Semut dan Belalang di Negeri Serangga
Sumber: google.com

Kata Alkitab / 8 November 2013

Kalangan Sendiri

Semut dan Belalang di Negeri Serangga

Lois Official Writer
10004

Di dalam dunia serangga hiduplah semut dan belalang. Pada musim panas, semut bekerja keras sekuat tenaga. Kegagalan demi kegagalan dia dapatkan tapi tak pernah menyerah. Akhirnya dia berhasil mendirikan banyak perusahaan dan mengumpulkan banyak uang. Namun, uang itu hanya dia gunakan sebatas keperluan saja, sehingga tabungan dan depositonya pun menumpuk di bank.

Belalang juga sosok yang rajin. Dia juga seorang pekerja keras. Tetapi dia jarang menabung. Seluruh uangnya dihabiskan begitu saja untuk memuaskan keinginannya. “Hidup hanya sekali, maka dinikmati saja!” ujarnya.

Beberapa bulan kemudian, semua sektor ekonomi harus berhenti karena musim dingin yang parah. Salju turun terus menerus setiap hari. Krisis ekonomipun mulai melanda negeri serangga. Bisnis belalangpun ikut jatuh dan dia menjadi miskin serta mulai hidup di jalanan.

Namun belalang adalah serangga cerdas. Dengan perencanaan yang matang, belalang mulai menulis di koran-koran bagaimana mewahnya kehidupan si semut sementara serangga-serangga lain menderita kelaparan. Dengan bantuan mantan rekan-rekan bisnisnya, belalang menggelar konferensi pers dengan tema, “Kenapa di Negeri yang Kaya Ini Masih Ada Belalang yang Kelaparan?”

SSTI, SSTV, dan beberapa TV swasta lainnya mulai mengangkat kehidupan belalang dengan menampilkan video kehidupan belalang yang memprihatinkan beserta kehidupan semut yang penuh kemewahan separuh-separuh layar. Bahkan, Jangkrik Fals, seorang penyanyi terkenal ikut mendukung belalang dengan lagunya berjudul “Tidak Mudah Menjadi Hijau.”

Dalam sebuah wawancara di program televisi, Ketua DPS (Dewan Perwakilan Serangga) Nyamuk Alie menyatakan bahwa dia sangat bersimpati terhadap masalah ini. Akhirnya sidang DPS digelar dan mereka memutuskan untuk menaikkan pajak pada serangga-serangga yang sangat kaya, termasuk semut.

Tidak sampai di situ, belalang juga mulai berteriak di berbagai media bahwa perusahaan-perusahaan milik semut adalah biang utama kemiskinan di negara serangga. Usahanya ini didukung oleh banyak pihak termasuk pers. Pemerintah pun geram dan seluruh kekayaan semut disita oleh negara. Separuh perusahaan milik semut termasuk rumah mewahnya diberikan kepada belalang sebagai balas jasa dan dia dianggap lebih pantas mengelola itu semua.

Akhirnya beberapa bulan kemudian, musim dingin itupun berakhir. Belalang mulai terhipnotis oleh kekayaan yang diperolehnya dari semut. Dia mulai terjerat narkoba dan perusahaannya bangkrut satu demi satu. Akhirnya belalang jatuh miskin. Tidak ada yang mengenalinya saat belalang tewas di pinggir jalan akibat overdosis.

Lalu bagaimana dengan semut? Tidak ada kabar yang pasti tentang hal ini. Beberapa serangga bilang bahwa semut telah pindah ke negeri seberang dan merintis usaha barunya di sana.

Tidak cukup hanya punya kerajinan atau kepandaian. Kita harus mempunyai hikmat agar bisa mengelola semuanya dengan baik dan melatih diri kita untuk hidup dalam kebenaran senantiasa.

 

Sumber : ceritainspirasi.net by lois horiyanti/jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami