Kupu-Kupu yang Tak Bisa Terbang

Kata Alkitab / 29 March 2014

Kalangan Sendiri

Kupu-Kupu yang Tak Bisa Terbang

Budhi Marpaung Official Writer
11969

Suatu hari seorang pria sedang berjalan-jalan di sebuah hutan yang tak jauh dari rumahnya. Ketika menyusuri jalan hutan tersebut, ia melihat sebuah pemandangan yang langka. Untuk pertama kali, dengan mata kepalanya sendiri, ia menyaksikan peristiwa kupu-kupu yang berusaha keluar dari kepompong melalui sebuah lubang kecil.

Kupu-kupu itu nampak berusaha keras untuk keluar, namun tak berhasil. Tergerak rasa iba, si pria itu pun berusaha menolong dengan merobek kepompong itu. Si kupu-kupu akhirnya memang bisa keluar dengan mudah.

Namun karena memiliki tubuh yang tidak sempurna, si kupu-kupu tidak pernah bisa terbang, ia hanya bisa berjalan dengan tubuhnya seumur hidup.

Niat baik si pria menolong si kupu-kupu ternyata telah menghilangkan proses perjuangan si kupu-kupu untuk keluar dari kepompongnya. Padahal, jika si pria tahu kebenarannya, setiap kupu-kupu memang sudah seharusnya melewati proses perjuangan itu. Mengapa kupu-kupu harus bersusah payah keluar dari kepompong? Tak lain agar tubuhnya menjadi kuat dan sayapnya berkembang sempurna.

Manusia pada umumnya selalu berusaha menghindari perjuangan dengan usaha keras untuk mencapai sesuatu. Kebanyakan orang selalu ingin cara-cara instant untuk mencapai sesuatu.

Itu sebabnya banyak orang tidak sanggup menghadapi kenyataan hidup yang sulit. Belum juga benar-benar berjuang, mereka sudah memutuskan untuk langsung menyerah saja. Padahal, Allah Sang Pencipta, mengizinkan berbagai persoalan itu kita alami agar kita bertumbuh menjadi pribadi yang kuat.   

Jadi, jika Anda hari ini menghadapi masalah yang sulit, perjuangan hidup yang berat, berusahalah sekuat tenaga untuk mengatasinya. Ingatlah, hal-hal tak mengenakkan tersebut perlu Anda lewati supaya Anda semakin kokoh – baik secara fisik, mental maupun rohani.

Roma 5:3-5 ~ Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.

 

Baca juga :

Wilan, Si Kupu-Kupu Malam

Join IMAGO Festival 2014  

PertolonganMu, Lagu Citra Scholastika yang Unik dan Menguatkan

Cara Terbaik Gunakan Media Sosial Untuk Menunjang Bisnis 

Thread Forum JC : Biseksual Atau Bukan?

Menjadi Orang Tua yang Suportif

Sumber : renungan-harian.com / bm
Halaman :
1

Ikuti Kami