Mahasiswa Psikologi Mengatur Perburuan Telur Paskah Untuk Meneliti Kebahagiaan

Psikologi / 21 April 2011

Kalangan Sendiri

Mahasiswa Psikologi Mengatur Perburuan Telur Paskah Untuk Meneliti Kebahagiaan

Lestari99 Official Writer
4460

Eksperimen ini berhasil atas diri Bethany Linville.

Sambil memegang telur Paskah plastik pada Selasa pagi, wajahnya berseri-seri.

“Telur pertama yang saya temukan berwarna ungu, sedangkan saya menginginkan yang berwarna hijau, jadi saya terus mencari telur yang berwarna hijau,” ujar mahasiswa tingkat dua di Kansas University yang berasal dari Wichita ini.

Bethany akhirnya menemukan satu. Warna telur itu serasi dengan frame kacamata plastiknya yang berwarna hijau dan tali tas ranselnya yang juga berwarna hijau.

“Saya sangat senang,” ujarnya.

Dan itu intinya.

Berburu telur Paskah di hari Selasa pagi itu merupakan gagasan dari selusin mahasiswa psikologi, yang menyembunyikan 500 telur di kampus dalam upaya melihat bagaimana mereka dapat membuat orang bahagia.

Semua ini merupakan bagian dari kelas psikologi positif yang dajarkan oleh Sarah Pressman.

“Kebanyakan studi psikologi berfokus pada depresi dan stres serta hal-hal buruk lainnya,” ujar Pressman selaku asisten dari profesor psikologi. “Seluruh bidang penelitian psikologi positif benar-benar terfokus pada upaya untuk memperbaiki hal itu.”

Mereka yang dilaporkan menjadi orang berbahagia dapat hidup hingga delapan tahun lebih lama daripada mereka yang tidak. Kebahagiaan mendatangkan keuntungan lain juga.

“Kebahagiaan mengurangi hormon stres Anda, meningkatkan fungsi sistem kekebalan tubuh, dapat menurunkan resiko kemungkinan terkena penyakit jantung, dan jika Anda memiliki serangan jantung, dengan bersikap lebih optimis, Anda keluar dari rumah sakit lebih cepat,” ujarnya.

Dengan dasar pemikiran itu, siswa di kelas Pressman ditugaskan untuk merancang proyek yang dapat membuat Lawrence menjadi tempat yang lebih membahagiakan.

Proyek telur Paskah merupakan bagian dari itu. Siswa yang berhasil menemukan sebutir telur akan menemukan dua buah permen dan secarik kertas yang mengarahkan mereka untuk menyimpan sebuah permen untuk diri sendiri dan permen lainnya untuk diberikan kepada orang lain – kemudian diambil survei secara online untuk mendapatkan umpan balik bagi para peneliti sarjana ini dengan memastikan bahwa mereka telah belajar metode penelitian juga.

Stephanie Lanning, salah seorang mahasiswa senior yang berasal dari Shawnee ini, merupakan salah satu anggota kelompok. Ia sangat menikmati hasil dari kerja kelompok ini.

“Menyebarkan kebahagiaan sama pentingnya dengan menjadi bahagia,” ujarnya, menekankan point penting dari apa yang dipelajarinya di kelas, untuk menyenangkan profesornya yang sedang berdiri di dekatnya. “Memberi sama pentingnya dengan menerima.”

Proyek lainnya akan dicari segera. Salah satu kelompok merencanakan untuk mengadakan sebuah istirahat massal, kelompok lain memiliki kejutan di toko untuk seluruh kampus, dan kelompok terakhir merencanakan untuk memiliki lukisan dinding di tempat umum dimana setiap orang dapat menuliskan pesannya di sana.

Apakah Pressman tidak memiliki kekuatiran jika semua hal ini sepertinya merupakan tipuan?

“Dari masa ke masa dalam seluruh bidang, selalu ada kritikan datang dari luar sana, seperti siapa yang peduli akan kebahagiaan?” ujarnya.

Namun itulah sebabnya ia mengadakan penelitian ilmiah ini – untuk menunjukkan bahwa kebahagiaan penting dan membawa pengaruh pada tingkat fisik.

Untuk mahasiswa seperti Cody Wilson, seorang mahasiswa senior dari Dallas, ia menyambut perubahan dari kelas-kelas lainnya.

“Biasanya, ketika saya meninggalkan kelas psikologi, saya selalu berpikir, ‘Tuhan, ada begitu banyak hal yang salah dengan diri saya’,” ujarnya. “Sangatlah baik untuk melihat bagian yang baik dari diri Anda sendiri.”

Sumber : ljworld.com
Halaman :
1

Ikuti Kami