Ada orang memanggil abad kita sekarang ini sebagai abad informasi, abad telekomunikasi, atau abad teknologi tinggi. Saya memanggil abad ini adalah abad layar karena kalau kita perhatikan banyak hal yang sekarang kita lakukan, itu dilakukan di depan layar. Yang sekarang lagi marak dan populer adalah permainan video game atau play-station.
Biasanya video game dan play-station ada beberapa jenis:
Adalah untuk hiburan. Ada game yang memang hanya bersifat hiburan, tidak ada tantangan-tantangan dan yang diperlukan hanya konsentrasi.
Adalah unsur misteri, cukup banyak video game dan play-station game yang memuat aspek-aspek misteri.
Yang cukup sering dimainkan sekarang adalah jenis pertandingan, pertandingan ini bisa 2 orang bertanding atau berkelahi. Ada juga game yang memang khusus dibuat untuk mendidik, misalnya ada yang melatih anak untuk berbicara dalam bahasa Inggris. Sekali lagi, dalam hal ini peran orang tua itu sangat besar. Saran yang bisa saya sampaikan kepada para orang tua, supaya kalau anak-anaknya memainkan video game atau play-station, mereka bisa memainkan itu dengan aman, adalah: Kita perlu memperhatikan dampak game itu pada anak-anak kita karena semua anak unik tidak sama. Ada anak yang memang dasarnya agak pasif, agak lembut, agak penurut, tapi ada anak yang dasarnya agak keras dan bersifat fisik sekali alias dia akan bersifat agresif.
Beberapa dampak yang mungkin orangtua perlu perhatikan:
Anak menjadi lebih agresif setelah menonton pertandingan atau memainkan game.
Anak menjadi menang sendiri.
Anak jadi malas untuk pergi atau bergaul dengan teman-teman.
Daya khayal yang semakin meningkat. Misalnya mencari harta karun bahwa di hutan itu banyak harta dsb, dia pikir itu hal yang riil.
Kadang-kadang anak-anak harus dipaksa untuk keluar dari keterikatan dan pengaruh permainan itu. Anak-anak perlu mendapatkan pembatasan waktu. Ada dua alasan mengapa kita harus membatasi mereka:
Yang pertama, menggunakan mata yang berlebihan di depan layar itu tidak sehat.
Yang kedua, bermain di depan televisi atau di depan game pasti akan mengurangi waktunya dia bermain atau berinteraksi dengan kita.
Permainan seperti ini bisa menimbulkan sifat individualistis yang lebih tinggi, karena anak kekurangan kesempatan untuk bersosialisasi. Itu pasti akan mengakibatkan ketimpangan, dia kurang bisa menempatkan diri pada orang lain, tidak bisa mengerti pemikiran orang lain, atau pun berempati pada perasaan orang, karena dia hanya melihatnya dari sudutnya terus-menerus.
Filipi 3:17, "Saudara-saudara ikutilah teladanku dan perhatikanlah mereka yang hidup sama seperti kami yang menjadi teladanmu."
Paulus dengan berani berkata kepada jemaat di Filipi, ikutilah teladanku. Dengan kata lain Paulus berani berkata seperti itu karena dia telah memberikan contoh hidup yang baik. Dengan modal itulah dia bisa menegur dan mengoreksi jemaat di Filipi. Orang tua juga harus seperti ini, sebelum dia bisa menegur anak, orangtua juga perlu memberikan contoh yang baik.
by. Pdt. Dr. Paul Gunadi(TELAGA.org)