 Mendengar kata "kanker", pasti yang langsung terbersit di pikiran kita adalah kematian. Tidak berbeda dengan yang dialami oleh Meitty Rumondor.
Pada bulan Desember 2003, Meitty merasakan perutnya semakin membesar. Ternyata dia menderita kanker ovarium dengan stadium 3C.
Meitty: Perasaan saya dan keluarga waktu itu sudah begitu hancur. Saya sangat takut sekali... Pasti itu vonisnya mati.
Saat operasi pertama dilakukan, Meitty diberitahu bahwa kankernya tidak dapat diangkat karena sudah memenuhi perutnya, dan sudah menjalar ke usus-ususnya.  Dokter mengatakan bahwa dia hanya bisa mengambil 4 liter cairan yang ada, dengan kata lain sudah tidak ada harapan.
Meitty: Saya hanya berdoa terus... Saya terus berharap kalau penyakit ini bisa disembuhkan.
Suatu pagi saat Meitty buang air kecil, dia terkejut karena melihat pemandangan yang sangat mengerikan.
Meitty: Saya lihat ada cairan yang keluar seperti rambut, ada sebagian yang berwarna bening, ada yang berwarna kekuningan, sebagian besar seperti darah...
 Setelah Meitty kembali dari toilet, perutnya sudah mengecil. Semua keluarganya bergantian memegang perutnya dan menceritakan kejadian itu kepada dokter. Namun dokter mengatakan bahwa itu tidak bisa keluar begitu saja, karena kalau ini mau diambil harus melalui proses operasi.
Meitty: Waktu diadakan pemeriksaan, dokter bilang "Oke, tidak apa-apa, tapi ibu tetap dikemoterapi, untuk mematikan sel-sel kanker yang masih ada. Kalau dikemo ini, belum sampai 2 minggu rambut ibu akan habis, botak.". Dan waktu saya dioperasi dokter sudah katakan bahwa dia sudah tidak melihat lagi kanker seperti yang dia lihat 4 bulan lalu. Dari situ kita berdoa sama-sama, dokter sendiri yang memimpin doa, dia katakan, "Terima kasih Tuhan, Kau sudah angkat semua penyakitnya. Karena kami tau, ibu Meitty ini hanya berharap kepadaMu."
|
