Buah Kebajikan Matsushita

Kata Alkitab / 26 December 2009

Kalangan Sendiri

Buah Kebajikan Matsushita

Lestari99 Official Writer
5811

Dampak dari krisis global ekonomi sampai saat ini masih terus terasa. Pengaruhnya terhadap cara hidup luar biasa besarnya. Kalangan atas berguguran, kalangan menengah ke bawah pontang-panting. Kerusakan yang ditimbulkannya tidak dapat diragukan lagi.

Pada tahun 1929 pernah terjadi ‘depresi ekonomi global'. Wall Street menukik tajam tak terkendali. Surat saham tak lebih nilainya seperti kertas biasa. Saat itu General Motor terpaksa mem-PHK separuh dari 92.829 karyawannya. Perusahaan besar maupun kecil bangkrut. Jutaan orang menjadi pengangguran. Jutaan orang kelaparan. Daya beli turun bersama harga dan lowongan pekerjaan.

Malam menjadi gelap gulita. Kepanikan terjadi di mana-mana. Toko yang masih bertahan menghentikan pembelian dari pabrik karena gudang sudah penuh dengan barang yang tidak terjual. Saat itu, Konosuke Matsushita yang memproduksi peralatan listrik bermerk National dan Panasonic baru saja merampungkan pabrik dan kantor dengan pinjaman dari Bank Sumitomo.

Kondisi badannya sering sakit-sakitan akibat gizi yang kurang di masa kanak-kanak, ditambah lagi dengan kerja selama 18 jam sehari, 7 hari seminggu selama 12 tahun merintis usahanya. Hanya semangat hiduplah yang membuatnya masih bernafas. Dengan punggung bersandar ke tembok rumah, Matsushita mendengarkan laporan tentang kondisi perekonomian yang terus memburuk ketika manajemennya datang menjenguk. Lalu bagaimana tanggapannya?

"Kurangi produksi separuhnya, tetapi JANGAN mem-PHK karyawan. Kita akan mengurangi produksi bukan dengan merumahkan pekerja, tetapi dengan meminta mereka untuk bekerja di pabrik hanya setengah hari. Kita akan terus membayar upah seperti yang mereka terima sekarang, tetapi kita akan menghapus semua hari libur. Kita akan meminta semua pekerja untuk bekerja sebaik mungkin dan berusaha menjual semua barang yang ada di gudang."

Perintah ini bagi anak buahnya sama anehnya dengan depresi ekonomi itu sendiri. Dalam situasi begitu, sangatlah masuk akal jika perusahaan mem-PHK karyawan demi efisiensi. Namun Matsushita karena keyakinannya pada sang kebajikan sudah mantap, ia memikirkan kelangsungan hidup anak dan istri dari para karyawannya, dan ia berhasil menghasilkan terobosan yang manusiawi pada masa depresi ekonomi tersebut. Kebajikan Matsushita terhadap karyawannya mendapatkan hasil yang manis 16 tahun kemudian. Hasil itu didapatkannya dari para karyawan yang pernah ditolongnya. Ia menuai buah kebajikannya sendiri.

Ketika Perang Kedua II berakhir, Jendral Douglas McArthur yang mengendalikan Jepang menangkapi semua pengusaha Jepang untuk diadili karena keterlibatan mereka selama perang. Pada kurun waktu 1930-an, para pengusaha Jepang termasuk Matsushita mendapatkan tekanan rezim militer Jepang saat itu untuk memproduksi senjata dan logistik militer lainnya. Maka Matsushita pun ikut ditangkap.

Sekitar 15.000 pekerja bersama keluarganya membubuhkan tanda tangan petisi pembelaan untuk Matsushita!!! Jendral McArthur pun tercengang oleh petisi tersebut dan akhirnya membebaskan Matsushita. Tidak ada pemilik usaha dan pimpinan industri sebelum perang dunia kedua yang diizinkan McArthur kembali ke pekerjaannya kecuali Matsushita.

Demikianlah Matsushita dapat terus memimpin perusahaannya sampai menjadi raksasa elektronik dunia, dan baru pensiun pada tahun 1989 pada usia 94 tahun. Ketika Matsushita meninggal tahun 1990, bukan cuma para pebisnis yang berduka cita, Presiden Amerika Serikat saat itu, George Bush senior pun turut berduka.

Matsushita berhasil membangun dirinya melewati ambang batas pengusaha yang umumnya selalu lapar duit dan haus fulus serta menjadi pribadi yang humanis dan filsuf yang sangat peduli terhadap kemanusiaan. Bagi Matsushita, uang bukanlah tujuan. Meskipun ia membutuhkan uang tetapi uang bukanlah segala-galanya. Baginya, uang adalah sarana untuk melakukan kebajikan.

Itulah sebabnya Matsushita tidak pernah menggigit orang, main curang atau merebut jatah orang lain. Matsushita yakin bahwa kalau kita tidak jahat dan terus berbuat baik maka kejahatan akan menjauhi kita dan kebaikan akan melindungi kita. Bagaimana dengan kita? Sudah cukup baikkah kita hari ini?

As long as we have memories, yesterday remains...
As long as we have hope, tomorrow awaits...
As long as we have friendship, each day is never a waste.
Sumber : Motivasi Keeboo.Corp
Halaman :
1

Ikuti Kami