Lima Cara Meraih Sukses

Kata Alkitab / 18 September 2009

Kalangan Sendiri

Lima Cara Meraih Sukses

Budhi Marpaung Official Writer
6933

"Tetapi TUHAN menjawab Musa: "Masakan kuasa TUHAN akan kurang untuk melakukan itu? Sekarang engkau akan melihat apakah firman-Ku terjadi kepadamu atau tidak!"" (Bilangan 11: 23)  

Perjalanan hidup kita ini sesungguhnya seperti perjalanan bangsa Israel ketika keluar dari Mesir. Meninggalkan kehidupan lama untuk masuk ke negeri Kanaan, negeri perjanjian baru. Seperti yang pernah kita baca dalam Alkitab, perjalanan tersebut adalah perjalanan panjang dan penuh dengan jatuh bangun kehidupan rohani umat pilihan Allah kala itu. Perjalanan yang seharusnya hanya beberapa bulan saja, memakan waktu hampir 40 tahun lamanya. Tentu kita tidak ingin mengulangi kesalahan itu.

Pada hari ini kita akan sama-sama belajar dari pengalaman bangsa Israel dengan tujuan agar kita menjadi orang yang bijaksana menjalani kehidupan dan dan mencapai hidup lebih baik, sukses, diberkati, dan lebih dalam segala hal yang positif.

Ada 5 hal yang dapat kita pelajari dari pengalaman bangsa Israel yang tertulis dalam kitab Bilangan 11:4-23:

1. Melupakan yang Sudah Berlalu. Salah satu kelemahan bangsa Israel adalah selalu mengingat-ingat segala sesuatu yang sudah berlalu (ayat 4-6). Mereka sudah meninggalkan Mesir, namun pikiran, hati, angan-angan, ingatan mereka masih tertuju pada situasi lama di Mesir. Padahal ini tidak boleh terjadi. Ketika Tuhan sudah melepaskan diri kita dari kehidupan masa lalu kita, bagian kita adalah jangan menoleh ke masa lalu itu lagi. Tuhan sudah mempersiapkan rancangan indah pada Anda hari ini dan di masa mendatang. Jika Anda masih belum bisa melepaskan kehidupan masa lalu, lepaskan saat ini juga karena dengan begitu kehidupan Anda tidak terputar-putar disitu saja. Anda akan dapat menggenapi tujuan Allah dalam hidup Anda tepat pada waktu yang telah ditentukannya.

2. Mengucap Syukur. Bangsa Israel tidak mengerti mengucap syukur. Mereka tidak bisa menghargai penyertaan Tuhan atas mereka. Hari-hari mereka ketika keluar dari Mesir kerap diwarnai dengan protes kepada Musa dan Tuhan. Jika kita terus mengeluh atas hidup ini, kita tidak akan berbahagia. Tuhan ingin kita mengucap syukur dalam segala hal. Dia sangat menghargai orang yang mengerti mengucap syukur. Apakah kita sanggup melakukan hal itu dalam kehidupan kita hari demi hari?

3. Berbagi Beban. Musa merasa putus asa dan meminta Tuhan membinasakannya. Dikatakan, "Jika Engkau berlaku demikian kepadaku, sebaiknya Engkau bunuh aku saja," (ayat 15). Musa putus asa karena ia mengerjakan segala sesuatu seorang diri. Walaupun seseorang pintar, kuat, punya segudang pengalaman tapi ada batasnya. Belajarlah untuk membagi pergumulan dengan Tuhan dan orang yang bisa dipercaya, semisal suami, istri, orang tua, anak, atau teman.

4. Hidup Kudus dan Benar. Tuhan menegor bangsa Israel dengan keras melalui Musa agar mereka hidup kudus. Kekudusan adalah harga mati agar kita bisa berhubungan dengan-Nya.  Ketika kita tidak menjaga hal itu, maka Dia tidak dapat mendekat kepada kita. Tetapi, syukur kepada Allah, karena Yesus telah mati dan bangkit untuk menebus dosa kita. Darah-Nya menyucikan diri kita. Ketika kita berdosa dan ingin berbalik kepada Allah, mintalah ampun dan darah Yesus dicurahkan bagi Anda,

5. Tidak Meragukan Tuhan. Dalam ayat 21-23, Tuhan dengan tegas marah kepada Musa karena meragukan keberadaan dan kuasa-Nya. Dia marah karena ia melihat Musa seperti mengatur-Nya. Tuhan adalah Tuhan yang maha dahsyat, maha kuasa, dan maha hebat. Seringkali dengan otak kita yang terbatas, kita mencoba menilai dan mengukur Tuhan. Jika kita ingin meraih kuasa Tuhan, berkat Tuhan, sesuatu yang terbaik dari Tuhan, milikilah keyakinan, dan jangan ragu akan kuasa Tuhan. Dia bisa membuat segala sesuatu menjadi indah, sempurna, dan baik sesuai dengan waktu yang telah ditentukan-Nya. Dia tidak pernah tergesa-gesa, tetapi juga tidak pernah terlambat.

Kesuksesan yang kita minta dari Tuhan adalah hal yang mudah Dia berikan, tetapi, apakah kita mau untuk meraih hal itu dengan cara-Nya? Biarlah kita menjadi orang-orang yang berkata, "Ya, saya mau melakukannya".

Halaman :
1

Ikuti Kami