Kerusuhan etnit yang terjadi di salah satu negara bekas Uni Soviet, Kyrgyztan yang telah berlangsung selama lima hari menyebabkan sekitar 100.000 orang harus mengungsi dan sekitar 124 orang tewas dan 1.685 orang terluka.
"Korban tewas sebagai akibat dari kejadian-kejadian di wilayah Jalalabad dan Osh telah mencapai 124 orang" demikian ungkap Kementerian Kesehatan Kyrgyztan.
Pemerintah Kyrgyztan telah meminta bantuan Rusia berupa helicopter dan peralatan untuk mengatasi krisis yang terjadi di negara tersebut.
“Mereka memiliki cukup tentara hingga hari ini, tetapi mereka tidak memiliki cukup perlengkapan, helicopter dan transportasi darat.. bahkan bahan bakar,” jelas Sekretaris Jendral CSTO (Collective Security Treaty Organization) Nikolai Bordyuzha saat memberi laporan kepada Presiden Rusia Dmitry Medvedev.
Madvedev juga menyatakan kepala keamanan dari tujuh negara blok telah menyetujui proposal untuk membantu pemerintah Kyrgyztan. Bantuan yang diberikan termasuk membuat mereka yang bertanggung jawab atas kekerasan etnis tersebut ke pengadilan, namun tidak pernah dinyatakan ketujuh negara tersebut akan mengirimkan pasukan. Ketujuh negara yang tergabung dalam CSTO tersebut termasuk Kyrgyztan,Uzbekistan, Rusia, Belarus, Armenia, Kazakhstan dan Tajikistan.
Kerusuhan ini terjadi antara etnis Kyrgyz dan penduduk Uzbek di kota Osh dan Jalalabad pada Kamis lalu dan masih terus berlangsung hingga hari ini. Hal yang sama pernah terjadi pada tahun 1990 sehingga pemimpin Soviet saat itu, Mikhail Gorbachev terpaksa mengirimkan tentara ke Osh setelah ratusan orang terbunuh. Kerusuhan waktu itu di picu oleh perselisihan kepemilikan tanah.
Sumber : Berbagai sumber