Anak Bermasalah? Orangtua yang Harus Introspeksi

Parenting / 5 November 2013

Kalangan Sendiri

Anak Bermasalah? Orangtua yang Harus Introspeksi

Lois Official Writer
9034

Banyak orangtua yang mengeluh saat anaknya bermasalah, baik di sekolah ataupun di dalam pergaulan dengan teman-temannya. Ada yang mungkin terlalu nakal, malas belajar, suka berbohong, ataupun terlalu minder dan menarik diri dari pergaulan. Jika salah satu sifat itu yang ada pada anak kita, bisa jadi ada yang salah dalam cara kita dalam mengasuh dan mengkomunikasikan segala sesuatu dengan anak.

Cara Berkomunikasi Seseorang Mencerminkan Jiwanya

Jiwa tiap individu bisa terlihat dari kalimat yang keluar dari mulutnya. Pemiilihan kata dan intonasi suaranya juga menggambarkan hal yang sama. Maka bayangkan komunikasi yang dijalin dengan anak pun akan menggambarkan hal yang sama. Ini akan menjadi model bagi anak, mempengaruhi pandangan anak terhadap dirinya maupun pandangannya terhadap relasi. Itulah yang akan membentuk anak.

Komunikasi yang Akrab dan Hangat

Ciptakan komunikasi yang akrab dan hangat agar keharmonisan keluarga dapat tercapai. Tiap anggota akan saling menghargai dan menerima perasaan masing-masing. “Anak berperilaku baik saat dia mampu mengatasi perasaannya,” ujar psikolog dari Lembaga Bantuan Psikolog dan Mediasi, Satu Consulting, dra Nana Maznah Prasetyo MSi.

Jangan Dikte Perasaan Anak

Misalnya orangtua berkata, “Nggak usah sedihlah” atau “Ah, sebetulnya kamu nggak merasa seperti itu.”. Ketika perasaan anak didikte seperti itu, anak jadi kesulitan mengenali dan memahami perasaan yang berkecamuk di dadanya. Untuk itu, cobalah orangtua menempatkan diri di posisi anak. Jangan biarkan anak kehilangan kepercayaan kepada persepsinya sendiri dan tergantung dengan persepsi orangtua.

Jika orangtua memiliki perbedaan perasaan dengan anak, berempatilah. Demikian pula saat anak mengungkapkan perasaannya. Dia membutuhkan respon positif penuh perhatian dari ibu dan ayahnya.

Dengarkan Perasaan Anak

Ketika anak menceritakan perasaannya, tinggalkan sejenak pekerjaan Anda, luangkan waktu untuk mendengarkannya karena pada dasarnya semua orang ingin dinomorsatukan saat berbagi perasaan. Begitu juga anak, ingin orangtuanya menomorsatukannya di atas segalanya saat dia curhat. Tatap matanya dan dengarkan penuh perhatian.

Jika anak kita bermasalah, mungkin cara kita mengajarlah yang membuatnya melakukan perbuatan-perbuatan itu. Mungkin kita tidak sadar dengan apa yang kita berikan pada anak. Mulailah perhatikan buah hati Anda sehingga dia tumbuh menjadi anak yang sehat secara jasmani, terlebih lagi secara rohani.

 

Baca juga :

Bagaimana Memperoleh Masa Depan yang Gemilang?

3 Cara Ubah Hobi Jadi Pemersatu Suami Istri

Mengenal Alkohol Dalam Produk Kecantikan

Gravity, Ketika Tidak Ada Lagi Tempat Berpijak


Sumber : republika.co.id by lois horiyanti/jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami