Korban Kekerasan Seksual Berpotensi Menjadi Pelaku
Sumber: okemanado.com

Nasional / 7 May 2014

Kalangan Sendiri

Korban Kekerasan Seksual Berpotensi Menjadi Pelaku

Theresia Karo Karo Official Writer
5071

Masyarakat saat ini tengah khawatir dengan maraknya kasus pelecehan seksual yang terjadi pada anak. Sejak kemunculan kasus pelecehan seksual di JIS (Jakarta Internasional School), berita diramaikan dengan peristiwa kekerasan seksual anak yang terjadi di berbagai daerah. Umumnya isu yang muncul adalah kasus pedofilia pada anak laki-laki. Kelainan seksual pedofilia merupakan gangguan kepribadian dewasa dan perilaku di mana ada pilihan seksual untuk anak-anak.

Menurut Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Asrorun Ni'am korban kekerasan seksual berpotensi menjadi pelaku kekerasan seksual di masa yang akan datang. Hal ini akan menjadi pemicu merebaknya kasus kekerasan seksual bila tidak ditangani secara tepat. Contoh kasus yang dapat dilihat adalah pelaku kekerasan seksual di JIS dan Emon yang berasal dari Sukabumi, mengakui bahwa sebelumnya mereka adalah korban kekerasan seksual.

Hal yang juga harus menjadi perhatian bagi masyarakat dan Pemerintah adalah pentingnya memberikan treatment dan tindakan yang tepat untuk menyembuhkan trauma psikologis agar korban pelecehan seksual tidak berpotensi menjadi pelaku di masa yang akan datang.

Data yang didapat dari KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) menyatakan bahwa setiap tahunnya terdapat 400 kasus kekerasan seksual pada anak. Pelaku seringkali memilih korban dari lingkungan terdekatnya, bisa dari tempat tinggal, sekolah bahkan tempat wisata. Kebanyakan yang menjadi korban kekerasan seksual merupakan anak laki-laki.

Mengutip berita yang dirilis oleh Kabar3.com, KPAI akan melakukan program jangka pendek untuk mengatasi trauma healing berkelompok yang melibatkan pendampingan medis, keluarga dan lingkungan sekitar. Termasuk menjauhkan korban dari lingkungan yang dapat mengembalikan ingatan masa kelamnya lagi. Agar korban bisa move on melakukan aktivitas.

Pengawasan orang tua dan kesadaran masyarakat sangat diperlukan dalam menyikapi kasus kekerasan seksual pada anak. Peran orangtua untuk tetap menjalin komunikasi yang baik dengan anak dan peran pemuka agama yang dapat menjadi benteng kokoh yang menjaga anak dari pengaruh buruk. Semoga kedepannya anak dapat melewati masa kecilnya dengan aman dan nyaman, jauh dari ancaman kekerasan seksual.

 

 

 

Baca Juga Artikel Lainnya:

Pastor Jerman Minta Vatikan Hapus Sumpah Selibat

Pertemuan Gereja Roma Katolik Menyinggung Isu Sosial

PGI Tidak Terlibat Dalam Penolakan Capres Tertentu

Deddy Mizwar: Pelaku Pedofilia Tak Tertolerir

Bisnis Popok Bayi Nggak Ada Matinya

 


Sumber : Kabar3.com/KPAI.go.id by Rere
Halaman :
1

Ikuti Kami