Yang Paling Sering Anda Beri ‘Makan’
Sumber: Thinkstockphotos.com

Kata Alkitab / 20 October 2014

Kalangan Sendiri

Yang Paling Sering Anda Beri ‘Makan’

Theresia Karo Karo Official Writer
8716
Satu waktu, seorang anak sekolahan yang sedang berjalan di depan rumah tetangganya  melihat seorang pria paruh baya memberi makan kedua anjingnya. Sedikit berbeda karena, pria persebut memberi makan peliharaannya di tempat yang terpisah hal ini menimbulkan pertanyaan dalam dirinya.

Suatu hari, anak tersebut memberanikan diri untuk bertanya mengapa pria paruh baya memberi makan kedua anjingnya di tempat yang berbeda. Kemudian dijawab pria tersebut, agar mereka tidak bertengkar dan berkelahi. Setelah itu terjawablah pertanyaannya selama ini. Merasa puas, anak tadi  pun akan beranjak pergi. Tetapi tangan pria itu menahannya dan mengatakan, “Tunggu dulu anak muda.”

Kemudian pria tersebut mengajak anak itu untuk duduk dan mengenalkannya pada kedua anjingnya. Ternyata pria dan istri paruh baya tadi sudah sering melihat bocah lelaki itu berjalan sambil heran didepan rumahnya.

Terlibat dalam pembicaraan, pria baik tadi kemudian berkata mengenai sesuatu. “Aku juga punya dua anjing srigala dalam diriku. Anjing pertama, penuh kemarahan, dendam, kecemburuan, kebohongan, dan kelicikan. Sementara anjing kedua, penuh dengan rasa senang, jujur, damai, dan penuh kebenaran,” jelasnya.

“Mereka selalu bertarung di dalam dadaku ini, atau di kepalaku,” lanjutnya sambil menunjuk bagian tubuh yang disebutkannya. “Dan mereka juga ada dalam diri semua orang, termasuk aku dan kau,” paparnya.

Setelah itu, anak tersebut menoleh dan bertanya, “Lalu, siapa yang akan menang di antara kedua anjing itu?” Sambil tersenyum pria paruh baya tadi menjawab, “Yang paling sering kau beri makan.”--

Gambaran kisah di atas sama dengan keadaan manusia. Seperti yang kita tahu bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Tatkala, hati kita sama seperti timbangan yang timpang. Entah itu menjadi terlalu baik atau justru terlalu jahat.

Menjadi orang baik atau orang jahat adalah keputusan masing-masing kita. Kalau lebih memilih dendam, maka karakter anda akan menjadi pendendam. Kalau memilih bahagia, maka anda akan ikhlas, bersyukur dan terus maju.

Menjalani tokoh protagonist dan antagonis dalam kehidupan sesungguhnya adalah pilihan anda, akan tetapi lebih baik anda seimbang dan bijaksana. Karena anda tahu apa yang terbaik dan tidak merusak hidup anda.
Sumber : Vemale/Jawaban.com by tk
Halaman :
1

Ikuti Kami