 
				
								
							 
									 
					Hidup adalah keseimbangan. Ada terang, ada gelap. Ada panas ada dingin.  Dan, ada lelaki juga ada perempuan. Keseimbangan gender tidak hanya  terwujud dalam bentuk ikatan pernikahan antara lelaki dan wanita dewasa.  Tetapi juga antara seorang ayah dan anak perempuannya. Apa yang  dilakukan ayah terhadap putri ciliknya akan berdampak jauh ke masa  depannya. 
Tanpa disadari, ayah selalu membedakan sikapnya  berdasarkan jenis kelamin. Ayah cenderung bersikap lebih lembut dan  halus kepada bayi perempuannya dibanding kepada bayi lelaki. Kultur  masyarakat membuat penafsiran berbeda dari tingkah polah bayi. Bila bayi  perempuan menghentakan kaki dan tangannya, orang akan bilang ia sedang  sedih. Tapi, bila bayi lelaki melakukan gerakan yang sama, orang akan  bilang si buyung sedang marah. Perbedaan pandangan itu muncul karena  semua orang beranggapan anak lelaki harus tumbuh menjadi pria kuat dan  berani, sedangkan anak perempuan harus menjadi wanita sensitif dan lemah  lembut. 
Peran ayah, sebagai sosok lelaki pertama yang dikenal  seorang bayi perempuan menjadi penting karena dari sang ayahlah seorang  anak perempuan belajar bagaimana "menghadapi" lelaki. Michael E. Lamb,  penulis buku The Role of the Father in Child Development mengungkapkan  hubungan antara ayah dan anak perempuannya mempengaruhi femininitas si  upik. "Anak perempuan meniru ibunya dan mengamati reaksi ayahnya. Dari  situ, ia akan mengembangkan intuisi dan sikapnya dalam berhubungan  dengan lawan jenis," kata Lamb. Lamb yakin ada hubungan sebab akibat  antara pengalaman seorang anak perempuan bersama ayahnya dengan  kemampuan anak tersebut menjalin kasih sayang dengan orang lain di  kehidupan dewasanya. Kenangan hubungan anak perempuan dengan ayahnya  membuat ia lebih obyektif menilai teman prianya dan membekalinya dengan  kemampuan menjalin hubungan kasih yang lebih sehat. 
Senada  dengan Lamb, Catherine Steiner-Adair, seorang psikolog dari Boston dan  pembuat program televisi Full of Ourselves mengatakan sikap ayah  terhadap anak perempuannya membuat si anak bisa mengatasi hubungan  dengan lawan jenisnya. 
Menjadi anak perempuan tidaklah mudah.  Stereotype bahwa perempuan harus bersikap baik di hadapan lelaki dan  bersikap menyetujui semua tindakan lelaki membuat mereka terjerumus ke  dalam pergaulan yang salah. Bila pada usia tujuh tahun anak perempuan  masih bisa mengungkapkan perasaannya, di usia 9-10 tahun mereka  cenderung tutup mulut. Anak-anak perempuan di usia itu cenderung  mengalami kesulitan untuk mengungkapkan perasaan dan keinginannya.  Mereka bersikap 'baik' dengan menyetujui apapun tindakan lawan jenisnya.  Jadi, bila si gadis ditawari rokok oleh teman lelakinya ia akan merokok  sebab menolak rokok menjadikan mereka 'tidak baik' di hadapan lelaki.  Kecenderungan ini juga membuat semakin banyak anak perempuan melakukan  seks bebas. Steiner-Adair menjelaskan juga mengapa banyak gadis cilik  menderita bulimia dan anoreksia (gangguan pola makan yaitu memuntahkan  kembali makanan yang masuk ke tubuh mereka -red). 
"Masyarakat  sudah mencap bahwa hanya perempuan langsing yang cantik. Gadis-gadis  kecil akan selalu merasa kegemukan dan tidak menarik karenanya. Seorang  ayah bisa membantu anak gadisnya menghadapi kekerasan massa itu dengan  menjelaskan bahwa pendapat itu adalah salah dan yang terpenting adalah  dengan menghargai si gadis apapun bentuk tubuhnya," kata Steiner-Adair.  "Anak perempuan belajar menghadapi pria lewat hubungannya dengan ayah  mereka, apalagi bila mereka tidak punya saudara lelaki. Ketika seorang  ayah memperlakukan anak perempuannya dengan kebaikan dan kelembutan, si  anak akan mencari teman lelaki yang bisa memperlakukan mereka sama  seperti si ayah," tambahnya. 
Dari ayahnyalah si anak belajar  tentang otoritas, kekuatan, persaingan kerja, cara mengungkapkan  kemarahan, cara mengelola uang, mengambil resiko, dan cara mengembangkan  citra diri. Seorang perempuan yang berhasil dalam kariernya biasanya  memiliki ayah yang memberi saran tentang karier. Dari si ayah anak  belajar tentang investasi, keuangan. Kenangan masa kecil yang didapat si  anak perempuan akan terekam dan mengendap hingga ia dewasa. "Cara  terbaik untuk ayah menolong anak perempuannya adalah dengan mendengarkan  mereka. Terutama saat sang gadis kecil sedang kebingungan, sedih, atau  penasaran, Sebagai seorang ayah, Anda tidak perlu menyelesaikan semua  masalahnya. Biarkan mereka mencari jalan sendiri, Anda hanya perlu  mendengarkan dan membuat anak Anda merasa Anda peduli dan percaya bahwa  mereka bisa menyelesaikan masalahnya sendiri," kata Steiner Adair. 
Anak  perempuan membutuhkan waktu bersama ayahnya. Waktu adalah bukti cinta.  Anda bisa bermain boneka, lempar tangkap, atau ngobrol soal film, musik,  atau berita terkini. "Anda akan melihatnya tumbuh percaya diri,  menerima dirinya dan menghormati pria. Seorang anak, tidak perlu mencari  sosok ideal sepanjang hidupnya selama kebutuhan psikologis itu  didapatnya dari si ayah. Mereka juga dengan sendirinya akan belajar  menghormati lelaki dan tahu bagaimana memperlakukannya. Sebab, sampai  kapan pun lelaki akan merasa penting bila dibutuhkan dan wanita akan  merasa penting bila dibutuhkan," lanjut Steiner-Adair. Jadi, jadikan  diri Anda sebagai ayah yang dicintai anaknya. "Papa, I love you..." akan diucapkan dari hati bukan dari bibir saja.