Jangan Pernah Takut, Jangan!

Kata Alkitab / 31 March 2015

Kalangan Sendiri

Jangan Pernah Takut, Jangan!

daniel.tanamal Official Writer
3144
<!--[if gte mso 9]><xml> Normal 0 false false false IN X-NONE X-NONE MicrosoftInternetExplorer4 </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin-top:0cm; mso-para-margin-right:0cm; mso-para-margin-bottom:10.0pt; mso-para-margin-left:0cm; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-theme-font:minor-fareast; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin;} </style>

Kebamoto bersama 14 orang dosen dari Indonesia diberangkatkan ke Jerman untuk mengikuti kursus bahasa Jerman. Setibanya mereka di Freiburg, datanglah senior-senior mereka yang sudah terlebih dahulu mengikuti kursus di tempat itu dan mulai menghasut Keba dan teman-temannya. Kata mereka, "Perlu kalian ketahui bahwa tahun lalu, mahasiswa Indonesia yang mengikuti kursus di kota ini 100% tidak diluluskan. Lebih baik kalian mengajukan protes."

Hal ini membuat ia dan teman-temannya menjadi kebingungan dan stres. Mereka kemudian mengadukan hal itu kepada konsulat Indonesia. Pejabat konsulat datang dan kemudian menyarankan, "Kalian minta kelas khusus orang Indonesia saja atau kita pindah kursus ke kota lain!" Setelah itu mereka langsung mengadakan rapat untuk membentuk tim sebagai perwakilan menghadap Ketua Kursus Goethe Institut.

Ketika rapat, Keba mengatakan, "Saya tidak ikut dalam bagian ini. Biarkan saya tetap kursus di sini walau saya sendirian." Teman-temannya yang lain sangat terkejut dan tidak menyangka ia akan mengambil keputusan yang berbeda. Mereka menganggapnya sebagai manusia yang aneh. Saat malam, salah satu temannya datang menemui dia serta bertanya, "Kenapa sih Anda tidak mau dan bersikap seperti itu?" "Mau tahu rahasianya? Posisi saya lebih nyaman di sini dan untungnya lebih banyak. Jika pada akhirnya saya lulus, maka kesan orang Jerman yang memberi beasiswa, saya hebat. Jika pada akhirnya saya tidak lulus, maka mereka akan memaklumi bahwa memang di tempat itu sudah tidak pernah meluluskan 100% orang Indonesia.

Coba pikirkan apa yang akan dikatakan orang yang memberi beasiswa jika kalian dipindahkan ke tempat kursus lain dan ternyata tidak lulus juga?" jelas Keba. Perkataannya itu langsung menyebar ke seluruh temannya dan mereka semua langsung membatalkan niatnya untuk pindah. Teman-temannya setiap hari belajar dengan giat, sedangkan Keba bersama seorang teman lainnya menggunakan cara belajar yang berbeda. Setiap malam Jumat, Keba dan temannya tersebut berkumpul di rumah salah satu orang Jerman yang menikah dengan orang Indonesia.

Mereka menggunakan bahasa Jerman untuk berbicara. Pada saat ujian akhir, mereka semua, baik Keba dan seorang temannya, maupun teman-teman yang lain, dinyatakan lulus. Saat ujian lisan, pertanyaan yang sama yang digunakan setiap Jumat itu yang keluar, seperti, "Sudah berkeluarga belum? Bagaimana biaya hidup keluarga? Istri kerja tidak? Anak ada berapa?"


Kita tidak diciptakan sebagai anak Tuhan yang penakut. Tangan Tuhan yang akan memberi kekuatan dan membuka jalan di depan kita bila kita percaya pada penyertaanNya. Jangan patah semangat dengan keadaan saat ini. Ingat, tantangan ada bukan untuk melemahkan tetapi untuk memberi kekuatan. Sekalipun tidak ada yang mendukung, tetapi jika kita yakin berada di jalan yang benar, jalani dan berjuanglah bersama Tuhan!

 


Sumber : manna sorgawi
Halaman :
1

Ikuti Kami