Berubah? Bukan Masalah!

Single / 7 December 2007

Kalangan Sendiri

Berubah? Bukan Masalah!

Fifi Official Writer
5804
Untuk memiliki hubungan yang kuat dan bertahan lama, Anda dan pasangan mesti mampu beradaptasi pada berbagai perubahan. Jika anda merencanakan untuk menikah, apa saja yang mungkin berubah dan bagaimana menyikapinya?

Perubahan di sana-sini
Setelah menikah, seseorang pasti mengalami berbagai perubahan dalam hidupnya. Bagi yang tidak siap, berbagai perubahan dirasa sulit, bahkan potensial menimbulkan konflik dalam rumah tangga. Perubahan-perubahan yang terjadi, antara lain:

Perubahan gaya hidup

Pada umumnya, pasangan yang baru menikah masih harus banyak menabung untuk mewujudkan beberapa kebutuhan rumah tangga. Keadaan ini tentu saja berbeda dengan keadaan keuangan saat masih sendiri. Sekecil apa pun pendapatan dirasa besar karena hanya ditujukan untuk diri sendiri. Belum lagi, kebutuhan sehari-hari biasanya masih mendapat dukungan orang tua. Berbeda keadaan setelah menikah, ketika seseorang harus mulai memikirkan kebutuhan bersama di atas kebutuhannya sendiri. Tentu saja perubahan ini berpengaruh pada gaya hidup.

Perubahan lokasi tempat tinggal

Pasangan muda adalah orang-orang yang memiliki mobilitas sangat tinggi. Kenyataannya tidak sedikit yang terpaksa membeli rumah di pinggiran kota karena alasan keuangan. Situasi ini tentu membawa berbagai perubahan dalam menjalani hari-hari. Jika ketika sendiri ia dapat gaul bersama teman-teman sepulang kantor karena jarak rumah orang-tua yang tidak begitu jauh, kini harus langsung pulang karena jarak tempuh lumayan jauh sebelum dapat beristirahat.

Perubahan teman-teman

Menikah membuat seseorang memiliki kesempatan mendapat teman-teman baru karena pindah lokasi tinggal maupun tambahan teman dari pasangan. Di saat sama, pernikahan juga membuat seseorang kehilangan beberapa dari temannya karena alasan yang sama. Belum lagi perubahan status, dari single menjadi menikah, membuat seseorang cenderung mencari teman berstatus sama untuk berbagi suka dan duka.

Perubahan cara pandang

Setelah menikah seseorang melihat dunia lebih realistis. Awalnya, seseorang menginginkan pasangan yang selalu bersemangat dan berpenampilan rapi dalam kesehariannya. Lama kelamaan ia tidak akan selalu menuntut hal yang sama. Prioritas pun semakin bergeser pada hal-hal yang biasanya disepakati bersama. Misalnya, tidak apa-apa pasangan terlihat sedikit ‘berantakan' asal ia dalam suasana hati menyenangkan.

Perubahan kepribadian

Sebelum menikah seseorang umumnya berusaha menunjukkan pribadi terbaiknya. Setelah menikah semuanya seperti luntur, maka muncullah pribadi sebenarnya. Bersiaplah menghadapi hal-hal terburuk yang ditemukan pada pasangan setelah masa bulan madu usai. Seseorang dapat semakin bersikap manis atau justru sebaliknya. Namun jangan terlalu khawatir, umumnya pribadi asli seseorang mulai teraba jauh-jauh hari sebelum menikah. Ini tentu tergantung kepekaan Anda.

Perubahan penampilan

Jika sebelum menikah pasangan selalu terlihat rapi, wangi, cantik dan enak dipandang, bersiaplah melihat pemandangan sebaliknya dari si dia. Jangan kecewa jika menemukannya dalam keadaan ‘tidak siap', karena yang pasti tidak ada dandanan yang dapat bertahan 24 jam terus menerus tanpa ada pergantian. Belum lagi di saat-saat si dia dirundung masalah atau sakit, ketika seseorang biasanya akan tampak lebih kumal dari biasanya.

Berbagai perubahan setelah hadirnya anak

Semua perubahan yang telah disebut dapat berulang atau bertambah ketika si kecil lahir. Kehadiran anak membawa perubahan sangat besar dalam suatu pernikahan. Sebaiknya kehadiran anak didasari pertimbangan yang sangat matang antara pasangan suami dan istri. Namun tidak perlu menunggu terlalu lama, karena perubahan yang mengakibatkan pertambahan tanggung jawab ketika si kecil lahir segera terbayar dengan kebahagiaan yang Anda dan pasangan rasakan.

Adaptasi dan antisipasi Judith Wallerstein dalam bukunya "The Good Marriage: How and Why Lasts", mengemukakan, kunci pernikahan bahagia adalah fleksibilitas. Pasangan yang memiliki kemampuan untuk beradaptasi pada berbagai perubahan, dan memiliki kemampuan untuk mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin timbul, biasanya memiliki hubungan yang kuat dan dapat bertahan lama.

Menerima berbagai perubahan yang tidak bisa diramalkan sebelumnya memang tidak mudah. Untuk itu diperlukan sikap menerima keadaan, belajar menyesuaikan diri dan meningkatkan toleransi terhadap berbagai hal baru yang ditemui dalam perjalanan pernikahan. Sikap saling mengerti dan memahami kesulitan masing-masing dalam beradaptasi menumbuhkan rasa kebersamaan saat mencari solusi yang tepat dalam menyelaraskan hubungan.

Terbukalah kepada pasangan. Ungkapkan hal-hal yang mengganjal selama proses penyesuaian diri dengan berbagai perubahan yang muncul. Dan, komunikasikan berbagai keinginan dan harapan Anda dengan jelas. Anda juga perlu sabar mendengarkan pesan yang tersirat dalam ungkapan-ungkapan yang disampaikan pasangan. Komunikasi yang baik mendukung proses penyesuaian diri, serta menimbulkan rasa kebersamaan yang kuat untuk menghadapi segala masalah yang mungkin menghadang.

Perbedaan dalam Perkawinan
Tidak hanya perubahan, berbagai perbedaan mewarnai hubungan perkawinan, antara lain:

Perbedaan tindakan
Perbedaan tindakan antara Anda dengan pasangan wajar saja. Bukankah pasangan berasal dari latar belakang dan kebiasaan berbeda? Tinggal bagaimana perbedaan tersebut disikapi sehingga tak harus memunculkan konflik.

Perbedaan opini
Bersiap-siaplah berbeda opini mengenai berbagai hal; seperti cara membesarkan anak hingga mengelola keuangan bersama. Jika disikapi dengan baik, perbedaan ini justru memperkaya wawasan Anda.

Perbedaan harapan
Sebelum menikah, masing-masing punya harapan yang berbeda mengenai pernikahan. Orang yang romantis bisa saja mengharapkan perhatian dan kejutan terus menerus dari pasangannya. Sebaliknya, orang yang sangat mandiri tidak mengharapkan terlalu banyak campur tangan pasangannya. Tentu saja dengan berjalannya waktu dan keterbukaan yang tercipta, perbedaan harapan ini dapat disesuaikan.

Siapkan mental anda dan pasangan untuk beradaptasi terhadap perubahan-perubahan ini, sehingga perubahan tidak lagi menjadi ancaman yang menakutkan, tapi menjadi kesempatan untuk menjadi lebih fleksibel.

Sumber : ayahbunda
Halaman :
1

Ikuti Kami