Para wanita biasanya mencari pria sempurna di usia 20-an mereka. Wanita yang tidak memikirkan pria di usia-usia tersebut biasanya berakhir dengan kesepian di usia 30-an.
Lori Gottlieb, seorang penulis buku tentang hubungan, telah menyebabkan badai perdebatan di Amerika Serikat karena mendorong para wanita lajang di usia 30-an untuk menetapkan pilihan mereka pada pria kedua terbaik atau bahkan pada pria manapun yang sedang ada dalam kehidupan mereka saat ini.
Bukunya yang berjudul Marry Him: The Case For Settling For Mr Good Enough (Nikahi Dia: Kasus Menetapkan Pilihan Pada Pria Yang Cukup Baik), telah menciptakan perdebatan yang sengit.
Lori Gottlieb yang adalah seorang ibu tunggal berusia 40 tahun, mengakui dalam bukunya bahwa dirinya seharusnya melabuhkan hatinya pada salah satu pria yang “sebenarnya dapat diterima walaupun membosankan” yang dulu telah ditolaknya selama masa pencariannya akan pria sempurna.
Lori juga mengklaim bahwa gagasan “Dia Orangnya” adalah mitos belaka, dan menuduh kisah-kisah fiksi dan film romantis telah mengkhianati wanita dan mendorong mereka untuk bertahan demi cinta sejati.
“Kami dikondisikan untuk mendambakan cinta yang besar,” tulis Lori dalam bukunya.
“Hal ini sangat menyakitkan bagaimana fantasi merasuk dalam batin kami dan berteriak bahwa ‘Si Dia’ ada di luar sana.”
“Kami tumbuh dengan pemikiran yang idealis akan pernikahan, tapi jika kita sudah memiliki pemahaman yang lebih realistis tentang betapa dingin dan kerasnya manfaat dari pemikiran idealis tersebut, kita mungkin telah melaukan hal-hal yang berbeda.”
“Dan kita pun pada akhirnya meninggalkan hubungan yang membosankan yang mungkin sebenarnya bisa membuat kita bahagia.”
Sebaliknya, menetapkan pilihan pada pria kedua terbaik bisa membuat wanita lebih bahagia dalam jangka panjang, menurut Lori.
Sumber : saidaonline