit.

4. Lea dan Yakub

Lea adalah seorang istri yang tidak diingini dan dicintai Yakub, suaminya karena parasnya yang tidak menarik. Tetapi dia tetap mencoba untuk menjadi menarik, tidak secara fisik tetapi hati. Memiliki anak adalah anugerah terbesar yang diberikan Tuhan pada Lea. Apakah suaminya mengasihi lea setelah melahirkan anak bagi Yakub? Hal itu tetap tidak bisa mengubah perasaan Yakub yang begitu mengasihi Rahel.

Dan kemudian suatu hari dia menemukan jawabannya. Dia menyadari bahwa nilainya tidak ada pada paras, kecerdasan atau mampu melahirkan anak. Tetapi Lea hadir untuk menyatakan bahwa dirinya layak, dan semua cinta yang dia butuhkan telah diberikan oleh Tuhan. Dia tak lagi peduli apakah suaminya mencintai dia atau tidak. Dia hanya memerlukan kasih Tuhan (baca Kejadian 29).

Pasangan Anda adalah orang yang terbatas dan mungkin akan menemukan bahwa dia tidak mampu memenuhi kebutuhan Anda. Satu-satunya yang bisa memenuhinya adalah Tuhan sendiri. Dia telah melayakkan Anda semata-mata karena kasih-Nya. Dia telah menyempurnakan Anda.

Semoga empat kisah pasangan ini memberikan Anda sebuah pandangan baru tentang seni menjalani pernikahan.

Sumber : Crosswalk.com/Jawaban.com/ls
Halaman :
1

Ikuti Kami