Memburuknya toleransi beragama di antara masyarakat di Indonesia tak lepas dari peran Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang selama berkuasa sampai saat ini yang dianggap kurang tegas dalam menyelesaikan sejumlah konflik mengatasnamakan agama.
Inilah setidaknya kesimpulan yang bisa diambil sejumlah lembaga swadaya masyarakat yang tergabung dalam Solidaritas Bhinneka Tunggal Ika (SBTI).
SBTI sendiri terdiri dari Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan, Wahid Institute, International Center for Transitional Justice dan Moderate Muslim Society.
Selain kekurangtegasan SBY, lembaga tersebut juga menganggap sikap diskriminatif dari menteri terkait dalam hal ini Menteri Agama Suryadharma Ali terhadap aliran agama atau kepercayaan tertentu juga telah memperburuk toleransi kehidupan beragama di Indonesia saat ini.
"Buruknya perlindungan terhadap kelompok minoritas ini pula yang mengakibatkan kelompok keras atas nama agama yang anti demokrasi seakan mendapat tempat dan legitimasi di negeri ini," ujar Direktur Moderate Muslim Society, Zuhairi Misrawi.
Oleh karena itulah dalam momen rencana reshufle Kabinet Indonesia Bersatu Jilid 2, SBTI mendesak Presiden SBY untuk mengganti Suryadarma Ali karena dia tidak berpihak kepada kepentingan seluruh warga negara tetapi cenderung mengutamakan kelompok kecil yang mendukung kekuasaannya.
Pemerintah adalah pelindung bagi setiap warga negaranya. Jika pemerintah lemah dan mudah diajak berkompromi maka janganlah heran ada kelompok-kelompok masyarakat tertentu yang akan memanfaatkan hal itu dan membuat teror kapanpun dan dimanapun juga.
Sumber : voanews/bm