Avatar

Film Review / 22 December 2009

Kalangan Sendiri

Avatar

arienurkrisna Official Writer
3770
Speechless... sungguh tidak tahu harus dimulai dengan kata-kata apa untuk menggambarkan perasaan saya setelah menonton film ini. Mungkin kata-kata yang layak untuk film ini diantaranya "Menakjubkan, Memukau, Mempesona, mencengangkan dan berkesan. Bravo untuk Mr Cameron untuk penyutradaraan yang genius memang tidak se produktif Steven Spielberg atau seidealis George Lucas seberani Michael Bay tetapi sungguh merupakan masterpiece layar lebar untuk dinikmati masyarakat. Film besutannya diantaranya adalah Aliens, Terminator 2 "The best Terminator Yet" dan tentu saja film yang memegang rekor sebagai film paling produktif sepanjang masa Titanic.
Kini Avatar menyajikan Visual Effect yang tiada duannya, baru beberapa minggu lalu saya mereview Christmas Carol yang menampilkan tokoh karakter animasi 3d yang mungkin terlihat cukup hidup dan saya mempertanyakan kapan dimasa depan karakter sungguh menampilkan emosi sesungguhnya seperti manusia. Ternyata tidak perlu menunggu lama film Avatar ini menampilkan karakter animasi paling hidup dari segi gerak dan emosi. Tidak seperti Beowulf& Christmas Carol yang menampilkan realis dari segi wajah tetapi pandangan matannya seperti zombie atau kosong. Tidak dengan ini. Tatapan mata, gerak bibir. Benar-benar nyata dan penuh emosi bukan itu saja ceritannya sungguh orisinil. Di hadirkan wajah baru Sam Worthington, Zoe Saldana , Dan Michelle Rodriguez, Serta nostalgia dengan Sigourney Weaver serta sountracknya yang kembali dibawakan Celine Dion. Mungkin awalnya orang memandang sebelah mata dan bahkan mengira ini adalah Avatar legend of Aang.
Ternyata mata kita dibuat membelalak layar tanpa henti dengan takjub. Rasa-rasanya kita dibawa dalam kisah dan dunia yang luar biasa indah bahkan masih terbayang-bayang bagaikan pulang liburan dari dunia mimpi, bahkan kita ingin sekali berkunjung ke sana kembali. Namun pesan dari ceritanya sungguh memiliki pesan social yang dalam yaitu tentang keserakahan Manusia mengambil sumberdaya alam demi uang tanpa memperdulikan lingkungan atau penduduk asli setempat. Sungguh mengingatkan ironosnya tanah Papua, yang juga mengalami hal yang kurang lebih sama. Paling tidak kita jangan lupa berdoa dan prihatin untuk saudara kita disana.
Sumber : onchom
Halaman :
1

Ikuti Kami