Pati Ginting Tolak Pendeta Terjun Dalam Bisnis

Internasional / 14 August 2007

Kalangan Sendiri

Pati Ginting Tolak Pendeta Terjun Dalam Bisnis

Rosphyta Official Writer
11947
Apa pendapat Anda tentang pendeta yang biasa melayani jemaat sekarang juga melakukan bisnis? Kong Hee misalnya, yang kini berbisnis?

Sebenarnya seorang hamba Tuhan tidak perlu berbisnis bila jemaatnya sudah mampu untuk mencukupi kebutuhannya dan kebutuhan pelayanannya. Dan kebutuhan hamba Tuhan itu sederhana. Paulus berkata kepada Timotius hamba Tuhan itu: "Asal ada makanan dan pakaian cukuplah" (1Timotius 6:8). Kerinduan seorang hamba Tuhan itu berbeda dengan jemaat biasa. Seharusnya kerinduan seorang hamba Tuhan hanyalah bagaimana memenangkan jiwa sebanyak-banyaknya bagi Kristus dan membawa mereka masuk kepada rencana Tuhan. Jadi tergantung kepada motivasi atau tujuan hidup hamba Tuhan itu. Kiranya kita ingat apa yang Paulus katakan dalam 1Timotius 6, 10 : "Akar segala kejahatan adalah cinta akan uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka."

Bagi saya, sesudah karunia yang Tuhan beri harus saya pertanggung-jawabkan, maka hal utama yang akan saya peranggung-jawabkan di hadapan Tuhan adalah: waktu. Apa yang saya lakukan dan bagaimana saya menggunakan waktu yang Tuhan beri. Waktu begitu berharga bagi kita. Kalaupun saya melakukan bisnis dengan benar, tetapi waktu-waktu yang ada saya gunakan untuk berbisnis, bukan untuk memenangkan jiwa-jiwa, saya kira Tuhan tidak akan berkenan kepada saya.

Apakah benar pemikiran bahwa dunia bisnis bisa lebih dekat dengan dosa ketimbang dunia pelayanan? Apa pandangan anda?

Dekat kepada dosa itu sangat relatif. Jadi hamba Tuhan pun sangat dekat dengan dosa. Pada waktu melakukan konseling dengan lawan jenis misalnya, kalau tidak awas dan berjaga-jaga bisa saja jatuh dalam dosa perzinahan. Jadi tergantung kepada manusianya. Berbisnis juga bisa hidup benar dan kudus. Saya mempunyai banyak teman-teman pengusaha yang sungguh-sungguh hidup dalam kekudusan bahkan menjalankan bisnisnya dengan jujur.

Dimana contoh/ tokoh/ ayat di dalam Alkitab yang medukung pendeta berbisnis?

Saya tidak menemukan adanya ayat Alkitab yang mendukung hamba Tuhan berbisnis. Paulus pernah berkerja sebagai pembuat atau tukang kemah (Kisah 18:3). Tetapi diyakini bahwa hal itu merupakan masa lalu Paulus, karena ia bertemu dengan "teman lama" yaitu Akwila dan Priskila. Beberapa waktu lamanya, yaitu ketika baru memulai pelayanannya, Paulus masih melakukan pekerjaannya sebagai pembuat tenda. Tetapi diyakini bahwa pekerjaan itu dihentikannya setelah ia mendapat bantuan dari berbagai jemaat yang digembalakannya. Bahkan ia menerima pemberian yang berlimpah-limpah dari jemaat, masakan ia masih juga berbisnis? (Filipi 4:18-19)

Bagaimana dengan Rasul Paulus yang di dalam tugas kerasulannya tetap melakukan pekerjaan sebagai tukang tenda untuk makanannya?

Seperti yang saya kemukakan di atas, saya yakin Paulus tidak terus melakukan usaha atau pekerjaannya sebagai tukang tenda. Itu dilakukannya hanya ketika baru memulai pelayanannya, karena pada waktu itu belum ada jemaat yang mendukung atau mampu memenuhi kebutuhan hidup dan pelayanannya. Ketika memulai pelayanan saya, saya juga masih bekerja sebagai Pegawai Departemen Keuangan RI. Saya memulai pelayanan saya sebagai Gembala Sidang Gereja Kemenangan Iman Indonesia (GKII) se-Jabodetabek pada tahun 1992. Tetapi saya meninggalkan/berhenti dari pekerjaan saya itu pada tahun 1995. Isteri saya juga demikian. Ia seorang dokter. Ketika memulai pelayanan saya sebagai Gembala, ia masih bekerja dan berpraktek sebagai dokter. Tetapi setelah jemaat yang kami gembalakan "mampu" membiayai hidup dan pelayanan kami, pada tahun 1997 ia berhenti sama sekali dari pekerjaannya dan membantu saya sepenuh waktu sebagai gembala sidang.

Kesimpulan:

Jadi ada banyak pandangan yang berbeda dari jemaat maupun hamba Tuhan sendiri tentang bisnis yang dilakukan oleh seorang hamba Tuhan. Mungkin ini membuat bingung, jawaban.com mengembalikannya pada apa yang diajarkan Alkitab, yaitu agar kita mengukur segala sesuatu dengan sikap hati yang benar. Sikap hati inilah yang menjaga langkah kita dari sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran Firman Tuhan.

Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. (Kolose 3:23)

Halaman :
1

Ikuti Kami