Dengan tertatih-tatih ia pergi ke kamar mandi untuk memulai kegiatan sehari-harinya, bersiap-siap untuk pergi bekerja. Ketika ia hendak mengambil alat cukurnya untuk mencukur jenggot pendek yang tumbuh di wajahnya, ia melihat anak laki-lakinya masuk dari lorong ke dalam kamar mandi.
Dengan menguap dan menggosok-gosok matanya yang masih mengantuk, anak laki-laki itu naik ke atas tumpukan pakaian di samping ayahnya serta mulai melakukan gerakan yang sama seperti ayahnya.
Karena rasa ingin tahu, sang ayah terus melanjutkan dengan membubuhkan penyegar muka sehabis bercukur yang baunya cukup keras. Anaknya menirukan dengan mengambil botol yang sama, menuangkan sedikit dan mengusapkannya ke wajahnya yang mungil.
Kemudian anak itu menoleh kepada ayahnya, dan berkata, “Saya sedang bersiap untuk pergi kerja sepertimu, ayah.” Lalu ayahnya sadar bertapa pentingnya teladan kehidupannya bagi anaknya. Suatu hari nanti, anaknya akan bertumbuh seperti dirinya dalam banyak hal.
Kehidupan kita adalah sebuah kitab yang terbuka, bukan hanya anak-anak kita yang meneladani hidup kita, namun adik, kakak, sahabat dan rekan kerja kita bisa dipengaruhi oleh teladan kehidupan kita. Untuk itu, pastikan teladan kehidupan kita adalah teladan yang baik, sebuah gaya hidup yang positif dan seturut dengan kebenaran firman Tuhan. Ingatlah bahwa Anda bukan hanya hidup untuk diri sendiri, karena kehidupan Anda adalah untuk memberi dampak.
Sumber : Adapatasi dari : A Gift of Love; Charles Stanley; Immanuel Publishing