Tjandra Tedja, Dari Pelayan Gereja Hingga Pebisnis Konten
Sumber: Reformata.com

Career / 30 September 2013

Kalangan Sendiri

Tjandra Tedja, Dari Pelayan Gereja Hingga Pebisnis Konten

Lori Official Writer
18174

Tjandra Tedja, anak pertama dari tiga bersaudara kelahiran Jakarta. 7 Januari 1965 ini adalah seorang jemaat dan pelayan gereja GBI Rehobot Muara Karan, yang menjadi pebisnis konten Moving Bible (MB) yang pertama kali di Indonesia. Moving Bible mulai hadir sejak Juni 2004 oleh hasil pertemuan bisnis yang digelar oleh Tjandra dan para pemimpin gereja kala itu.

Pada umumnya, seorang yang berprofesi sebagai pelayan sekaligus sebagai pebisnis dipandang negatif oleh masyarakat. Namun baginya, bisnis dapat terintegrasi dengan pelayanan. Perspektif tersebut menghantarnya dan rekan-rekan untuk mendirikan Perusahaan Alpha Omega Production yang bergerak dibidang penyedia konten atau content provider khusus kata-kata motivasi dari ayat-ayat Alkitab.

Awalnya berat bagi Tjandra untuk menjual kata-kata motivasi dari ayat-ayat kitab suci. Namun, ia berpikir kembali bahwa hal itu dipandang serupa dengan bisnis booklet renungan harian. Dengan itu,ia bahkan mengajak sejumlah pastor dan pendeta terkenal dari berbagai gereja untuk bergabung sebagai pengisi konten Moving Bible (MB).

“Saya hanya menggunakan medianya dengan teknologi informasi. Sedangkan orang lain memakai medianya dengan kertas, dicetak,” ungkap Tjandra, seperti dilansir dari Reformata.

Tjandra mengaku bahwa awal mengembangkan bisnis ini tidaklah gampang, mereka bahkan sempat menghadapi masa-masa berat, banyak tantangan dari kehadiran sejumlah pesaing. Ia bahkan sempat menyerah, namun berkat kerja keras yang ia pupuk, lambat laun Moving Bible dapat diterima dan diminati oleh banyak orang.

“Kala itu sebenarnya Alpha Omega hampir kolaps. Perusahaan ini sudah berdarah-darah, merugi. Hingga tahun 2005 pun kami masih mensubsidi Moving Bible,” ungkapnya.

Latar belakang kelulusannya dari program Informatika, STMIK Bina Nusantara, juga turut mendukungnya mengembangkan bisnis tersebut. Bahkan bisnis ini berkembang hingga pada pelayanan di bidang penyediaan ringbacktone telepon seluler rohani yang kala itu masih sangat diminati. Ayah dari dua anak ini pun menyampaikan bahwa melalui Moving Bible ia dapat menggenapi tujuan hidupnya yaitu membuat Tuhan tersenyum.

Pesan yang disampaikan dari kisah ini adalah: melalui usaha, para pelayan gereja juga dapat memuliakan Tuhan dengan memberi dampak positif dari produk yang ditawarkan kepada masyarakat.

 

Baca Juga Artikel Lainnya:

Rachmat Manullang, Pendeta yang Juga Sukses Sebagai Pendidik

Pdt Dr Markus Daniel Wakkary, Pendeta yang Jadi Jurnalis

Johnny Harjantho, Sukses Bangun Bisnis di Singapura Dari Nol

Satya Witoelar, Entrepreneur Freelance Pendiri Tulakom.com

Masih Percaya Belanja Secara Online?

Sumber : Tabloid Reformata | Jawaban.com | Lori
Halaman :
1

Ikuti Kami