3. HIDUP YANG BENAR
Membangun anak menjadi pribadi yang utuh juga mengharuskan kita untuk menuntunnya untuk hidup benar, dalam pengertian hidup berkenan kepada Tuhan. Kadang kita berprinsip, bahwa kita harus membiarkan anak memilih jalan hidupnya sendiri tanpa mengarahkannya sama sekali. Bahkan ada di antara kita yang enggan untuk memberitahukan jalan keselamatan yang benar di dalam Kristus lewat penebusan-Nya. Anak mesti diperingatkan bahwa hidup merupakan bentuk pertanggungjawaban kepada Tuhan dan bahwa kita tidak bisa hidup semaunya. Anak perlu mendapat arahan dan perlu mendengar berita pengampunan dosa dalam Kristus. Jangan sampai ia menolak Kristus karena ia sama sekali tidak mengenal-Nya. Tugas kitalah menunjukkan kepadanya jalan dan kebenaran dan hidup di dalam Kristus.
4. PASANGAN YANG BENAR
Kita harus mengawal anak dalam proses pemilihan pasangan hidup dan proses ini bermula bukan pada saat ia menyukai seseorang. Pada kenyataannya anak belajar memilih pasangan hidup lewat apa yang dilihatnya di rumah. Dari relasi kita sebagai suami-istri anak belajar untuk menjadi suami dan istri sekaligus belajar, suami dan istri seperti apakah yang seharusnya menjadi pendamping hidupnya. Kita pun mesti mengarahkan anak kepada Firman Tuhan supaya ia memilih seorang pendamping yang seiman agar mereka berdua dapat menyembah dan melayani Yesus Tuhan kita. Kita harus menekankan kepadanya bahwa pasangan hidup yang keliru akan memengaruhi hidupnya secara mendalam.
KESIMPULAN:
"Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang seperti itulah yang empunya kerajaan Allah." (Markus 10:14) Tugas kita sebagai orang tua adalah membesarkan anak dan membawanya datang kepada Kristus. Jangan sampai kita malah menghalanginya datang kepada Tuhan karena kehidupan kita. Sadarlah bahwa anak hanya bertumbuh sekali. Ia tidak akan mengulang proses pertumbuhannya. Jadi, jangan sia-siakan waktu bersamanya. Kasihi anak dan nikmatilah kebersamaan dengannya.
TELAGA.org