Miliuner nyentrik ini mengatakan pada majalah GQ, perusahaannya mempunyai ambisi seperti, Hyperloop, Tesla, baju luar angkasa dan tentu saja pergi ke Planet Mars. Baginya, rencana mengirim manusia ke Mars, merupakan tanggung jawabnya sebagai manusia untuk mendirikan tempat tinggal di luar Planet Bumi--seperti melakukan back up komputer. Dalam wawancara tersebut, dia mengatakan bahwa kegagalan pergi ke Mars karena masalah teknis, bukan masalah baginya. Justru kejadian di Bumi yang dia khawatirkan.
"Maksudku, aku tidak berpikir kita dapat diskon setelah Perang Dunia Ketiga. Anda tahu, pada tahun 1912 mereka menyatakan era baru perdamaian dan kemakmuran. Mereka mengatakan sebagai era keemasan. Namun kita melihat Perang Dunia I dan perang Dunia II. Jadi saya pikir kita perlu mengakui bahwa pasti ada kemungkinan Perang Dunia ketiga, dan jika itu terjadi itu bisa jauh lebih buruk dari apa yang terjadi sebelumnya," tutupnya.
Seperti diketahui, sebelumnya Elon telah membangun satelit yang akan menyediakan koneksi internet yang menghubungkan Bumi dengan planet lain dengan menggunakan sistem laser. Proyek yang kabarnya memakan biaya hingga US$ 10 miliar atau setara dengan Rp 126 triliun itu bukan satu-satunya proyek Elon. Dirinya berencana untuk membangun 700 satelit kecil yang akan diluncurkan ke ruang angkasa. Ia mengatakan satelit-satelit ini akan membantu manusia untuk menciptakan koloni di Mars. Meskipun belum ada kejelasan detail mengenai fungsi satelit tersebut, Musk menilai nantinya satelit ini akan membantu manusia dalam berbagai penelitian di ruang angkasa.