Mencari Nada Yang Harmonis Dalam Keluarga

Marriage / 8 October 2008

Kalangan Sendiri

Mencari Nada Yang Harmonis Dalam Keluarga

Purnama Sari Dewi Gultom Official Writer
4989

Harmonis adalah perpaduan dari berbagai warna karakter yang membentuk kekuatan eksistensi sebuah benda. Perpaduan inilah yang membuat warna apa pun bisa cocok menjadi rangkaian yang indah dan serasi.

Warna hitam, misalnya, kalau berdiri sendiri akan menimbulkan kesan suram dan dingin. Jarang orang menyukai warna hitam secara berdiri sendiri. Tapi jika berpadu dengan warna putih, akan memberikan corak tersendiri yang bisa menghilangkan kesan suram dan dingin tadi. Perpaduan hitam-putih jika ditata secara apik, akan menimbulkan kesan dinamis, gairah dan hangat.

Seperti itulah selayaknya rumah tangga dikelola. Rumah tangga merupakan perpaduan antara berbagai warna karakter. Ada karakter pria, wanita, anak-anak bahkan mertua. Dan tak ada satu pun manusia di dunia ini yang bisa menjamin bahwa semua karakter itu serba sempurna. Pasti ada kelebihan dan kekurangan.

Nah, disitulah letak keharmonisan. Tidak akan terbentuk irama yang indah tanpa adanya keharmonisan antara nada rendah dan tinggi. Tinggi rendah nada ternyata mampu melahirkan berjuta-juta lagu yang indah.

Dalam rumah tangga, segala kekurangan dan kelebihan saling berpadu. Kadang pihak suami yang bernada rendah, kadang istri bernada tinggi. Di sinilah suami-isteri dituntut untuk menciptakan keharmonisan dengan mengisi kekosongan-kekosongan yang ada di antara mereka.

Jangan melihat ke belakang. Jangan pernah mengungkit-ungkit alasan saat awal menikah. "Kenapa saya waktu itu mau nerima aja, ya? Kenapa nggak saya tolak?" Buang jauh-jauh lintasan pikiran ini.

Langkah itu sama sekali tidak akan menghasilkan perubahan. Justru akan menyeret ketidakharmonisan yang bermula dari masalah sepele menjadi pelik dan kusut. Jika rasa penyesalan berlarut, tidak tertutup kemungkinan ketidakharmonisan berujung pada perceraian.

Karena itu, hadapilah kenyataan yang saat ini Anda hadapi. Inilah masalah Anda. Jangan lari dari masalah dengan melongok ke belakang. Atau, bahkan membayangkan sosok lain di luar pasangan Anda.

Berpikir objektif. Kadang, konflik bisa menyeret hal lain yang sebetulnya tidak terlibat. Ini terjadi karena konflik disikapi dengan emosional. Apalagi sudah melibatkan pihak ketiga yang mengetahui masalah internal rumah tangga tidak secara utuh.

Jadi, cobalah lokalisir masalah pada pagarnya. Lebih bagus lagi jika dalam memetakan masalah ini dilakukan dengan kerjasama dua belah pihak yang bersengketa. Tentu akan ada inti masalah yang perlu dibenahi.

Misalnya, masalah kurang penghasilan dari pihak suami. Jangan disikapi emosional sehingga menyeret masalah lain. Misalnya, suami yang tidak becus mencari duit atau suami dituduh sebagai pemalas. Kalau ini terjadi, reaksi balik pun terjadi. Suami akan berteriak bahwa si istri bawel, materialistis dan kurang pengertian.

Padahal kalau mau objektif, masalah kurang penghasilan bisa disiasati dengan kerjasama semua pihak dalam rumah tangga. Tidak tertutup kemungkinan, istri pun ikut mencari penghasilan, bahkan bisa sekaligus melatih kemandirian anak-anak.

Lihat kelebihan pasangan, jangan sebaliknya. Untuk menumbuhkan rasa optimistis, lihatlah kelebihan pasangan Anda. Jangan sebaliknya, mengungkit-ungkit kekurangan yang dimiliki. Imajinasi dari sebuah benda, bergantung pada bagaimana Anda meletakkan sudut pandangnya.

Mungkin secara materi dan fisik, pasangan Anda mempunyai banyak kekurangan. Rasanya sulit sekali mencari kelebihannya. Tapi, di sinilah uniknya berumahtangga. Bagaimana mungkin sebuah pasangan suami istri yang tidak saling cinta bisa punya anak lebih dari satu.

Berarti, ada satu atau dua kelebihan yang Anda sembunyikan dari pasangan Anda. Paling tidak, niat tulus dia dalam mendampingi Anda sudah merupakan kelebihan yang tiada tara. Nah, berangkat dari cara pandang yang seperti itu, sambil jalan, segala kekurangan pasangan Anda itu dilengkapi dengan kelebihan yang Anda miliki. Bukan malah menjatuhkan atau melemahkan semangat untuk berubah.

Selamat mencari dan menemukan nada yang harmonis dalam rumah tangga Anda...

Sumber : perempuan
Halaman :
1

Ikuti Kami