Aku Ajak Istriku Berjudi dan Menipu

Family / 4 November 2010

Kalangan Sendiri

Aku Ajak Istriku Berjudi dan Menipu

Puji Astuti Official Writer
13609

Dari coba-coba, hingga ketagihan dan berakhir dalam jerat hutang, itulah yang dialami Erick Aristino ketika mencoba judi online. Bagaimana kisah hidupnya? Simak pengakuannya berikuti ini:

Saya Erick Aristino, saya bekerja di sebuah institusi perbankan. Suatu saat saya terlibat dalam sebuah perjudian di internet. Pada awalnya sih saya cuma coba-coba saja. Saya mulai dari nominal yang kecil, mungkin sekitar 1 sampai 2 dolar saja. Jadi kalau saya menang juga dalam hitungan dolar. Namun ketika saya menang, saya mulai berani menaruh uang dalam jumlah yang lebih besar.

Suatu kali saya mengalami kemangan yang cukup besar, 30 juta rupiah. Kemenangan besar itu membuat saya semakin berani, saya menaikkan nilai taruhan sebesar 50 juta rupiah. Ternyata saya kalah. Saya merasa bingung, saya merasa panik, dan tidak tahu apa yang harus saya kerjakan. Satu sisi, waktu saya menang, saya begitu bangganya. Namun saat saya kalah, saya merasakan betul-betul kosong.

Kekalahan itu membuat saya terbelit hutang. Akhirnya saya dan istri saya membuat proyek palsu. Setelah itu saya mendatangi seorang teman dan bercerita bahwa saya menang tender, menang suatu proyek dan ingin mengajaknya kerjasama.”

“Ketika itu saya ditanya, saya butuhnya berapa. Saya bilang sekitar seratus jutaan. Saya berjanji akan mengembalikannya dalam jangka waktu 30 hari dan saya janjikan keuntungan 20 persen dari uang yang saya pinjam. Dan dia langsung acc proposal tersebut. Namun saya telah menipu dia. Uang itu tidak digunakan untuk pembelian server, namun uang itu digunakan untuk bermain judi.

Uang pinjaman itu habis, karena saya kalah terus. Saya panik sekali, dan apapun yang saya lakukan, saya cuma ingin marah dan marah saja. Dalam kondisi stres seperti itu, saya memperparah keadaan dengan mengusir istri dan anak saya. Tapi sesaat setelah mereka pergi, saya segera tersadar. Saya menyusul mereka dan meminta istri dan anak saya untuk kembali ke rumah.

Setibanya di rumah saya berlutut dan berkata, "Tuhan ampuni aku. Aku sudah melakukan hal yang ngga berkenan Tuhan. Aku sudah jauh Tuhan. Kehidupanku sudah tercela Tuhan. Hubunganku dengan istriku semakin jauh Tuhan. Aku ingin mengaku Tuhan. Aku ingin berubah."

Ketika saya berdoa, ketika saya memuji Tuhan. Saya merasakan damai sejahtera yang selama ini belum pernah saya dapatkan. Begitu tenang pikiran saya, begitu damai hati saya. Dan saya tahu pada saat itu, Tuhan sedang menjawab.

Erik dan istrinya akhirnya memutuskan untuk menghadapi kenyataan yang selama ini menghantui hidup mereka. Erick menemui temannya yang memberikan pinjaman uang kepadanya.

Saya turun dari mobil, saya minta istri saya untuk berdoa. Dan saat saya melangkah, memang ada sedikit rasa cemas, tapi takut itu sama sekali tidak ada. Saya tahu kalau Tuhan menyertai saya.

Saya katakan saya bisa mencicil satu juta perbulan. Saat itu saya tidak punya uang, bagaimana bisa membayar satu juta perbulan. Hal yang tidak saya sangka-sangka, dia bilang, "Ya udah Rick, kalau kamu maunya seperti itu. Terserah kamu saja."

Saya ngga habis pikir. Sukacita melimpah dalam hati saya. Saya senyum-senyum sendiri seperti orang gila. Karena saya pikir hal ini adalah hal yang gila, belum pernah saya alami."

Setelah peristiwa itu, Erick pun berusaha mencari pekerjaan. Namun kenyataan pahit harus ia hadapi.

Lamaran yang saya masukkan itu ada 12. Dari level manajer sampai level buruh. Sampai saya mau bekerja gratis, tapi tidak ada panggilan. Dan itu membuat saya bingung.

Dalam kebingungannya itu, Erick menyadari bahwa itu adalah proses yang harus dilaluinya. Hingga sebuah kesempatan datang menghampirinya.

Melalui pinjaman modal dari sang ayah, Erick mendirikan Arpanet. Erick akhirnya diberikan kepercayaan untuk menangani akses internet bagi perusahaan dari salah satu kliennya sewaktu bekerja. Dari usahanya itu, Erick mendapatkan penghasilan yang cukup dan mulai melunasi berbagai hutangnya.

Tapi Tuhan pun menjamah hati teman saya itu. Jadi utang yang tadinya 200 juta, saya cukup bayarkan sebesar 75 juta saja. Itu semua karena kebaikan Tuhan.

Kesuksesan demi kesuksesan diraih oleh Erick, kini Arpanet menjadi perusahaan konsultan bagi 30 perusahaan baik lokal maupun asing.

Saya bersyukur satu hal, bahwa Tuhan Yesus sudah mengampuni dosa saya. Dia sudah membebaskan saya dari permasalahan saya. Dari pergumulan saya. Sehingga saya bisa ada seperti saat ini karena kebaikan Tuhan Yesus saja.(Kisah ini ditayangkan 4 November 2010 dalam acara Solusi Life di O'Channel).

Sumber Kesaksian:

Erick Aristino

Sumber : V100223113526
Halaman :
1

Ikuti Kami