3 Hal Sederhana Pembentuk Karakter Hebat

Kata Alkitab / 6 May 2015

Kalangan Sendiri

3 Hal Sederhana Pembentuk Karakter Hebat

Puji Astuti Official Writer
8708

"Watch your thoughts, for they become words. Watch your words, for they become actions. Watch your actions, for they become habits. Watch your habits, for they become your character. And watch your character, for it becomes your destiny. What we think, we become. My father always said that. "  Perkataan ini adalah pernyataan pemeran Margareth Thatcher dalam film The Iron Lady, namun hal ini bukan hanya pernyataan klise, karena karakter seseorang bukanlah pemberian atau sudah ada dalam diri seseorang ketika ia lahir, namun dibentuk oleh dirinya dan orang-orang di sekelilingnya.

Seperti yang diungkapkan oleh kutipan di atas, karakter kita dibentuk oleh apa yang kita katakan, pikirkan dan tindakan kita. Perkataan, pikiran dan tindakan yang kita lakukan setiap hari menjadi kebiasaan, dan kebiasaan yang menahun menjadi karakter kita. Sebagai contoh seorang yang memiliki karakter yang sabar tidak terjadi dengan sendirinya, namun karena ia telah menghadapi berbagai masalah dan ujian yang membuat ia melatih kesabarannya. Hal yang sama juga dengan karakter negatif, jika seseorang lebih sering bereaksi marah ketika terjadi sesuatu yang ia tidak sukai, maka ia akan menjadi pemarah.

Hal ini seperti yang diungkapkan Paulus dalam Roma 5:3-4 tentang bagaimana seseorang memiliki karakter tekun dan tahan uji.

"Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan."

Kesengsaraan atau kesulitan akan membentu seseorang menjadi tekun, dan ketekunan yang terus menerus akan menimbulkan karakter tahan uji, dan seterusnya. Jadi kesimpulannya karakter adalah hasil dari sebuah proses yang dilalui seseorang dalam waktu yang panjang. Lalu, apakah masih mungkin kita untuk mengubah karakter dalam diri kita yang negatif? Jawabannya adalah pasti bisa! Bagaimana caranya ?

1. Pikirkan apa yang benar 

Kembali pada kutipan di atas, karakter di bentuk dimulai dengan apa yang dipikirkan. Apa yang kita pikirkan berhubungan nilai-nilai yang tertanam dan kita percayai. Hal tersebut tercermin dari apa kita sering ucapkan. Jika Anda seorang yang optimis, pasti perkataan-perkataan Anda adalah hal-hal yang positif, namun jika seseorang memiliki kepribadian yang pesimis, kondisi sebaik apapun ia akan menyatakan hal-hal yang negatif.

Itu sebabnya Paulus mengajarkan kepada jemaat di Filipi seperti ini, "Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu." (Filipi 4:8).

2. Ucapkanlah hanya perkataan yang membangun

Perkataan kita adalah etalase dari hati dan pikiran kita, jika kita bisa mengusai apa yang kita katakan, dalam Yakobus 3:2 dituliskan bahwa kita akan bisa mengendalikan seluruh tubuh kita. Untuk itulah seperti tertulis dalam Efesus 4:29 berikut ini:

"Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia."

Kita sebagai umat percaya diminta untuk memperkatakan hal-hal yang membangun dan bisa menjadi berkat buat orang yang mendengarnya.

3. Merespon dengan benar

Salah satu contoh menggambarkan bagaimana pilihan-pilihan membentuk karakter seseorang adalah kisah Yusuf. Ia dikhianati oleh saudara-saudaranya sendiri dan dijual menjadi seorang budak, namun ia tidak menjadi pahit, bahkan pada akhirnya saat ia bertemu dengan mereka lagi ia bisa berkata,  "Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu." (Kejadian 45:5).

Yusuf membuat pilihan-pilihan yang benar dalam perjalanan hidupnya yang penuh dengan berbagai masalah, mulai dari saat ia dikhianati, dijual, berada di rumah Potifar, difitnah oleh istri Potifar, berada di penjara hingga saat ia dilupakan oleh sang juru minuman raja. Yusuf tidak mengutuki Tuhan karena berbagai nasib buruknya, ia tidak kepahitan kepada orang-orang yang menyakitinya, ia tetap melakukan yang terbaik dalam setiap situasi yang dihadapinya.

Apakah Anda bisa melakukan tiga hal di atas secara terus menerus? Bisa dikatakan mustahil. Bahkan para murid Yesus pun berpikir negatif dan merespon negatif ketika situasi buruk terjadi, contohnya saat mereka di perahu dan menghadapi badai. Lalu bagaimana kita bisa melakukan tiga hal di atas sehingga kita bisa memiliki karakter yang sesuai dengan kehendak Allah? Itulah sebabnya Roh Kudus hadir dalam kehidupan kita. Roh Kudus yang mengerjakan pembaharuan akal budi kita (Titus 3:5).Untuk itu undanglah Roh Kudus untuk masuk dalam diri kita dan menguasai hati dan pikiran kita.

Sumber : Puji Astuti | Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami