Beginilah Cara Masyarakat Larantuka Rayakan Paskah (Bagian 1)

Internasional / 24 April 2011

Kalangan Sendiri

Beginilah Cara Masyarakat Larantuka Rayakan Paskah (Bagian 1)

Budhi Marpaung Official Writer
5240

Paskah telah tiba. Hari peringatan kebangkitan Tuhan Yesus Kristus ini dirayakan di seluruh dunia oleh umat Kristiani baik mereka yang Protestan maupun Katolik dengan cara-cara masing-masing.

Masyarakat Flores di Larantuka yang mayoritas beragama Katolik memiliki ritual tersendiri dimana hal tersebut merupakan peninggalan budaya nenek moyang turun temurun. Berikut uraian Diana Dasilva (30), karyawan LSM Internasional yang disampaikan kepada Kompas.com di lamannya beberapa hari lalu sehubungan dengan ritual paskah di wilayahnya.

Tradisi paskah di Larantuka dimulai dengan ritual keagamaan misa Rabu Trewa di masing-masing paroki. Trewa artinya bunyi-bunyian terakhir setelah misa pukul 20.00 WITA. Warga boleh memasang musik atau bunyi-bunyian lain. Gereja masih boleh membunyikan lonceng hingga pukul 20.00. Namun setelah misa Rabu malam, bunyi-bunyian tak dibolehkan.

Esoknya, pada perayaan perjamuan terakhir tepat saat Kamis Putih, suasana Larantuka akan terasa sepi. Di saat-saat seperti ini, ujar Diana, masyarakat mempersiapkan keluarnya Tuan Ma (patung Bunda Maria). Patung Bunda Maria di Kapel Maria Pante Kebis ini akan dimandikan oleh lima suku besar di Larantuka secara tertutup.

Barulah Kamis, mulai pukul 22.00 WITA, umat mulai melakukan lamentasi hingga pagi di Gereja Katedral Larantuka. Mereka juga diizinkan untuk mencium Tuan Ma di kapel Pante Kebis dan Tuan Ana di kapel Lohayong. Ritual mencium Tuan Ma dan Tuan Ana berlangsung hingga Jumat pukul 13.00 WITA.

Awal prosesi Jumat Agung dimulai dengan diaraknya Tuan Ma dan Tuan Ana ke Katedral Reinha Rosari Larantuka (sekitar pukul 14:00 WITA). Sejumlah warga akan mengambil bagian dalam kegiatan ini baik mereka yang masih anak-anak ataupun yang sudah dewasa.

Prosesi arak-arakan memakan waktu sekitar 1 jam dan dilaksanakan secara adat.  

Pada Jumat pukul 15:00 WITA yakni setelah Tuan Ma dan Tuan Ana sampai ke Katedral Reinha Rosari Larantuka maka ritual keagamaan pun dilakukan yakni mencium salib (bagian dari penghormatan salib). Setelah itu pada pukul 18.00, umat menjalani prosesi keliling delapan armida di Larantuka yang dibuka dengan ovos atau peratapan.

Adapun waktu yang dihabiskan mulai dari Ovos sampai mengeliling delapan armida adalah 9 jam.

Bersambung....

Sumber : Kompas.com
Halaman :
1

Ikuti Kami