Pikiran Negatif? Buang Jauh-Jauh Deh...

Single / 21 January 2011

Kalangan Sendiri

Pikiran Negatif? Buang Jauh-Jauh Deh...

Lestari99 Official Writer
5556

Berpikir positif bukanlah sesuatu yang secara otomatis dapat kita lakukan saat kita dilahirkan. Saat kita bertumbuh dewasa, seringkali kita belajar berharap pada hal yang negatif sebagai bentuk perlindungan diri. Dengan berpikir positif maupun negatif sebenarnya dapat membuat apa yang kita pikirkan menjadi kenyataan. Dalam menjalin sebuah hubungan, sangat mudah bagi kita untuk memikirkan hal yang negatif. Namun jika hasil positif yang kita harapkan, sudah saatnya untuk mulai mengubur hal-hal yang negatif dan mulai berlatih untuk berpikir positif.

Berpikir Positif Membutuhkan Latihan

Pertama, identifikasikan topik dominan dari pikiran negatif Anda. Misalnya saja, “Tidak ada pria/wanita yang menghormati saya”, “Tidak ada yang mengasihi saya”, “Tidak pernah ada yang cukup baik”, dll. Anda akan melihat ketika pasangan atau kekasih Anda melakukan sesuatu yang tidak Anda sukai seperti berada jauh dari Anda, maka pikiran-pikiran negatif itu pun akan muncul. Dalam waktu singkat pikiran Anda akan dibanjiri dengan hal-hal yang tidak seharusnya, dan mengarah pada emosi serta tindakan yang justru menciptakan ketidak-harmonisan di dalam hubungan.

Untuk menghentikan pola pemikiran seperti ini, buatlah pikiran baru yang mendukung seperti “Saya cukup baik”, “Saya pintar”, dll, dan terus temukan ide-ide baru lainnya sampai semua hal positif itu tertanam di dalam pikiran Anda.

Dengan melakukan hal ini, Anda akan melihat semua orang dan peristiwa dari perspektif yang berbeda. Jika orang yang Anda kasihi menjauh, Anda tidak akan mengambil hati atas tindakan mereka. Anda tidak akan merasa tidak dibutuhkan dan tidak aman, melainkan bersukacita. Jika Anda masih lajang, Anda dapat menarik lawan jenis untuk mengasihi Anda. Jika Anda sudah menikah, secara mengejutkan Anda akan melihat bagaimana pasangan akan menghargai Anda lebih lagi. Semua hubungan yang berjalan dengan baik berawal dari dalam ke luar.

Apa Manfaat Memiliki Pikiran Positif?

Kebahagiaan seseorang itu dapat menular. Demikian juga dengan kesedihan. Lalu Anda sendiri ingin ditularkan apa dari orang lain? Kalau saya, sudah pasti kebahagiaan.

Seorang yang berbahagia membuat kita merasa baik tentang diri mereka dan juga diri kita sendiri. Mereka juga membuat kita merasa aman. Mereka menciptakan rasa pengharapan dan kesempatan. Mereka menanamkan kepercayaan. Pikirkan siapa yang akan Anda percaya untuk meminta nasehat. Apakah Anda akan mempercayai orang sedih yang suka merajuk atau seorang yang bahagia dan penuh sukacita? Anda akan mempercayai mereka yang bahagia karena orang yang bahagia tetap tersenyum meskipun mereka tersandung dan itu menjadi sebuah rahasia yang sukar dipahami.

Berbagai penelitian telah menghubungkan antara pikiran positif dengan kebahagiaan dan ketenangan pikiran. Penelitian-penelitian ini dilakukan di seluruh dunia dan pada setiap jenis manusia. Hasilya cukup konsisten – berpikir positif secara teratur mengarah pada kebahagiaan da ketenangan pikiran.

Saat Anda melihat dunia melalui lensa negatif, Anda bereaksi secara berbeda terhadap dunia. Anda akan semakin menarik diri dan terlihat dingin. Anda tidak banyak tersenyum, tidak banyak memberi, dan bersikap hati-hati. Anda seringkali ketakutan – jadi Anda melindungin diri Anda dengan menyimpan semuanya sendiri dan tidak mengambil resiko. Anda menciptakan kesengsaraan Anda sendiri. Pikiran negatif pada akhirnya memberi makan semua kekuatiran dan justru menarik keadaan dan membuat apa yang Anda pikirkan menjadi nyata.

Saat Anda melihat dunia melalui lensa positif, Anda lebih banyak tersenyum, lebih hangat, memberi lebih, lebih perhatian dan tanpa pamrih. Anda tidak merasa takut sehingga Anda pun berani mengambil resiko. Anda melakukan hal-hal yang justru menarik orang lain untuk mendekat kepada Anda. Orang-orang akan meresponi kepositifan Anda dengan merasa positif tentang Anda. Pikiran positif bagaikan makanan yang memberi makan terciptanya masa depan yang bahagia dan ketenangan pikiran.

Dapatkah Saya Mengikat Pikiran Negatif Saya Tentang Cinta?

Otak kita dirancang untuk mencari pola, terutama saat kita menghindari rasa sakit dan mencari kesenangan. Ketika kita dikecewakan oleh cinta, dengan cepat kita belajar untuk tidak lagi kembali ke sana. Tentu saja ini merupakan strategi yang mengerikan untuk menghindari rasa sakit dalam mencari pasangan atau saat menangani konflik dalam hubungan.

Berikut adalah cara untuk melawan kecenderungan menghindari rasa sakit dan campur tangan pikiran Anda untuk memastikan hal itu tidak mengurangi kesempatan Anda:

1. Pengalaman Negatif Terjadi.

Sebagai contoh: Anda pergi berkencan, tertelan rayuan gombal, Anda mengorbankan kegadisan Anda dan dia tidak pernah lagi menghubungi Anda.

2. Perasaan Muncul.

Anda kecewa. Anda menyukainya dan menginginkan agar hubungan ini berhasil. Tapi Anda kecewa dan marah. Lakukanlah selama yang Anda perlu. Tapi jangan menarik kesimpulan, rasakan saja (melakukannya lebih sulit dari yang Anda bayangkan).

3. Menciptakan Makna Dari Pengalaman Itu

Daripada berpikir menyimpulkan tidak seharusnya Anda tertelan rayuan gombalnya, tidak seharusnya Anda mengorbankan keperawanan Anda, semua pria itu brengsek, atau mungkin Anda memang ditakdirkan untuk lajang selamanya, buatlah keputusan secara sadar yang dapat menjelaskan dan membantu Anda untuk merasa masih ada kemungkinan lain. Misalnya saja: “Dia bukan untuk saya. Saya akan menemukan seseorang yang membuat saya merasa hebat.” Mungkin pada awalnya Anda tidak dapat mempercayai hal ini tapi sangat penting untuk memisahkan emosi dari interpretasi peristiwa. Interpretasi yang negatif akan membuat Anda menghindar atau menunjukkan sejumlah perilaku untuk melindungi diri sendiri seperti tidak banyak tersenyum dan sering mengeluh.

4. Ambil Tindakan

Sangat penting bagi Anda untuk kembali keluar sana dan terbuka lagi untuk kencan yang lain atau memiliki percakapan dengan topik yang sulit bersama dengan pasangan Anda.

Sumber : shine
Halaman :
1

Ikuti Kami