Pertanyaan seputar kekasih dan pasangan semakin gencar dari keluarga. Belum lagi tawaran dari mak comblang yang berusaha mencocokkan Anda dengan Si A atau Si B masih belum mampu meluluhkan hati. Terlepas dari apapun tujuan mereka menanyakan hal tadi, anggap saja semuanya adalah bentuk perhatian mereka terhadap Anda. mereka mungkin melihat usia Anda yang dianggap pantas dan mapan menyandang status sebagai suami atau istri.
Semua orang tentu butuh cinta dan ingin disayangi, namun bukan berarti usia menjadi ukuran seseorang untuk menikah. Ketahuilah bahwa Anda sedang berada di ‘ruang tunggu cinta-nya’ Tuhan. Tidak mudah memang berada dalam masa penantian, namun beberapa tips berikut dapat membantu Anda untuk tetap berpusat pada konsep Ilahi dalam menemukan “teman hidup”.
Jadikan cinta Ilahi sebagai prioritas pertama Anda
Ikuti Yesus. Jangan jadikan pernikahan sebagai pencarian utama Anda. Berusahalah untuk mengasihi Allah dan orang lain. Lalu segala sesuatunya akan berada di tempatnya.
Peganglah ayat-ayat ini: “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” (Matius 6:33)
“Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu (hidup Anda) dan dengan segenap akal budimu (segala pemikiran dan pemahaman moral Anda) dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini.” (Markus 12:30-31)
Jangan biarkan perasaan cinta menutupi logika
Lihatlah jika karakter seseorang sesuai dengan “rumus logis” untuk kompatibilitas (kecocokan). Jangan puas untuk mendapatkan yang kurang daripada pemberian Tuhan yang terbaik.
Contoh: Pengikut Yesus (+), saling pengertian
atau memiliki minat yang sama (+), menarik (+), memiliki selera humor yang sama
(+), keluarga yang harmonis dan keyakinan dalam membesarkan anak (-), doa (+),
konsistensi karakter dari waktu ke waktu (minimal setahun) = potensial “teman
hidup”.
Mematuhi Firman Tuhan sebagai yang pertama dan terpenting – dan bertindak
berdasarkan Firman.
Hindari menggunakan kencan maupun buku panduan sebagai pengganti keunggulan Kitab Suci. “Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri” (Yakobus 1:22).
Jangan jadikan cara Anda sebagai alasan dalam situasi yang buruk
Dan jangan juga jadikan cara Anda sebagai alasan dalam situasi yang baik. Sebagai manusia, kita semua memiliki cara untuk membuat pilihan salah yang tampak benar pada waktu itu. Kita juga menjadikan kebenaran terlihat salah saat kita takut. Namun, sebagai orang percaya, kita memiliki Roh Kudus untuk membimbing kita. Tuhan berbicara kepada kita dan menggunakan Kitab Suci suntuk membimbing kita.
“Karena senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan benteng-benteng” (2 Korintus 10:4).
Percayakan Pencipta Anda sebagai ‘mak comblang’ Anda
Tangan-Nya bergerak dengan kecepatan yang sempurna. Hai para gadis, bersantailah dan nikmati hidup tanpa mencoba membuat pria tertarik kepada Anda setiap saat. Anda tidak dapat memaksa tangan Tuhan untuk membawa Anda kepada seseorang. Hai para pria, arahkan pandangan Anda kepada Yesus dan IA akan membuka mata Anda untuk melihat wanita mana yang pantas Anda ajak kencan.
“Siapa mendapat isteri, mendapat sesuatu yang baik, dan ia dikenan TUHAN.” (Amsal 18:22)
Percaya dan berlakulah sebagaimana layaknya orang percaya – bukan sebagaimana kencan di dunia sekuler
Jangan biarkan “kebohongan nafsu” dunia mendustakan kebenaran. Dunia mengajarkan kepada kita untuk berpakaian seksi, terbuka, dan berhubungan dengan berbagai macam pria maupun wanita. Hal ini sangat salah. Tuhan ingin agar kita mengejar DIA sebagai yang utama dan menjadi kudus sebagaimana IA adalah kudus.
“Tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.” (1 Petrus 1:15-16)
Berkencanlah hanya dengan mereka yang berpotensi untuk menikah
Jangan main-main dengan hal ini hanya untuk hiburan intelektual dan dipenuhi nafsu. Lagipula, setiap pernikahan dimulai dengan kencan atau pertemuan. Setiap api dimulai dengan percikan. Pastikan api itu dimulai oleh Allah.
"Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi." (Kolose 3:2)
Sangat mudah bagi para lajang untuk tetap lajang dan tidak memikirkan pernikahan. Tapi Tuhan tidak melihat status kita yang “lajang” atau “menikah”. Tuhan mengasihi kita dan memakai hidup kita saat kita mengosongkan diri kita dan mengisinya dengan pribadi-Nya.
Ya! Pernikahan yang berpusat pada Kristus adalah suatu hal yang luar biasa. Namun jika kita tidak pernah bertemu “Si dia” yang terwakili dalam “formula berdasarkan iman” kita, maka kita akan tetap sama sebagai pribadi yang dicintai Allah dan dipakai oleh-Nya. Tetaplah berdoa dengan pikiran terbuka untuk menerima apa yang Tuhan kirimkan. Runtuhkan dinding kekuatiran dan melangkahlah dengan iman – bukan dengan ketakutan.
"Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran." (Yakobus 1:7)
Saat ini, secara alami saya adalah seorang yang
penuh kasih sayang dan bersemangat akan kemungkinan menikah suatu hari nanti.
Akhir-akhir ini, saya cenderung merasa bahwa Tuhan mungkin ingin agar saya
menikah karena saya memiliki keinginan tiada henti untuk membantu dan mencintai
seseorang dan melayani Yesus bersama-sama suatu hari nanti.
Apapun yang terjadi, saya percaya pada Yesus. Saya akan menjalani hidup saya
bagi Yesus, menikmati petualangan dengan-Nya dan bersandar pada-Nya untuk masa
depan. Sesederhana itu. Sangat luar biasa!
Saat Tuhan mengirimkan milik-Nya yang terbaik kepada Anda, berlarilah dengan itu. Dan Anda tidak akan menyesalinya! Hanya ingatlah: Hubungan dan kehidupan bukanlah lari cepat, tapi lari marathon. Mari berlari bagi Yesus!
Apakah artikel ini memberkati Anda? Jangan simpan untuk diri Anda sendiri. Ada banyak orang di luar sana yang belum mengenal Kasih yang Sejati. Mari berbagi dengan orang lain, agar lebih banyak orang yang akan diberkati oleh artikel-artikel di Jawaban.com seperti Anda. Caranya? Klik di sini.