Kendala anak Mengenal Tuhan
Sumber: google.com

Parenting Superbook / 18 April 2014

Kalangan Sendiri

Kendala anak Mengenal Tuhan

Zakarias Feoh Official Writer
3123

Kegagalan hidup konsisten.

Pada kenyataannya iman dan perbuatan kita tidak selalu sama. Kita tahu apa yang harus diperbuat tetapi kita tidak melakukannya. Kita tahu apa yang tidak boleh diperbuat, namun kita tetap melakukannya. Pada kadar dan frekuensi tertentu ketidakkonsistenan tidak mengganggu anak, tetapi jika berlebihan, ketidakkonsistenan akan dapat menghalangi anak untuk percaya kepada Tuhan. Akhirnya anak menyimpulkan bahwa kita adalah orang yang munafik dan sayangnya, ia lalu mengaitkan kekristenan dengan kemunafikan.

Pola pikir yang intelektual.

Kecerdasan yang tinggi cenderung membuat anak berpikir kritis dan logis. Tuhan tidak selalu bertindak di dalam alam logika dan tidak selalu kita bisa memahami rencana-Nya. Itu sebabnya anak yang berpola pikir kritis dan logis adakalanya mengalami kesulitan menerima kebenaran Firman Tuhan. Tidak jarang mereka malah menolaknya.

Sebagai contoh, untuk membangun sebuah rumah, dibutuhkan sejumlah orang dan peralatan. Untuk membangun sebuah gedung, diperlukan lebih banyak orang dan peralatan. Bayangkan, berapa banyak tenaga dan peralatan diperlukan untuk membangun sebuah dunia ? Dan, bayangkan berapa banyak tenaga dan peralatan dibutuhkan untuk membangun alam semesta yang memuat triliunan planet dan bintang, yang jauh lebih besar daripada planet bumi ? Tidak bisa tidak, seorang anak yang berpikir kritis dan logis dapat memertanyakan, bagaimanakah mungkin Allah, yang tidak dapat kita lihat, membangun semuanya itu ? Memang kita harus mengakui pemikiran bahwa alam semesta diciptakan oleh Allah melampui akal manusia.

Namun sebaliknya, jika kita tidak mengakui fakta ini, kita hanya memunyai satu pilihan lain yaitu menyimpulkan bahwa semua ini terjadi lewat proses alamiah—dari "tidak ada" berubah secara perlahan menjadi "ada." Masalahnya dengan alternatif ini adalah, bagaimanakah semua yang hidup berasal dari sesuatu yang tidak ada ? Kita tahu bahwa sesuatu yang mati—yang "tidak ada"—tidak berubah menjadi hidup. Singkat kata pergerakan yang kita kenal adalah dari "ada" (hidup) menjadi "tidak ada" (mati), bukan sebaliknya. Ini adalah sekadar contoh bagaimana kita dapat memberi jawab kepada anak yang berpikir kritis dan logis sewaktu menjelaskan kebenaran Alkitab secara kritis dan logis pula.

Kekecewaan terhadap Tuhan.

Anak dapat mengalami kekecewaan yang dalam kepada Tuhan dan tidak jarang, kekecewaan ini membuatnya undur dari iman. Mungkin ia pernah berdoa meminta kesembuhan kakaknya yang sakit tetapi Tuhan tidak mengabulkan doanya. Si kakak akhirnya meninggal dunia. Nah, peristiwa ini dapat menorehkan kekecewaan dan membuatnya tawar hati terhadap Tuhan.

Kehidupan moral teman yang baik, kendati tidak seiman.

Sejak pada masa remaja, anak mulai mengenal teman dengan lebih mendalam, bukan saja sebatas hobi tetapi juga iman kepercayaan. Ada yang seiman, ada yang berlainan iman, dan kadang malah ada yang tidak beriman sama sekali. Nah, pada saat inilah anak mulai mengajukan pertanyaan tentang teman-temannya. Yohanes 14:6 berkata, "Kata Yesus kepadanya, ‘Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.’ " Pada masa ini adakalanya anak mengalami kebingungan sebab berdasarkan perkataan Yesus, hanya Dialah jalan kepada Allah Bapa. Anak bingung sebab ia mendasarkan penerimaan Tuhan atas kebaikan (perbuatan) manusia, bukan pada pengampunan Tuhan atas dosa manusia. Kita mesti menjelaskan kepada anak bahwa kalau ada jalan lain supaya manusia bisa terbebas dari dosa, Tuhan pasti sudah menggunakan jalan lain itu, sebab jalan yang dipilih-Nya adalah jalan yang paling sukar yakni jalan penderitaan dan kematian. Jika kalau lewat perbuatan baik kita semua dapat masuk ke surga, Tuhan hanya perlu mengadakan kontes kebaikan. Namun kita tahu, tidak ada jalan lain. Pengampunan Tuhan atas dosa manusia didasarkan bukan atas kebaikan manusia melainkan atas anugerah Allah yang diwujudkan dalam kematian Yesus, Putra Allah. Kita tidak perlu dan tidak boleh menghakimi orang lain; tugas kita hanyalah memberitakan Kabar Baik bahwa pengampunan dosa tersedia lewat kematian Yesus Kristus.

Pengenalan akan kepercayaan lain.

Adakalanya anak bersinggungan dengan keyakinan iman lain dan memutuskan untuk meninggalkan imannya pada Kristus. Jika ini terjadi, kendati terluka kita tetap harus mengasihinya. Kita harus terus berdoa untuknya dan tidak boleh membencinya. Hanya Tuhan sendiri yang dapat menyatakan diri-Nya dan kebenaran-Nya kepada kita manusia.

Orang tua perlu menyadari bahwa Keselamatan adalah sebuah misteri. Bagaimanakah sampai seseorang percaya kepada Yesus Kristus adalah suatu misteri yang tak mudah dicerna. Pada akhirnya kita harus bertanya, "Apakah kita MEMILIH Tuhan atau DIPILIH Tuhan?" Alkitab memberi kesakisan bahwa Tuhanlah yang memilih manusia. Yesus berkata bukan kamu yang memilih Aku tetapi Akulah yang memilih kamu.  Sehingga kita mesti mengakui bahwa keselamatan adalah anugerah Tuhan. Peran kita, orang tua, dalam pemberian anugerah keselamatan ini adalah mengenalkan anak kepada Kristus SEBAIK-BAIKNYA dan SETEPAT-TEPATNYA.

 

 

 

Sumber : sabda org
Halaman :
1

Ikuti Kami