Kisah Pencari Rejeki Dari Kuburan Keramat

Family / 19 January 2011

Kalangan Sendiri

Kisah Pencari Rejeki Dari Kuburan Keramat

Puji Astuti Official Writer
16642

Di tengah derasnya perkembangan teknologi saat ini ternyata masih ada orang yang percaya pada kekuatan gaib. Salah satunya adalah pria yang bernama Akuh Wijaya ini, sejak kecil dia sudah berkenalan dengan kekuatan gaib.

"Waktu saya berumur delapan tahun, saya sakit muntaber. Paman saya seorang dukun atau orang pintar. Dia berusaha sampai bertapa selama tiga hari tiga malam untuk mendoakan saya. Lalu paman saya mengambil air dan mendoakan air itu kemudian diberikan pada saya. Setelah itu saya merasa badan saya lebih enak. Kemudian saya sembuh."

Tidak hanya pamannya, mamanya pun memberikan saran yang menyesatkan saat ia membutuhkan pekerjaan.

"Mama saya bilang kalau saya ingin berhasil, minta saja pada yang ada di kuburan itu. Bukan minta sama Tuhan, tapi sama yang di kuburan itu."

Tanpa ragu sedikit pun, bersama seorang saudaranya Akuh langsung mendatangi kuburan keramat itu.

"Saya bawa kemenyan, kopi pahit, kopi manis, telor dan makanan."

Di kuburan itu juru kunci menyerahkan Akuh pada roh yang ada di kuburan itu.

"Pada waktu dia berdoa, saya merasakan kaki saya tidak bergerak. Seperti ada yang menahan. Menurut juru kunci itu tandanya saya diterima oleh kuasa gelap di tempat itu."

Demi mendapatkan pekerjaan, Akuh rela melakukan ritual tidur di kuburan.

"Saya berani, tapi masih ada sedikit gentar. Tapi saya melakukannya rutin, jadi setiap malam Senin saya harus menginap di kuburan."

Dalam sekejab saja, akhirnya Akuh bisa mendapatkan pekerjaan. Tidak hanya itu, dia juga mendapatkan ilmu kesaktian.

"Saya dulu kalau ke Jakarta, berangkat kerja kalau naik bus kadang-kadang tidak pernah bayar. Jadi kalau saya naik bis, saya naik dari pertama di terminal sampai di Jakarta ngga pernah ditagih. Tapi orang-orang lain ditagih. Jadi kondektur itu ngga bisa ngeliat saya."

Selain memiliki ilmu untuk menghilang, Akuh tidak takut pada siapapun juga.

"Saya menghadapi orang, berapapun orang, saya tidak takut sedikitpun juga."

Suatu ketika ada segerombolan orang yang menantangnya berkelahi, ketika ditanya , "Loe anak mana?"

"Saya orang Bogor, saya ngga pernah takut sama siapapun juga. Kalau kamu berani ayo kita berantem.. Orang itu ngga berani, dan langsung diam."

Kebiasaan Akuh mendatangi kuburan keramat sudah mendarah daging. Bahkan sampai dia menikah. Namun anehnya, sebagai orang yang berilmu tinggi dia tidak tahan mendengar suara kakak perempuannya yang sedang menyanyikan lagu rohani.

"Akhirnya saya tidak tahan, saya tidak kuat, saya kesal, jengkel, timbul amarah, emosi, akhirnya saking keselnya saya lempar piring. Saya gebrak pintu kamarnya, saya jadi berantem dengan kakak saya. Akhirnya kakak saya bilang, ‘Kamu itu bertobat, kamu itu banyak setannya.' Saya bilang, ‘udah kamu jangan tinggal di rumah ini, kamu pergi aja dari rumah ini.'"

Tidak hanya itu, Akuh juga sangat ketakutan ketika anak dan istrinya sedang menyanyi lagu-lagu pujian.

"Saya takut, telinga saya seolah-olah tidak kuat mendengarkan lagu-lagu itu."

Istri Akuh, Marlina  juga membenarkan cerita Akuh ini, "Jangan suka nyanyi-nyanyi lagu gituan! Katanya. Tapi saya mah lanjut aja. Saya ngga peduli dia sudah marah-marah kayak gitu."

Apa yang dialaminya ketika mendengarkan lagu puji-pujian yang dilantunkan istri, anak dan kakaknya membuat Akuh bertanya-tanya.

"Saya kan punya kekuatan, tapi kenapa kalau anak dan istri saya sedang pujian dan penyembahan saya kok takut? Sampai saya bertanya, ‘Siapa Tuhan Yesus ini?'"

Peristiwa itu sangat menghantui hari-harinya.

"Semakin hari saya semakin takut. Karena kalau orang yang memiliki ilmu kanuragan atau kesaktian itu umurnya pendek. Jadi saya merasa takut, kalau saya mati ini kemana?"

Rasa takut itu semakin bertambah besar yang membuat pekerjaannya terganggu.

"Akhirnya ketika saya putus asa, saya kuatir, saya kerja mulai timbul rasa kesel, jengkel,dan putus asa."

Di tengah keputusasaannya itu, Akuh berusaha datang ke kuburan keramat mencoba untuk mencari secercah harapan.

"Saya sempat ke sana tapi tidak sempat untuk tidur di sana."

Di kuburan itu, Akuh teringat perkataan temannya, "Kuh, kalau kamu punya masalah, datang kepada Tuhan Yesus. Tidak ada jalan lain, kamu harus bertobat."

"Hati saya merasa tidak damai, tidak ada sukacita. Gelisah terus."

Walau masih ada keraguan, tapi Akuh berangkat juga ke sebuah pertemuan ibadah untuk membuktikan perkataan temannya itu.

"Waktu saya berangkat kesana, saya hanya minta satu, mukjizat dari Tuhan Yesus. ‘Tuhan Yesus, kalau Engkau memang Tuhan, tunjukkanlah mukjizat.'"

Suatu kejadian supranatural terjadi dalam ibadah tersebut. Ketika Akuh akan didoakan, ada sebuah cahaya sangat terang menghampiri dirinya.

"Saya melihat seperti orang berdiri bercahaya sangat terang. Saya tidak tahan, silau sekali mata saya. Itu seperti laser yang menembus kepala saya sampai ke belakang."

Ketika didoakan oleh hamba Tuhan, tubuh Akuh terpental ke belakang. Pada saat itu, Akuh mengalami perjumpaan dengan Yesus dan dilepaskan dari kuasa-kuasa gelap yang mengikatnya.

"Akhirnya setelah saya melihat Tuhan Yesus menjamah saya, baru saya percaya bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan. Disitulah saya baru bisa menangis, saya merasakan bisa sukacita, damai sejahtera yang belum pernah saya rasakan sebelumnya."

Saat ini Akuh sudah lepas dari kuburan keramat yang menyesatkan itu. Kini Akuh senang memuji dan menyembah Tuhan bahkan aktif mengajak anak istrinya memuji Tuhan bersamanya.

"Saya usahakan untuk mencari keselamatan, damai sejahtera, sukacita, ternyata hanya saya dapatkan di dalam Yesus Kristus," demikian tutur Akuh Wijaya menutup kesaksiannya. (Kisah ini ditayangkan 19 Januari 2011 dalam acara Solusi Life di O'Channel). 

Sumber Kesaksian :

Akuh Wijaya
Sumber : V091023154003
Halaman :
1

Ikuti Kami