Teladan Dalam Keterbatasan

Seorang pemuda menyeret kaki kirinya yang cacat. Di terik udara ibukota di sebuah perempatan jalan, ia menawarkan koran dagangannya. Pemuda itu bernama Rahmat, memiliki tiga adik yang masih sekolah. Rahmat berdagang koran untuk membiayai sekolah adik-adiknya dan sekaligus memberikan contoh kepada mereka. Rahmat mengajarkan kepada mereka untuk tidak meminta-minta. Rahmat juga percaya bila dengan bekerja kita akan dihormati orang lain.

Perasaan bodoh, tidak kaya, tidak berpengalaman dan mempunyai keterbatasan dapat membuat seseorang merasa semakin tidak berdaya. Namun, sebagai orang percaya, apakah itu menjadi alasan untuk tidak melakukan sesuatu yang berguna bagi kemuliaan Tuhan?

Belajar dari pengalaman Musa yang telah dikuatkan oleh Tuhan jawabannya adalah tidak. Untuk memimpin jutaan manusia yang suka memberontak dan meragukan Tuhan tidaklah mudah. Berbagi kesulitan tidak membuatnya menyerah. Kepemimpinan yang tulus disertai dengan keteladanan nyatanya berbuah keberhasilan mengantarkan umat pilihan Allah sampai di Tanah Perjanjian. Ia juga berhasil melakukan kaderisasi kepemimpinan sehingga setelah meninggal, bangsanya tidak mengalami kekosongan pemimpin.

Dalam segala keterbatasan kita, apakah kita juga masih mau berusaha melakukan sesuatu bagi sesama demi kemuliaan nama-Nya?

Jangan takut akan keterbatasan yang kita miliki. Serahkanlah segala kekuatiran kita didalam Tangan-Nya. Seperti dalam Firman Tuhan mengatakan, “Tetapi jawab Tuhan kepadaku: ‘Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.’ Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.” (2 Korintus 12:9)

Sumber : Facebook.com/Jawaban.com/Megapermata

Halaman :

1

1. Natal
2. Bahan Khotbah
3. Theresia Fasya
4. Kuis Alkitab
5. Ayat Alkitab

Related Articles