Yesus, selama hidup di dunia, hidup sebagai seorang pria lajang. Saya percaya Yesus mengalami semua hal yang juga kita alami saat ini sebagai seorang lajang. Seperti persahabatan yang dijalin Yesus dengan wanita khususnya. Dalam media hari ini, orang tidak bisa percaya Anda bisa bersahabat dengan lawan jenis tanpa mengarah ke seks. Mengapa? Karena kita hidup dalam suatu masyarakat yang berfokus pada diri sendiri. Namun jika kita melihat pada persahabatan yang Yesus lakukan dan kita melakukan apa yang Dia lakukan, kita tidak hanya dapat bersahabat dengan lawan jenis namun kita juga dapat memanfaatkan persahabatan itu untuk memperlebar kerajaan Surga – tidak hanya memikirkan diri kita sendiri.
Berikut adalah beberapa wanita yang menjadi sahabat Yesus:
Maria Magdalena
Kita semua tahu mengenai kontroversi yang ada di seputar kehidupan Maria. Media telah menyimpangkan kebenaran dengan menyebutnya sebagai istri Yesus. Dunia hanya tidak bisa percaya bahwa Yesus bisa sangat dekat dengan wanita namun tidak jatuh cinta kepadanya.
Berbicara dari titik pandang wanita, saya percaya Maria Magdalena mungkin tertarik kepada Yesus, bahkan mungkin sejak awal ia telah memiliki perasaan itu. Bagaimana tidak, Pria Ini telah menyelamatkan hidupnya. Ia telah menyembuhkannya dari ikatan tujuh roh jahat. Tidakkah Anda ingin mengikuti Seseorang yang telah melakukan semua hal itu untuk Anda? Saya pikir Maria bersyukur dan ia ingin tahu lebih jauh siapa Oran Ini.
Kita tahu dari Alkitab bahwa Maria akhirnya menjadi bagian dari murid-murid Yesus yang menjadi pengikut-Nya. Maria belajar tentang Yesus. Maria belajar begitu banyak sehingga kekagumannya beralih dari awalnya memandang Yesus sebagai gurunya, temannya, menjadi Juru Selamatnya dan Tuhannya. Maria adalah orang pertama yang melihat Yesus bangkit dari antara orang mati. Maria adalah orang pertama yang menceritakan Kabar baik itu! Ini adalah sebuah tanggung jawa besar ketika Tuhan memilih wanita lajang untuk menjadi teman-Nya. Maria Magdalena menghabiskan waktunya bersama Yesus untuk mengetahui langkah selanjutnya dalam hidupnya – sebuah langkah yang memimpinnya kepada salib, kematian Yesus dan kebangkitan-Nya dan akhirnya kepada pelayanan-Nya. Yesus berteman dengan Maria Magdalena yang akan mendatangkan berkat bagi kedua belah pihak.
Lalu pulanglah kedua murid itu ke rumah. Tetapi Maria berdiri dekat kubur itu dan menangis. Sambil menangis ia menjenguk ke dalam kubur itu, dan tampaklah olehnya dua orang malaikat berpakaian putih, yang seorang duduk di sebelah kepala dan yang lain di sebelah kaki di tempat mayat Yesus terbaring. Kata malaikat-malaikat itu kepadanya: "Ibu, mengapa engkau menangis?" Jawab Maria kepada mereka: "Tuhanku telah diambil orang dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan." Sesudah berkata demikian ia menoleh ke belakang dan melihat Yesus berdiri di situ, tetapi ia tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus. Kata Yesus kepadanya: "Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?" Maria menyangka orang itu adalah penunggu taman, lalu berkata kepada-Nya: "Tuan, jikalau tuan yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku, di mana tuan meletakkan Dia, supaya aku dapat mengambil-Nya." Kata Yesus kepadanya: "Maria!" Maria berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani: "Rabuni!", artinya Guru. Kata Yesus kepadanya: "Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu." Maria Magdalena pergi dan berkata kepada murid-murid: "Aku telah melihat Tuhan!" dan juga bahwa Dia yang mengatakan hal-hal itu kepadanya. (Yohanes 20:10-18).
Maria dan Martha
Maria, Martha, dan saudara laki-laki mereka Lazarus, semuanya adalah sahabat Yesus. Yesus seringkali mengunjungi mereka seperti layaknya seorang sahabat. Dalam salah satu kunjungannya, kita ingat kisah ketika Martha marah karena adiknya tidak membantunya menyiapkan makanan. Martha meminta Yesus agar memberitahu adiknya untuk membantunya. Maria melakukan apa yang Tuhan inginkan untuk dia lakukan; Maria membuat keputusan yang tepat untuk duduk di kaki Yesus. Yesus mengajarkan sebuah pelajaran tentang prioritas kepada Martha.
Apa yang kita pelajari dari persahabatan ini adalah Yesus makan bersama-sama dengan kedua wanita ini, menghabiskan waktu bersama dengan mereka, mengajar mereka, tertawa bersama mereka dan akhirnya menangis bersama mereka (ketika mendengar Lazarus telah meninggal). Yesus adalah tuan mereka, raja mereka, tapi Ia juga sahabat mereka.
Saya dapat membayangkannya saat ini bagaimana Yesus mampir untuk membagikan tentang Tuhan, makan lasagna, dan main game Uno. Yesus mengajarkan kepada kita bahwa berada di sekitrar lawan jenis adalah baik karena keberadaan mereka akan mengajarkan kepada kita mengenai lawan jenis. Apa cara terbaik untuk mempersiapkan pernikahan kita? Apa cara terbaik untuk menjangkau yang terhilang? Apa cara terbaik untuk mengenal satu sama lain?
Ketika Yesus dan murid-murid-Nya dalam perjalanan, tibalah Ia di sebuah kampung. Seorang perempuan yang bernama Marta menerima Dia di rumahnya. Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya, sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: "Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku." Tetapi Tuhan menjawabnya: "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya." (Lukas 10:38-42) (bersambung...)