Katakan

Marriage / 18 June 2010

Kalangan Sendiri

Katakan "Saya Bersedia" Untuk Perubahan

Puji Astuti Official Writer
3435

The Globe and Mail dalam sebuah artikelnya menyarakankan untuk perempuan yang menikah menolak untuk mengubah nama mereka. Lazimnya, wanita yang menikah akan mengubah nama keluarga mereka dengan nama keluarga sang suami. Namun berdasarkan sebuah penelitian di Belanda mereka yang mengubah nama belakang mereka dengan nama sang suami di anggap lebih emosional, kurang cerdas, kurang kompeten dan kurang ambisius sehingga akan mempengaruhi karir mereka.

Namun Marry Kassian, penulis buku “Girls Gone Wise” tidak setuju dengan pendapat ini. Hal yang terpenting yang dia garis bawahi dari penelitian ini bahwa mereka yang berpartisipasi dalam riset ini adalah mahasiswa yang belum menikah. Pertama para mahasiswa belum memiliki karis yang jelas, sehingga hal ini masih berupa asumsi.

Akhirnya Marry memberikan beberapa alasan mengapa wanita perlu mengubah nama mereka sesuai dengan nama sang suami.

  1. Kesatuan. Alkitab berkata bahwa ketika Anda menikah, Anda menjadi satu daging dengan suami Anda. Mengubah nama menggambarkan hal tersebut. (Kejadian 2:24; Matius 19:5).
  2. Identifikasi. Alkitab mengajarkan bahwa mereka yang menikah membentuk sebuah keluarga yang baru. Mengubah nama Anda dan anak-anak Anda sesuai dengan nama suami Anda mengindentifikasikan bahwa Anda adalah sebagai satu kesatuan keluarga.
  3. Komitmen. Mengubah nama Anda menyatakan bahwa Anda membuat komitmen secara permanen. Komitmen seumur hidup kepada suami Anda.
  4. Peran. Mengubah nama Anda berarti mengakui bahwa suami Anda adalah kepala rumah tangga.
  5. Cara pandang. Pernikahan antara seorang pria dan wanita adalah gambaran dari hubungan jemaat dan Kristus, wanita Kristen yang mengubah namanya dengan nama suaminya adalah seorang model bagaimana Kristus mengubah nama kita dengan nama-Nya ketika kita menerima Dia sebagai Tuhan dan juru selamat. Sebagaimana jemaat adalah mempelai Kristus, demikian juga seorang istri bagi suaminya.

Sekalipun mengubah nama belakang seorang wanita yang telah menikah adalah bagian dari kebudayaan, namun hal itu tidak bisa dipisahkan dari ideology. Kebudayaan dibangun dari sistem kepercayaan. Jadi kini, jangan ragu lagi untuk mengatakan “saya bersedia” untuk nama suami Anda.

Sumber : Cross Walk
Halaman :
1

Ikuti Kami