Kuasa Dari Janji Pernikahan

Marriage / 7 May 2011

Kalangan Sendiri

Kuasa Dari Janji Pernikahan

Lestari99 Official Writer
4709

Seorang teman berbagi kisah baru-baru ini. Ayahnya sedang sekarat dan ia meninggalkan rumahnya untuk menemani sang ayah dan membantu memenuhi semua keperluan ayahnya. Ayahnya menceraikan ibunya ketika teman saya masih remaja dan menikahi tiga wanita lain bertahun-tahun sesudahnya.

Ibunya merasa tidak patut bagi dirinya untuk berkencan atau menikah lagi. Meskipun ibunya tidak pernah membicarakan Tuhan untuk memulihkan pernikahannya, ia tetap setia pada janji pernikahannya.

Ayah teman saya sakit selama lebih dari setahun karena tumor otak dan dalam kondisi yang cukup buruk selama enam bulan atau lebih – sebagian besar dalam keadaan tidak sadar dan tidak dapat berjalan atau berbicara ketika terjaga.

Sejak teman saya tiba, ibunya tidak pernah mengunjungi ayah saya karena istri termuda yang telah dinikahinya selama empat tahun ada di sana. Namun secara mengejutkan, istri ayah saat itu meminta ibu untuk datang dan berdoa dengan mereka semua.

Ketika mereka tiba dan mulai berdoa, sesuatu yang indah terjadi. Ayahnya untuk pertama kali bangun setelah berbulan-bulan dan mulai melihat secara tajam kepada dirinya dan ibunya. Ketika mereka terus berdoa dan memuji Tuhan, Tuhan mulai memberikan interpretasi kepada ibu teman sayauntuk memahami apa yang ingin dikatakan ayahnya kepadanya namun tak sanggup terucap. Saat ibunya membagikan perkataan ayahnya kepada dirinya, ayahnya mulai menangis. Hal itu seperti pengalihan jubah otoritas di dalam keluarga.

Kemudian teman saya melihat sesuatu yang menakjubkan. Ayahnya berpaling kepada ibunya dan ada pengurapan yang nyata atas mereka berdua. Teman saya mengatakan untuk pertama kalinya ia menyadari dalamnya sumpah pernikahan itu. Tak peduli apapun yang telah terjadi, ikatan dari janji pernikahan itu masih ada di antara mereka. Wanita yang bukan merupakan istri perjanjian melihat hal itu dan pindah ke bagian lain dari ruangan itu. Sejak saat itu ia selalu mengambik jarak dengan sisi tempat tidur.

Ibu teman saya tetap mendampingi ayahnya dan berdoa bersamanya sampai ayahnya meninggal. Ibunya juga sangat terkejut dengan apa yang telah Tuhan lakukan karena ia pikir ia telah menyerah terhadap suaminya di hadapan Tuhan jauh sebelum itu. Sejak saat itu, sangatlah jelas bahwa Tuhan telah menyatukan mereka kembali.

Saat ayahnya meninggal, semua orang di rumah duka memperlakukan sang istri perjanjian sebagai janda. Ibunya terus berkata tidak, dan menunjuk istri suaminya saat itu sebagai janda. Namun wanita yang bukan istri perjanjian itupun merasakan hal yang sama, bahwa ibunyalah sang janda bukan dirinya. Para pelayat bahkan memberikan bunga perkabungan bagi ibu teman saya.

Ayahnya meninggal dengan membawa dua hal: rasa duka yang mendalam bagi ibunya dan rasa kebebasan yang baru bagi istri mudanya. Sangatlah jelas bagi semua yang datang yang mana yang merupakan istri perjanjian.

Teman saya dan istrnya telah diajarkan mengenai sumpah pernikahan selama bertahun-tahun namun mereka berdua mengatakan inilah pertama kalinya mereka mampu melihat pengurapan nyata yang bersandar pada janji pernikahan, bahkan ketika salah satu pasangan telah meninggalkan pernikahan dan menikah kembali selama beberapa kali.

Sumber : covenantkeepersinc.org
Halaman :
1

Ikuti Kami