Bangkit Dari Kehancuran

Family / 11 January 2010

Kalangan Sendiri

Bangkit Dari Kehancuran

Admin Spiritual Official Writer
19353

Bagai mimpi di siang bolong ketika ia menyadari bahwa suaminya ada main dengan wanita lain. Hal itu diketahui ketika wanita tersebut menelepon ke rumahnya. Wanita itu mengatakan bahwa ia baru saja melahirkan anak dari suami Masnita. Berita mengguncang ini membuat hati Masnita seperti disayat pisau. Terlebih karena ia sendiri sedang mengandung anak keempatnya. Meskipun hubungan suaminya dengan wanita itu adalah sah, namun Masnita tetap tidak rela jika ia harus hidup dimadu dan berbagi suami dengan wanita lain.

Dalam kondisi sedang mengandung, Masnita mengalami depresi yang sangat dalam. Ditambah ia harus mengalami perlakuan kasar dari sang suami. Pukulan demi pukulan sering ia terima. Sampai suatu ketika, Masnita yang usia kandungannya sudah 8 bulan - mengalami pendarahan hebat dan dilarikan ke rumah sakit. Akibat dari kejadian itu anak ke-4 Masnita lahir premature dalam kondisi kritis. Namun sang suami sama sekali tak mau peduli.

Sementara anak bayi Masnita masih berada di dalam inkubator, Masnita pergi meninggalkan rumah sakit. Ia pulang ke rumah untuk melihat keadaan anak-anaknya. Dalam keadaan kecewa dan bimbang, pikiran Masnita dipenuhi banyak pertanyaan. Ia tidak tahu apa yang harus ia perbuat, mengingat keadaan bayinya yang lemah dan masih terbaring di rumah sakit. Sedangkan anak-anaknya di rumah juga memerlukan dirinya. Masnita hanya bisa berseru, "Tuhan, beri saya kekuatan!"

Bercerai Dan Menempuh Karir Baru

Kekerasan dalam rumah tangga dan kekecewaan karena dimadu, pada tahun 1999 Masnita akhirnya memutuskan untuk berpisah dengan suaminya dan membawa anak-anak bersamanya. Namun si kecil yang pada waktu itu masih bayi dititipkan pada keluarganya. Masnita berencana mengambilnya kembali apabila keadaannya sudah pulih.

Kurang dari satu tahun kemudian, Masnita mendirikan sebuah yayasan. Untuk menunjang kegiatan keagamaan, ia juga mendirikan beberapa perusahaan. Dari tahun ke tahun pergerakan yayasan yang dirintisnya itu mengalami kemajuan pesat. Tanpa terasa hasil kerja sama mereka membuahkan hasil yang memuaskan.

Usaha Masnita Hancur dan Ia Jatuh Miskin

Tapi rencana manusia bukanlah rencana Tuhan. Dua tahun setelah perceraian, suami Masnita meninggal dunia. Masnita mengira dengan kekuatan uang ia bisa mengendalikan segalanya. Sampai pada klimaksnya Tuhan memperingatkan dia dan bisnis yang dijalani Masnita hancur. Hal ini membuat Masnita kalang kabut, modalnya sudah tertanam habis, dan dalam sekejap semuanya berantakan. Masalah dalam kehidupan Masnita pun semakin bertambah parah.

Perjumpaan Dengan Yesus Kristus

Karena depresi yang dialaminya, pada suatu hari Masnita membeli ‘Baygon' cair dengan maksud menghabisi hidupnya dan anak-anaknya. Ketika malam tiba, ia menyuruh anak-anaknya tidur. Masnita berencana membunuh anak-anaknya, lalu kemudian terakhir ia yang akan meminumnya. "Dengan siapa anak-anakku nanti kalau cuma aku yang mati?" pikir Masnita pada saat itu. Dalam keadaan kalut ia tuangkan cairan racun tersebut ke dalam gelas sambil menunduk karena lampu telah ia matikan.

Tiba-tiba, muncul cahaya putih yang sangat terang, dan di hadapannya berdiri sesosok laki-laki berjubah dan berkerudung putih sambil merentangkan kedua tangan-Nya. Lalu laki-laki itu berkata dengan lembut, "Datanglah ke rumah-Ku, maka Aku akan menolongmu." Kalimat itu terasa sangat lembut di telinga Masnita dan ajakan-Nya sangat mengagetkan dia. Sekali lagi laki-laki itu berkata, "Datanglah ke rumah-Ku maka Aku akan menolongmu." Masnita sempat terdiam dan akhirnya menjawab, "Baiklah, tolong pelihara aku maka aku akan mengikuti-Mu." Dengan kedua tangannya Masnita menutupi wajahnya dan berdoa. Tiba-tiba ia tersentak sadar kemudian laki-laki itu menghilang dalam sekejap mata, namun cahaya terang-Nya masih terlihat oleh Masnita. Perasaan misterius tiba-tiba terasa di dalam hati Masnita. Ia merasa tenang dan merasa memperoleh pengharapan baru, sehingga ia membatalkan niatnya untuk mengakhiri hidup.

Bangkit Dengan Pemulihan

Sejak malam itu tekad Masnita sudah bulat untuk mencari Tuhan Yesus. Langkahnya tidak surut hanya karena tidak punya uang. "Entah kekuatan dari mana aku bisa memiliki semangat hidup kembali," Masnita masih heran. Ia mulai berjualan susu kedelai, dari 5 bungkus hingga akhirnya bertambah, sambil mengambil kue-kue di pasar untuk dijual kembali. Ia berjualan dari rumah ke rumah. Ada orang yang simpati namun tidak sedikit pula orang yang mencemooh dan menghina dirinya. "Aku selalu merasa kuat karena Tuhan Yesus mendampingi aku. Perlahan hidupku mulai pulih. Aku bisa bayar kontrakan tiap bulan dan menyekolahkan anak-anakku. Meskipun jalanku terasa sempit dan sesak, namun Tuhan Yesus selalu mengajarku untuk mengasihi, suatu hal yang tidak pernah aku dapatkan sebelumnya," ucap Masnita.

Semenjak itu pemeliharan Tuhan mulai ia rasakan. Hari demi hari pemulihan demi pemulihan terus terjadi dalam hidupnya. Dari situlah ia memahami Yesus. "Meskipun tidak berlebihan, namun saat saya membutuhkan, Ia selalu ada," ucap Masnita dengan tenang dalam sebuah kesaksian.

Masnita menutup kesaksiannya, "Lambat laun aku pun mulai menemukan jati diriku yang sesungguhnya dan mengembangkan potensi yang ada. Aku mulai menulis sebuah buku dan aku berharap buku tersebut nantinya bisa bermanfaat bagi orang lain. Demi kebesaran dan kemuliaan nama Tuhan Yesus saja."

Kegiatan Saat Ini

Selain menyusun bukunya yang kini sedang berada di badan sensor untuk diperiksa, Masnita juga melayani ke daerah-daerah melalui khotbah dan kesaksian hidupnya. Sampai saat ini pun Masnita masih tinggal di rumah kontrakannya yang lama. Namun ia bersyukur karena pemilik rumahnya sudah mulai baik, tidak sekasar dulu. Walaupun batinnya tertekan, namun ia masih bisa menerapkan ajaran Tuhan Yesus yang tertulis dalam Alkitab, ‘Harus tulus seperti merpati dan cerdik seperti ular.' Masnita yakin Tuhan Yesus akan selalu membuka jalan hidupnya.

Pergumulan Yang Masih Harus Didoakan

Sampai pada hari ini, Masnita bersama ketiga orang anaknya sedang menata kembali hidup mereka. Namun masih tersimpan satu kerinduan dalam hati Masnita, yaitu bisa memiliki kembali putri bungsunya yang pernah ia titipkan kepada keluarganya. Hatinya percaya bahwa Tuhan pasti akan mengirimkan seseorang untuk menolong dirinya agar bisa bertemu dengan puteri kecilnya itu, mungkin bukan hari ini atau pun beberapa tahun kemudian. Namun, Masnita yakin hari itu pasti datang. (Kisah ini telah ditayangkan 11 Januari 2010 dalam acara Solusi Life di O'Channel).

Sumber Kesaksian :

Masnita Sara Dinata

Sumber : V100107092033
Halaman :
1

Ikuti Kami