Sahabat Jadi Cinta
Sumber: Google

Single / 1 April 2015

Kalangan Sendiri

Sahabat Jadi Cinta

Theresia Karo Karo Official Writer
14662
Apakah kamu memiliki perasaan khusus yang ‘lebih’ kepada sahabatmu sendiri? Jika ya, kamu tidak sendirian. Sebuah penelitian dan survei yang dilakukan di sebuah universitas di Amerika menyatakan bahwa 75% laki-laki dan perempuan tertarik bahkan jatuh cinta dengan sahabat mereka sendiri. Setengah dari jumlah itu bahkan menyatakan bahwa mereka berharap bisa menikah dengan sahabat mereka.

Kalau kamu sedang berada dalam situasi yang sama, kamu mungkin sedang bertanya-tanya apakah jalan yang harus kamu tempuh. Tetap menyukai sahabat sendiri atau melupakan perasaan dan tetap menjadi sahabat yang baik. Dari pendapat orang-orang yang sedang mengalami atau pernah mengalami hal tersebut, terkumpul beberapa hal yang harus diingat di tengah keadaan tersebut:

Hal pertama
Perhatikan apakah orang yang jadi objek perasaan cintamu itu 'available' alias single. Kalau dia sudah terikat dalam satu hubungan apalagi jika sudah menikah atau bertunangan, segera buang perasaan itu jauh-jauh! Jangan jebak dirimu sendiri. Jika dia sahabatmu, kamu harus menghargai dan menghormati hubungannya dengan orang lain. Tapi kalau dia dan kamu sama-sama single, kenapa tidak?

Nilai persahabatan kamu.
Pikirkan baik-baik apakah si dia lebih baik tetap menjadi sahabat atau kekasih. Banyak kasus yang membuktikan bahwa seorang sahabat bisa jauh lebih baik untuk tetap menjadi sahabat ketimbang kekasih. Perubahan menjadi kekasih justru akan ‘merusak’ banyak hal, entah karena perubahan sikap atau karena pengaruh orang-orang sekitar. Kadang persahabatan tanpa romantika terasa jauh lebih indah dan bermutu.

Siap ditolak
Jika kamu nekat mengubah suasana persahabatan menjadi cinta dengan sahabatmu sendiri, kamu harus siap menghadapi sebuah penolakan yang berakhir dengan perubahan hubungan yang menjadi hambar atau kikuk. Bagaimana?

Pertimbangkan ligkungan sosial
Kamu toh tidak tinggal berdua di dunia ini. Mungkin kamu bersahabat dalam satu kelompok. Pertimbangkan semua orang yang juga dekat dengan kamu, jangan egois memikirkan perasaan berdua saja. Apakah mereka setuju?

Yakinkan perasaan kamu
Banyak orang yang hanya 'merasa' bahwa mereka sedang jatuh cinta pada sahabat sendiri. Padahal perasaan ini belum tentu benar. Mungkin saja mereka sedang patah hati dan kebetulan si sahabat adalah teman curhat terbaik yang selalu ada. Dalam keadaan rapuh seperti itu, orang cenderung gampang merasa jatuh cinta, padahal itu hanya luapan emosi belaka.

Ada pula yang merasa jatuh cinta hanya karena kesepian belum mendapat kekasih dan sahabat sendiri seolah menjadi ‘pilihan satu-satunya daripada tidak ada’. Ini pula merupakan sesuatu yang buruk karena biasanya tidak berlangsung lama. Yakinkan dulu perasaan kamu.

Jangan terburu-buru
Jika kamu berdua sudah sangat dekat, jangan terlalu cepat mengambil langkah maju. Sekali kamu membawa suasana romantis dan si diapun merasakan hal yang sama, maka seluruh elemen dalam hidup kalian berdua akan berubah dan itu bisa menimbulkan konflik dan kejutan.

Bersiap untuk yang terburuk
Tahukah apa yang terburuk dari situasi ini? Yang terburuk bukan hanya sekedar ditolak. Yang terburuk ialah jika kamu kehilangan dirinya sebagai sahabat dan sekaligus tidak pernah mendapatkannya sebagai kekasih karena perasaanmu kepadanya tidak terbalas.

Dalam hal ini, pikirkan seberapa berharganya persahabatan kamu. Apakah lebih baik kamu tetap menjadi sahabat sejatinya tanpa cinta atau menyatakan cinta padanya dengan resiko kehilangan dirinya?

Berdoa
Banyak sahabat yang berubah menjadi kekasih dan itu adalah sesuatu yang indah. Tapi ingat, segala sesuatu harus dimulai bersama dengan penyertaan Tuhan. Kalau Tuhan memberi ‘lampu hijau’, what could possibly go wrong?

Di atas semuanya, segala sesuatu memang mungkin terjadi. Sabahatmu mungkin ‘bagian hilang’ yang selama ini kamu cari-cari. She/he could be the one.

Sumber : Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami