Minder, Sombong, Dan Percaya Diri (Trilogi-2)

Single / 26 July 2009

Kalangan Sendiri

Minder, Sombong, Dan Percaya Diri (Trilogi-2)

Tammy Official Writer
8280
Artikel hari ini merupakan bagian kedua dari Trilogi "Minder, Sombong, dan Percaya Diri" dan "Seeing Through Unveiling Eyes and Heart." Saya menganjurkan bagi Anda yang belum membaca kedua artikel tersebut untuk membacanya terlebih dahulu.

Pada artikel hari ini akan dibahas mengenai sombong. Sombong artinya tinggi hati. Kecenderungan orang sombong ada empat, yaitu: merasa di puncak dunia, menyepelekan/meremehkan orang lain, memiliki kecenderungan untuk memuaskan keinginannya sendiri tanpa peduli nasehat orang lain, merasa apa yang sudah dicapainya semata-mata adalah karena usaha, kemampuan, dan pengalamannya sendiri.

Kalimat yang paling sering diucapkan oleh orang sombong:
- Aku yang paling hebat, yang paling pintar, paling cantik/cakep, paling lucu, paling kaya, paling dermawan, paling baik, paling berbakat, paling pintar bergaul, paling sexi, paling tenar,dst. (merasa di puncak dunia).
- Begitu aja ga bisa, payah banget sih? Memang kalau bukan saya yang pegang sendiri, tidak ada pekerjaan yang beres deh, pegawai di sini payah-payah, susah deh kalau bicara dengan orang yang ga se-level, dst. (menyepelekan/meremehkan orang lain).
- Aku pokoknya ingin ini, ingin itu; aku ga peduli pokoknya harus dapat apa yang aku mau (memiliki kecenderungan untuk memuaskan keinginannya sendiri tanpa peduli nasehat orang lain).
- Coba ga ada aku, pasti ga beres deh semuanya; untung deh pengalamanku udah segudang; iya aku kan memang pintar jadi masalah seperti ini sih sudah makanan sehari-hari; buat apa berdoa, yang penting usaha/belajar/kerja, dst. (merasa apa yang dicapainya semata-mata adalah karena usaha, kemampuan, dan pengalamannya sendiri).

Bagaimana? Sering mendengar kalimat-kalimat di atas? Merasa,"Wah itu saya banget" atau bahkan merasa,"Waduh kelihatannya orang yang bicara itu bisa jadi teman baik saya."

Bisa jadi kalimat-kalimat di atas sudah menjadi bagian sehari-hari kita. Banyak orang sadar atau tidak sadar jatuh dalam masalah kesombongan. Dalam Alkitab terdapat beberapa contoh orang sombong dan saya akan mengetengahkan satu tokoh untuk kita pelajari, yaitu Simson.

Kisah Simson dapat kita baca mulai dari Hakim-hakim 13-16. Siapakah Simson? Simson lahir dari orang tua yang takut akan Tuhan dan sebelum Simson lahir, Malaikat Tuhan sudah berbicara pada ibu Simson untuk tetap menjaga Simson dalam keadaan yang suci (tidak mabuk-mabukan dan selalu berpegang pada ketetapan Tuhan) (Hakim-hakim 13:14).

Roh Tuhan bahkan menuntun dan menggerakannya (Hakim-hakim 13:25).. Seseorang yang luar biasa bukan? Ya, seseorang yang istimewa. Karena Roh Tuhan berkuasa atas Simson, Simson menjadi sangat kuat sampai-sampai dapat membunuh singa bahkan dengan tangan kosong yang ia lakukan dengan mudahnya (Hakim-hakim 14:6) dan juga dapat mencabut pintu gerbang kota dan sampai ke tiang-tiangnya dan membawanya ke seberang puncak Gunung Hebron (Hakim-hakim 16:3).

Hanya saja sayangnya, Simson jauh dalam jerat kesombongan. Ia tidak mau menuruti nasehat ayah dan ibunya, dan hanya mengikuti keinginannya sendiri. Simson memuaskan diri dengan perempuan sundal di Gaza (Hakim-hakim 16:1), lalu kemudian dengan perempuan dari lembah Sorek, yaitu Delila (Hakim-hakim 16:4).

Merasa sudah kuat dan tidak ada yang dapat mengalahkannya (takabur), Simson bahkan pada akhirnya menceritakan rahasia kekuatannya pada Delila dan itulah kehancuran Simson (Hakim-hakim 16:17). Kemudian Simson ditangkap, dicungkil matanya, dirantai, dimasukkan ke dalam penjara, dan ditugaskan menggiling di penjara (Hakim-hakim 16:21).

Tragis sekali bukan? Ya, sangat ironis! Seseorang yang dikuasai Roh Tuhan, yang sejak lahir bahkan sudah dinubuatkan oleh Malaikat Tuhan untuk hidup kudus, ternyata berakhir dengan cara seperti. Tapi ternyata masih ada kelanjutan cerita Simson ini.

Ketika raja-raja Filistin berkumpul untuk mengadakan perayaan kepada dewa mereka, Simson disuruh untuk melawak (Hakim-hakim 16:23-25). Simson kemudian meminta pada anak yang menuntun dia (karena ia telah buta) untuk melepaskan Simson dan untuk membiarkan Simson meraba penyangga rumah itu sehingga Simson dapat bersandar pada tiang itu (Hakim-hakim 16:26).

Kemudian Simson berseru kepada Tuhan, Ya Tuhan Allah, ingatlah kiranya kepadaku dan buatlah aku kuat, sekali ini saja, ya Allah, supaya dengan satu pembalasan juga kubalaskan kedua mataku itu kepada orang Filistin" (Hakim-hakim 16:28).

Tuhan kemudian memberi Simson kekuatan sehingga Simson dapat membuat rumah itu rubuh. Hari itu walaupun Simson mati, yang mati dibunuhnya lebih banyak daripada yang mati dibunuh sewaktu ia masih hidup (Hakim-hakim 16:30).

Beberapa hal yang dapat kita pelajari dari Simson:
1. Sumber-sumber kesombongan, yaitu: Simson berasal dari keluarga yang takut akan Tuhan, sejak lahir telah dinubuatkan Malaikat Allah mengenai cara Simson harus hidup, dan Roh Allah berkuasa atas dia sehingga Simson menjadi sangat kuat. Latar belakang keluarga yang baik, perkenan Tuhan atas kita, kemampuan-kemampuan kita itu semua merupakan anugerah dari Tuhan. Sama sekali kita tidak berhak untuk sombong.

Coba kita telaah satu persatu. Latar belakang keluarga yang baik: takut akan Tuhan, terpandang, ternama, kaya, keturunan orang baik-baik, dst. Pertanyaan saya adalah dapatkah kita memilih dari mana kita akan dilahirkan? Dari mana kita akan dibesarkan? Jawabannya adalah tidak! Bisa memiliki latar belakang keluarga yang baik adalah berkat.

Lalu pemberian nubuatan atau pemberian penglihatan oleh Tuhan mengenai hal-hal besar yang akan kita lakukan atau hadapi di depan. Hal ini memang bisa membuat kita merasa,

"Wow, it's so big! Wow, I'm the choosen one!" ("Wow itu begitu besar! Wow, aku orang terpilih!")
Hati-hati, memang itu sesuatu yang besar, sesuatu yang luar biasa, sesuatu yang dahsyat; akan tetapi jika kita sombong, Tuhan dapat mengambil itu semua kembali.

1 Samuel 2:7: TUHAN membuat miskin dan membuat kaya; Ia merendahkan, dan meninggikan juga.
Segala sesuatu adalah anugerah, tanpa perkenan Tuhan tidak mungkin segala sesuatu yang besar itu diizinkan untuk kita nikmati.

Kemudian mengenai kemampuan-kemampuan kita, seperti Simson yang menjadi kuat karena Roh Allah berkuasa atas dia, demikian pula kita. Kemampuan-kemampuan kita itu ada karena kebaikan Tuhan. Ingat, jika kita sombong akan kemampuan-kemampuan kita, kita pasti akan jatuh!

2. Simson tidak mau menuruti nasehat ayah dan ibunya (Hakim-hakim 14:3). Nasehat yang diberikan oleh orang tua, sahabat, kakak, atau bahkan orang yang tidak kita kenal merupakan tuntunan Tuhan.

Sering kali kita berdoa meminta Tuhan memberikan tuntunan pada kita, tetapi saat kita diberi nasehat oleh orang-orang terdekat kita, kita ngotot. Merasa itu bukan dari Tuhan. Merasa nasehat yang diberikan terlalu sederhana, datang dari orang yang sederhana pula. Kecuali kalau nasehat itu datang dari hamba Tuhan yang terkenal, baru mau percaya.

Ingat, Tuhan bisa berbicara lewat berbagai cara! Tuhan itu adalah Allah yang ajaib, Allah yang berkuasa. Ia dapat menggunakan apapun untuk berbicara pada Anda. Bahkan batupun dapat Ia buat berteriak untuk menasehati Anda jika memang Ia mau

Lukas 19:40: Jawab-Nya: "Aku berkata kepadamu: Jika mereka ini diam, maka batu ini akan berteriak."

Jangan berpikir, "Ah orangtua saya sih pendidikannya rendah. Tahu apa sih mereka tentang hal ini?"
atau "Ah dia sih pekerjaannya cuma rendahan lah, ga level buat nasehatin saya."

Jangan sampai Anda jatuh dalam kesombongan seperti itu! Ingat Simson? Dalam Amsal 13:18: Kemiskinan dan cemooh menimpa orang yang mengabaikan didikan, tetapi siapa mengindahkan teguran, ia dihormati.

Ya karena mengabaikan didikan orang tuanya, karena tidak memperhatikan nasehat orang tuanya, Simson berakhir tragis. Dari seorang yang luar biasa dipakai Tuhan, menjadi buta bahkan dipermalukan. From Hero to Zero. Tragis!

3. Pada saat ditangkap, Simson dicungkil matanya sehingga menjadi buta. Sebenarnya Simson telah buta jauh sebelum matanya dicungkil. Kesombongan membuat Simson mengalami kebutaan mata dan hati (baca "Seeing Through Unveiling Eyes and Heart").

Ya, kesombongan membuat hatinya menjadi buta sehingga tidak bisa lagi melihat kebenaran. Ia sudah tahu bahwa perempuan yang bukan dari bangsanya itu merupakan perempuan yang tidak mengenal Allah, tetapi karena hatinya telah buta, ia tidak peduli.

Ya selain buta hati, Simson juga mengalami buta mata. Simson hanya bisa melihat kecantikan perempuan sundal di Gaza (Hakim-hakim 16:1) dan juga kecantikan Delila (Hakim-hakim 16:4). Bukannya melihat hal-hal yang tidak kasat mata, Simson hanya melihat yang dangkal.

MinderKecantikan dan keelokan paras, kegagahan dan kemolekan tubuh, harga, ketenaran, prestasi, kekuasaan, jabatan, semuanya itu adalah hal-hal yang ada di luar. Sifatnya sementara dan dapat dengan mudah berlalu. Jangan sampai dbutakan oleh hal-hal yang sifatnya sementara. Jangan sampai silau oleh hal-hal yang hanya sesaat.

Ada peribahasa, "Beauty is only skin deep, but character is lasting forever" (kecantikan hanya sedalam kulit, tetapi karakter itu selamanya).

Kejarlah karakter, kejarlah Takut akan Tuhan, kejarlah hal-hal yang bernilai kekekalan. Jangan sampai dibutakan oleh hal-hal yang dangkal.

4. Karena kesombongannya, Simson jatuh dalam dosa kecemaran bahkan sombong sendiri adalah dosa. Satu dosa dapat membawa pada dosa yang lainnya. Dalam Amsal 6:16-19: Enam perkara ini yang dibenci TUHAN, bahkan, tujuh perkara yang menjadi kekejian bagi hati-Nya: mata sombong, lidah dusta, tangan yang menumpahkan darah orang yang tidak bersalah, hati yang membuat rencana-rencana yang jahat, kaki yang segera lari menuju kejahatan, seorang saksi dusta yang menyembur-nyemburkan kebohongan dan yang menimbulkan pertengkaran saudara.

Sombong dan minder seperti yang sudah saya bahas dalam Trilogi 1 kemarin merupakan saudara kembar. Saat seseorang sombong sebenarnya dia merasa minder. Merasa perlu menampilkan sesuatu untuk menutupi kelemahan dalam dirinya. Dalam hal Simson, bisa jadi kesombongannya adalah untuk menutupi dosa yang sudah dilakukannya.

Ya seperti madu yang diambilnya dari mulut kerangka singa (Hakim-hakim 14:9), dosa juga bisa terlihat begitu manis dan menggiurkan namun dosa tetaplah dosa, Hal yang manis (madu) tapi berasal dari sesuatu yang telah mati (kerangka singa). Itulah dosa. Kelihatannya menjanjikan tetapi membunuh pada akhirnya.

Lalu bagaimana bila kita sudah jatuh dalam kesombongan? Jangan kuatir, selalu ada jalan untuk bertobat. 1 Yohanes 1:9: Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.

5. Ketika Simson akhirnya kembali pada Tuhan dan minta kekuatan pada Tuhan, Tuhan memberikan kembali kekuatannya dan Simson dapat membunuh lebih banyak orang daripada yang mati dibunuh sewaktu ia masih hidup (Hakim-hakim 16:30).

Maksud ayat di sini bukan berarti membunuh itu baik lho. Jangan salah menafsirkan! Maksud ayat di sini adalah saat kita mau bertobat dan bersandar pada Tuhan, bukannya bersandar pada kekuatan, kemampuan, pengalaman, ataupun pada kecantikan, kepintaran, kekuasaan, harta kita; Tuhan dapat memberikan sesuatu yang bahkan melebihi apa yang dapat kita capai tanpa Tuhan.

Tuhan mau menerima kembali kita walaupun kita pernah sombong. Ya tidak ada yang tidak mungkin dan terlambat baginya. Bila kita mau bertobat, bersama Tuhan kita sanggup melakukan hal-hal yang besar.

1 Korintus 2:9: Tetapi seperti ada tertulis: "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia."

Puji Tuhan! Luar biasa! Begitu besar yang dijanjikannya bagi kita.
Jadi masih sombong? Ingat, orang sombong akan jatuh! Tidak mau jatuh?
Ayo, buang jauh-jauh kesombongan kita!

Sumber : Archaengela
Halaman :
1

Ikuti Kami