In The Lowest of The Lowest

Kata Alkitab / 16 April 2011

Kalangan Sendiri

In The Lowest of The Lowest

Puji Astuti Official Writer
8207

Perjalanan menuju destinasi bersama Tuhan sebagai partner kita, seringkali tidak mudah. Tuhan pun tidak memberitahu secara spesifik apa yang Dia akan kerjakan. Bagi Abraham, Ishak, Yakub, Daud, Yusuf; perjalanan mereka pun tidak mudah.

Mereka tidak sempurna, bahkan mereka melakukan kesalahan dan dosa yang fatal. Daud berzinah dengan Batsyeba, istri Uria. Untuk menutupinya, dia membunuh Uria. Yusuf menyombongkan mimpinya kepada kakak-kakaknya. Abraham berbohong kepada Abimelekh dan Firaun. Semua tokoh-tokoh di Alkitab ini mempunyai kekurangan-kekurangan dalam karakter mereka. Tetapi Tuhan tidak pernah menyerah terhadap mereka.  

Tuhan tertarik pada pembentukan karakter kita

Tuhan tidak tertarik pada apa yang kita lalui, seberapa berat penderitaan dan cobaan yang kita alami. Yang Tuhan pentingkan adalah karakter ilahi yang akan keluar dari kita sebagai hasil dari proses tersebut. Segala perjalanan, kesulitan, kemalangan yang dilalui oleh Daud menghasilkan seorang Raja Daud yang layak dimiliki Israel sebagai pemimpin mereka. Perjalanan yang sulit yang dilalui Yusuf menghasilkan seorang perdana menteri Yusuf yang bijaksana, pandai dan yang menyelamatkan Israel dari kelaparan.

Segala proses yang mereka lalui menciptakan seorang manusia yang baru di dalam Tuhan. Dibutuhkan waktu tiga belas tahun sebelum Yusuf duduk di takhta kekuasaan sebagai perdana menteri di samping Firaun. Dibutuhkan waktu selama itu untuk hikmat dan karisma dibangun dan dikembangkan di dalam diri Yusuf sehingga ia layak untuk posisi tersebut.

Yusuf mengalami titik terendah, yaitu masa tergelap, tersulit dan terburuk dalam hidupnya yaitu ketika ia berada dalam penjara. Kita pun akan mengalami saat-saat tergelap dalam kehidupan kita. Pada saat itu, menyerah bukanlah suatu pilihan. Camkan hal ini!

Keluar dari pertandingan Tuhan bukanlah suatu pilihan. Tidak ada pemenang bila seseorang memutuskan keluar dari pertandingan. Pemenang bertahan sampai akhirnya.

Saat berada di titik terendah, ingat hal-hal ini

Dalam perjalanan yang sulit, menghadapai tantangan dan pencobaan, selalu ingat bahwa:

1. Champions are never chosen from the unscarred of the unwounded. Pemenang atau pahlawan tidak pernah terpilih dari kelompok orang-orang yang tidak pernah terluka.

Seorang pahlawan atau pemenang dikenal dari bekas-bekas lukanya. Bekas-bekas luka adalah tanda-tanda perjuangan kita. Suatu hari tanda-tanda luka tersebut akan menjadi kebanggaan yang menceritakan keberhasilan Anda melalui tantangan-tantangan dalam hidup Anda. Seberapa dahsyatnya seseorang sebagai seorang petarung dapat dilihat dari banyaknya bekas luka yang dimilikinya.

Yesus memiliki bekas-bekas luka akibat penganiayaan sebelum dan pada saat Dia disalibkan (Zakharia 12:10). Rasul Paulus meninggal dengan punggung penuh luka akibat cambukan sebanyak lima kali 39. Yusuf meninggal di usia 110 tahun dengan bekas-bekas luka di leher dan kakinya akibat rantai besi yang dipasang sewaktu dia menjadi budak dan di penjara.

Masalah dan tantangan bukanlah hal yang negatif karena:

  • Masalah tidak berarti bahwa Tuhan meninggalkan kita, tidak menyertai kita, atau tidak mencintai kita.

  • Masalah membuktikan bahwa kita adalah bagian dari umat manusia.

  • Masalah menggembleng kita menjadi lebih kuat. Kekuatan dan ketahanan kita dilatih dalam menghadapi kesukaran.

  • Masalah akan membuat roh kita berapi-api.

  • Masalah memaksa kita berseru kepada Tuhan (Yeremia 33:3).

Sisi indah dari suatu masalah, yaitu bahwa di tengah masalah selalu terdapat peluang. Jika Anda merasa Tuhan meninggalkan Anda, ketahuilah bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan atau membiarkan Anda sendiri. Diamlah di hadapan Tuhan dan dengar suara-Nya (Yesaya 49:14-15).

2. God is taking your adversity and turning it into your advantage. Tuhan akan mengambil kemelut dan kesukaran dalam hidup Anda dan mengubahnya menjadi keuntungan bagi Anda.

Yusuf mengalami banyak kesulitan dan ketidakadilan dalam hidupnya. Tetapi dia senantiasa setia dan tabah melakukan apa yang Tuhan kehendaki. Sementara Yusuf di penjara, Tuhan sedang bekerja dengan orang-orang fasik demi kebaikan Yusuf: takhta perdana menteri sedang dipersiapkan untuknya. Jadi ingatlah bahwa saat Anda berada dalam situasi penjara dalam hidup Anda, pemberhentian Anda yang berikutnya adalah istana raja. Tetapi kita butuh tangan Tuhan untuk sampai ke sana.

3. My adversity will lead me to my achievement. Kemelut dalam hidup Anda akan membawa Anda kepada pencapaian dan keberhasilan Anda.

Segala kesulitan dan tantangan dalam hidup Anda akan membawa Anda menuju kemenangan jika Anda meresponinya dengan benar. Tempat yang tadinya mengancam Yusuf menjadi tempat yang membuat dirinya sukses, yang kemudian membawanya ke hadapan Firaun di istana. Jika di tempat kesukaran kita bisa tabah bertekun dengan Tuhan dan bertahan sampai akhirnya, maka kita akan keluar menjadi pemimpin yang luar biasa.

Tidak ada kesuksesan tanpa perjuangan

Fakta bahwa Anda masih berjuang dan bertekad untuk berusaha, membuktikan bahwa Anda belum kalah. Sebagaimana setiap benih yang ditabur di tanah harus bergumul dan mendorong tanah untuk menemukan jalan keluar agar bisa mendapat cahaya matahari dan udara; benih inipun bertahan menghadapi cuaca buruk sebelum dapat bertumbuh menjadi pohon yang besar.

Masalah menyadarkan kita bahwa kita membutuhkan Tuhan. Untuk setiap masalah yang tidak dapat kita atasi dengan kekuatan kita sendiri, kita membutuhkan kekuatan dan kuasa yang lebih besar yang datang langsung dari Tuhan. Kabar baiknya adalah kuasa tersebut tidak disimpan di sorga; kuasa tersebut adalah milik kita asal kita memintanya. …Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa. –Yakobus  4:2   

Doa adalah suatu kebutuhan, bukan keharusan

Berdoa adalah bersekutu dengan Tuhan. Ini adalah kebutuhan kita sebagai orang percaya. Doa bukan karena kita mengikuti program atau mentaati peraturan. ”Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia.” – Lukas 21:36.

...dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka.
- 2 Tawarikh 7:14.

Doa adalah kunci yang paling tepat di tengah-tengah tekanan, ujian, pencobaan. Saat kita berdoa, kita sebenarnya sedang mempersiapkan diri kita untuk melakukan kehendak Allah. Doa bukan membuat Tuhan bekerja untuk kita, tetapi sebaliknya. Doa mempersiapkan diri kita untuk mentaati firman Tuhan.

Salah satu pendoa syafaat terbesar berkata: “Anda lebih berkuasa saat tersungkur di lutut Anda daripada saat berada di puncak gunung, karena saat Anda berlutut menyembah di hadapan-Nya, Tuhan akan menunjukkan kepada Anda apa yang akan terjadi”.

Supaya doa Anda efektif, maka di tengah kesulitan ada tiga hal yang harus Anda perangi yaitu: kekuatiran, ketidakpercayaan dan keengganan untuk berdoa.

Di tengah perjalanan yang penuh dengan tantangan dan pencobaan, Tuhan sedang mentransformasi hidup kita. Tuhan sedang mengubah dan membentuk kembali hidup kita. Hidup yang tampaknya rusak dan kacau, dibentuk-Nya kembali. Asal kita tidak berontak, asal kita mengambil sikap yang benar di tengah kesulitan dan kegelapan, maka Tuhan bisa bekerja dengan leluasa menghasilkan karakter Kristus di dalam kita. Dan di tengah perjalanan tersebut, kemakmuran yang tidak terbatas sedang menanti kita. Tuhan telah lakukan kepada Yusuf, Tuhan pun akan melakukan yang sama terhadap kita.

Halaman :
1

Ikuti Kami