Kisah Pembaca : Pemeliharaan Tuhan dalam Perantauan

Kata Alkitab / 2 April 2015

Kalangan Sendiri

Kisah Pembaca : Pemeliharaan Tuhan dalam Perantauan

Puji Astuti Official Writer
7253
<!--[if gte mso 9]><xml> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin-top:0in; mso-para-margin-right:0in; mso-para-margin-bottom:10.0pt; mso-para-margin-left:0in; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-theme-font:minor-fareast; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin;} </style> Terkadang kita dihadapkan pada situasi jenuh dan lelah dalam aktivitas bekerja yang selalu sama dan tidak berkembang. Suatu waktu datanglah kesempatan untuk saya pergi merantau ke negeri orang. Kakak saya menawarkan diri untuk membiayai kuliah semester pertama, dengan catatan untuk berikutnya saya harus membiayai pendidikan dan biaya sehari-hari sendiri. Hati saya sempat takut dan ragu, saya bertanya pada Tuhan haruskah saya nekad dan berangkat dalam ketidakpastian dan keterbatasan uang yang saya miliki? Saya berdoa dan berkata pada Tuhan, “Kalau Tuhan mau saya berangkat dan bias berhasil dikemudian hari untuk tinggal dan menetap di Negara ini, tolong berikan pertanda dari-Mu bahwa visa saya akan granted dihari ulang tahun saya.” Tuhan mendengar doa saya dan terkabullah apa yang saya minta, akan tetapi perjalanan saya tidak semudah yang saya pikirkan. Kendala yang harus saya hadapi dalam pengurusan dokumen, keuangan yang pas-pasan dan hinaan.

Jika kita memiliki tekad dan berjalan dengan iman, maka tak ada yang mustahil dalam nama Tuhan. Bermodalkan nekad dan iman dengan uang saku hanya sebesar $500, saya berangkat ke Australia. Persoalan demi persoalan saya hadapi, ketakutan saya dengan uang saku yang hanya membuat saya bertahanuntuk 2 minggu dan belum mendapatkan pekerjaan. Saya telepon kakak saya dan mulai menangis, karena uang saku yang akan habis untuk bayar sewa kamar di minggu kedua. Kakak saya hanya marah-marah dan menjawab “jika kamu mau pulang, cari sendiri ongkos tiket pulang.” Saya sangat terpukul, sedih dan ketakutan, di dalam keterpurukan saya berdoa di dalam gereja dan mulai menangis sambil berkata “Tuhan ini uang saya tinggal segini,  setelah membayar sewa saya tidak tahu harus bagaimana lagi, karena belum mendapatkan pekerjaan.” Setelah itu saya mendapatkan telepon untuk bekerja di sebuah toko souvenir, sungguh Tuhan kita itu dasyat dan luar biasa. Pertolongan-Nya tak pernah terlambat, untuk anak-anaknya. Selama dalam masa perantauan, banyak mujizat dan pemeliharaan Tuhan yang saya alami.

Tuhan tahu apa yang kita butuhkan dan Dia yang akan memenuhi janji-janjinya sesuai firman yang Dia berikan pada saya dalam Yeremia 29:11 “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.” Campur tangan dan pemeliharaan Tuhanlah yang membuat saya mampu bertahan di negeri orang, setiap janji-janji Tuhan dia penuhi dan pintu berkat terbuka. Pada akhirnya saya berhasil menyelesaikan kuliah advanced diploma atau setara DIII dibidang akunting. Tidak berhenti disana, Tuhan kasih saya berkat yang luar biasa lagi, Dia mampu memberikan saya kemampuan untukmelanjutkan kejenjang yang lebih tinggi yaitu Bachelor Degree atau S1. Tuhan menyediakan biaya pendidikan dengan pekerjaan baru yang membuat saya berpenghasilan cukup baik dan waktu kerja yang tidak mengganggu jadwal kuliah saya. Disaat saya menjalani masa study akunting saya, terbersit rasa ragu untuk mengambil jurusan ini, karena jujur saja saya kurang pandai dalam mata pelajaran akunting ini sejak SMU. Meski saya berada dikelas IPS, nilai-nilai saya jeblok untuk pelajaran akunting. Dalam hati saya berkata: ”Pelajaran akunting dalam bahasa Indonesia saja saya tidak mengerti, apalagi dalam bahasa Inggris.” Sekali lagi Tuhan bekerja yang memampukan saya untuk mengerti setiap mata kuliah Akunting saya, sehingga bias dikatakan nilai-nilai saya semasa kuliah cukup membanggakan dan tak ada mata kuliah yang gagal. Karena jika ada mata kuliah yang gagal, saya harus mengulang dan membayar biaya per-mata kuliah yang sangat mahal. Dalam hati sempat bingung dan bersyukur karena apa yang Tuhan janjikan sejak awal untuk rencana anda, Tuhan juga yang akan memampukan kita dan menyediakan.  Meski saat ini saya masih berputar-putar dan belum mendapatkan kepastian untuk cita-cita saya menetap dan tinggal di Negara ini. Satu hal yang saya tetap pegang yaitu janji Tuhan pada saya. Tuhan yang sudah membawa kita melangkah jauh, tidak akan pernah meninggalkan kita.  Segala pekerjaan baik yang dia mulai, akan diteruskan-Nya  ([kitab]Filip1:6[/kitab]). Jangan menyerah selalu berdoa dan jangan kuatir tentang apapun juga ([kitab]Filip4:6[/kitab]).

Penulis : Cicilia Sherly

Sumber : Cicilia Sherly
Halaman :
1

Ikuti Kami