Matius 10: 19-20
Apabila mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga. Karena bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dia yang akan berkata-kata di dalam kamu.
Michael Dinsmore, seorang mantan narapidana dan petobat baru, diminta untuk bersaksi di sebuah penjara. Setelah ia berbicara, sejumlah narapidana mendatanginya dan berkata, “Ini pertemuan paling menarik yang pernah kami hadiri!” Michael pun takjub karena Tuhan dapat memakai kisahnya yang sederhana untuk memberkati kehidupan orang lain.
Bersaksi atau dikenal dengan istilah Marturia adalah salah satu tugas yang diberikan kepada para gereja. Tak gampang memang menjadi saksi karena bersaksi tak hanya sekedar bercerita, tetapi lebih dari itu menceritakan tentang pengalaman hidup yang nyata dialami.
Bila bersaksi menjadi satu tugas yang diamanatkan Tuhan kepada orang percaya, lalu apa yang menjadi standar untuk orang percaya bisa menjadi saksi?
Melihat sendiri peristiwanya
Anda memang tidak menyaksikan sendiri kisah kelahiran hingga kematian Yesus, tetapi ketika Anda bisa turut mengalami pergumulan Yesus dalam hidup Anda, di saat itulah Anda dipanggil untuk bersaksi. Inilah yang menjadi dasar bagi kita untuk menjadi saksi-Nya. Sama seperti Maria dan murid-murid Tuhan yang telah menyaksikan kebangkitan Tuhan secara pribadi dan diutus untuk memberitakan apa yang mereka lihat itu kepada dunia (Yohanes 20: 18; 25).
Mendengar sendiri injil
Firman Allah adalah injil itu sendiri. Saat mendengarkan firman secara terus menerus dan memahaminya adalah wujud dari ketundukan kita di hadapan Allah untuk mau diajar dan memahami apa yang Dia kehendaki melalui hidup kita. Banyak orang yang merasa sudah tahu, menjadi sombong dan berkata tidak perlu lagi mendengar khotbah. Sementara orang-orang yang dipanggil sebagai saksi adalah mereka yang mau mendengar dengan hati yang terbuka dan rendah hati untuk mau belajar tentang firman Tuhan dan pada waktunya kita sudah siap maka kita akan diutus menjadi saksi.
Mengalami sendiri
Satu bagian ini begitu penting karena shal ini menjadi wujud rspon dan tanggung jawab kita setelah menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat secara pribadi. Inilah yang disebut dengan mengalami injil itu sendiri. Kita harus menempatkan Yesus sebagai Tuhan atas hidup dan menjalankan apa yang Ia minta. Jika kita hanya mendengar dan belum taat untuk melakukannya, maka kita masih belum layak menjadi saksi-Nya. Itulah yang menjadi penghalang mengapa banyak orang Kristen belum mampu bersaksi. Hal lain yang juga bisa menjadi penghambat adalah ketika mereka belum menyerahkan hidup sepenuhnya kepada Kristus.
Memiliki hati yang mau bersyukur
Sama seperti pemazmur yang mengekspresikan rasa syukurnya dengan memberikan kesaksian betapa hebat kasih dan kuasa Tuhan. Kasih setia Tuhan bukanlah sekedar teori tetapi sebuah kenyataan yang dialami sehari-hari. Kasih setia Tuhan inilah yang telah memulihkan kehidupan orang percaya. Mereka yang tunduk dalam duka dan kehilangan pengharapan ditegakkan Tuhan dan diberi kekuatan untuk mengatasi beban dan persoalan. Kenyataan inilah yang membuat pemazmur bersaksi bahwa “Tuhan itu penopang bagi semua orang yang jatuh dan penegak bagi semua orang yang tertunduk”.
Dalam bersaksi kita tidak perlu takut ditolak atau tidak dipercaya karena orang percaya ditugaskan untuk menyampaikan kebenaran yang telah kita dengar dan terima dari Tuhan. Sebab roh Allah akan turut bekerja memberi kekuatan ketika kita mau bersaksi.