Apakah saudara bisa dipercaya? Apakah saudara bisa mempercayai orang lain? Pertanyaan ini tentunya tidak dimudah dijawab, khususnya bagi setiap orang tua, apakah sebagai orang tua bisa mempercayai anak ? Salah satu kebanggaan yang didambakan anak adalah mendapat kepercayaan dari orang tuannya. Kepercayaan kepada anak bisa berbentuk tugas dan kewajiban. Seperti pekerjaan sekolah atau tugas dirumah, kepercayaa juga bisa berbentuk memberi anak kesempatan untuk menempati janji atau hidup benar. Ia bisa pergi keluar dengan temannya dan sebagainya.
Perhatikanlah bebarapa panduan berikut ini,
1. Kepercayaan mulai diberikan sewaktu dia masih kecil. Bila tidak dimulai dari belia, maka akan sulit ketika dia sudah mulai besar. Mulailah memberikan anak kepercayaan dari hal-hal yang kecil. Bukankah Alkitab berkata barang siapa setia terhadap hal-hal kecil maka kepadanya akan diberikan kepercayaan hal-hal yang besar.
2. Kepercayaan yang kita berikan kepada anak dapat menciptakan warna positif pada relasi kita dengannya. Juga, kepercayaan ini akan membuatnya memandang diri secara positif. Ingat: orang yang merasa dipercaya akan berupaya keras untuk tidak mengecewakan orang yang mempercayainya. Sebaliknya, kekurangpercayaan akan membuat anak patah arang dan tidak bersemangat menyenangkan hati kita. Ia cenderung berkata, "Buat apa mengerjakan dengan sebaik-baiknya; toh, nanti akan selalu ada saja yang dilihat salah!" Juga, ketidak percayaan membuatnya merasa tidak berharga-apalagi bila ia melihat kakaknya justru mendapat kepercayaan.
3. Kepercayaan bukan saja membuatnya bertumbuh, kita pun akan turut bertumbuh. Ini hanya akan terjadi bila kita memberanikan diri untuk memberinya kepercayaan untuk melakukan hal-hal yang belum tentu bisa dilakukannya namun-ini yang penting-ia ingin mencobanya. Selama itu tidak membahayakannya, berilah kepercayaan dan izinkanlah ia melakukannya. Jadi, mulailah dengan memberinya kepecayaan untuk melakukan hal-hal yang dapat dilakukannya, kemudian beranjaklah kepada hal-hal yang belum pernah dilakukannya.
4. Kepercayaan yang diberikan haruslah sesuai dengan koridor perbuatan yang diperkenankan Allah. Kita tidak boleh memberi anak kepercayaan untuk berbuat dosa. Sebagai contoh, kita boleh menyuruh anak untuk berbohong ke pihak sekolah bahwa ia sakit kemarin padahal sesungguhnya kita pergi bertamasya.
Lalu apa yang harus dilakukan oleh orang tua apabila kepercayaan yang diberikan ternyata anak tidak bisa menjaganya dan anak mengecewakan kita?
1. Beri kesempatan kepadanya untuk menceritakan persoalan itu dari sisinya terlebih dahulu.
2. Jangan terburu-buru menghakiminya, mungkin hal itu terjadi diluar kemampuan atau kontrolnya.
3. Pastikanlah apakah ia tengah memanipulasi atau menguji kesungguhan hati kita.
4. Lihatlah apakah memang ia sengaja melawan atau memberontak terhadap perintah kita. Jika memang ada unsur kesengajaan untuk melawan, periksalah apakah memang kita memiliki andil di dalamnya.
5. Evalusi dengan baik apakah mungkin orang tua, memberinya aturan yang tidak realistik dan inilah yang menjadi penyebabnya.
6. Apabila kedapatam ia sengaja memanipulasi orang tua, maka jelaskan akibatnya dan berilah hukuman kepadanya.
Alkitab menyatakan, "Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu". (Amsal 22:6)
Sumber : berbagai sumber